Polaroid

Mengkritisi Ajaran-ajaran Katolik Yang Menyimpang.

Salam,
Gereja Katolik Roma vs Protestan :
1. Axioma kebenaran ultimat
( mutlak ).
Oleh karena ada posting yang telah
membahas tentang Katolik dan
Protestan yang jauh dari realita
kebenaran, maka untuk
menjernihkan permasalahan
perlulah kita sama2 belajar dengan
kerendahan hati apa itu Katolik dan
apa itu Protestan.
Dengan mengungkapkan ajaran2
Katolik secara terbuka di forum ini,
sebenarnya akan menjadi
bumerang bagi para pengikut
Katolik itu sendiri. Perdebatan yang
umumnya berakhir menjadi debat
kusir sudah berlaku sepanjang abad
karena masing2 mempertahankan
ajaran dan doktrin yang mereka
anggap yang paling benar. Oleh
sebab itu dalam forum ini bukanlah
debat kusir yang tdk akan mungkin
memperkaya pengetahuan
seseorang, tetapi marilah kita
belajar mendiskusikan nya dengan
hati yang diserahkan kepada Tuhan.
Biarlah Tuhan yang memimpin
pikiran kita sehingga menjadi peka
mana ajaran yang dari manusia dan
mana ajaran yang berasal dari Allah.
Agama merupakan usaha manusia
untuk mengenal Allah Sang
Pencipta. Agama adalah hasil
pergumulan manusia yang di
refleksikan kepada satu oknum
yang mereka nyatakan sebagai
allahnya, yang dijadikan otoritas
bagi mereka. Agama-agama di
dunia semua mencari kebenaran,
mencari kehidupan dan mencari
jalan yang lurus, semua merupakan
usaha dari manusia itu sendiri
untuk mencari Allah Sang Pencipta
yang penuh misteri dan tidak
terjangkau oleh pemikiran manusia.
Tetapi dalam kekristenan, Allah
Sang Pencipta yang penuh misteri
yang datang kepada manusia,
sehingga manusia dapat mengenal
Nya, mengerti apa kehendakNya,
dan bekerja di dalam rencana Nya
untuk hidup di dalam Dia, dan
menemukan kebenaran di dalam
Dia.
Pikiran manusia yang dicipta oleh
Allah tidak sama dengan kebenaran
Allah itu sendiri. Ada banyak orang
yang meninggikan pikirannya
sendiri dan menganggapnya
sebagai satu-satunya kebenaran,
padahal pemikiran manusia itu
terbatas, sehingga tidak mungkin
sama dengan kebenaran Allah yang
sempurna.
Mereka mengaku menyembah
kepada allahnya, padahal mereka
meng allahkan pikirannya sendiri,
karena ia berusaha menyesuaikan
kebenaran Allah dengan konsepnya
sendiri.
Kebenaran yang diklaim oleh
manusia bersifat relative.
Kebenaran yang tergantung kondisi
dan situasi bukanlah kebenaran
yang sesungguhnya. Realita
kebenaran didunia bergantung
kepada politik, mayoritas,
kekuasaan dan dipandang dari
sudut kepentingan masing2. Maka
Plato mengatakan bahwa manusia
adalah penghakim kebenaran itu
sendiri.
Sehingga orang-orang yang
mengaku beragama saling
mengklaim bahwa agama, doktrin
dan ajarannyalah yang paling benar,
yang lain salah.
Benarkah demikian ?????
Axioma kebenaran ultimat
( mutlak ):
Suatu kebenaran adalah ultimat
( mutlak ) harus mencakup :
1. Universal. berlaku diseluruh
jagat raya, alam semesta termasuk
seluruh mahluk hidup. Tidak
tergantung ruang dan tempat.
2. Kekal. Berlaku selamanya dari
dulu hingga sekarang dan di masa
yang akan datang. Tidak tergantung
waktu dan tidak kasuistis.
3. Integral. Tidak ada perkecualian,
dan tidak mengandung
perkecualian. Merupakan hal yang
tidak ditentukan oleh situasi dan
kondisi.
4. Moral. Kebenaran tidak dapat
mempunyai sifat moral yang
rendah.
Disingkat : Axioma KEBENARAN
ULTIMAT = UKIM.
Bila suatu ajaran dan dokrin suatu
gereja yang dalam sejarah telah
terbukti salah, dan gereja tersebut
mengakui kesalahannya apalagi
secara terbuka, dapatkah seluruh
doktrin dan ajarannya merupakan
suatu kebenaran?
Salah satu dari sekian banyak
contoh dan peristiwa :
Gereja Katolik Roma melalui Paus
Paulus V ( 1605 – 1621 ) dan Paus
Urban VII ( 1623 – 1644 )
mengucilkan Galileo karena teroi
Galileo yang mengatakan bahwa
bukan matahari yang mengelilingi
bumi tetapi bumilah yang
mengelilingi matahari. Galileo
dipenjara dan disiksa karena
teorinya dan dianggap bertentangan
dengan Firman Tuhan, padahal teori
Galileo ini terbukti benar. Ajaran
GKR yang realitanya bertentangan
dengan perkembangan ilmu
pengetahuan pada waktu itu
menyebab wibawa gereja jatuh di
masyarakat intelektual. Sehingga
Karlmax mengatakan bahwa agama
adalah sampah masyarakat.
Sesudah berabad-abad GKR melalui
Paus Johanes Paulus II mengakui
kekeliruan GKR pada sekitar tahun
1980 yang disiarkan pula melalui
TVRI. Bagi yang mempunyai waktu
luang silahkan konfirmasi kepada
pimpinan GKR kapan GKR mengakui
secara resmi kekeliruannya tentang
Galileo tsb yang disiarkan
keseluruh dunia baik melalui CNN
bahkan TVRI.
Dengan salah satu bukti dari sekian
banyak kesalahan2 GKR masih
layakkah seluruh ajaran dan doktrin
GKR disebut yang paling benar,
melihat axioma kebenaran ultimat
= UKIM. Bukankah hal itu
melanggar doktrinnya sendiri yang
mengatakan Paus tidak bisa salah
dalam kata-kata ( infallible ).
Memang ada orang2 tertentu yang
tidak dapat melihat hal-hal tertentu
di mana hanya orang2 tertentu pula
yang dapat melihatnya.
Banyak ajaran yang tampaknya
rohani, seolah-olah Alktabiah yang
menyerukan persatuan dengan
mengkompromikan kebenaran.
Banyak orang kristen yang memilih
untuk bersikap netral, dan mereka
ini biasanya berkata: "Saya tidak
ikut / memihak siapa-siapa. Saya
ikut Tuhan". Kalau saudara adalah
orang yang seperti ini, coba
tanyakan: dimana kita pernah
melihat dalam Kitab Suci bahwa
Tuhan menghendaki sikap netral
dalam situasi seperti ini? Tuhan
selalu menghendaki anak-anakNya
menentang ajaran-ajaran sesat
dengan nabi-nabi palsunya!
Renungkan ayat-ayat di bawah ini:
1Raj 18:21 : "Lalu Elia mendekati
seluruh rakyat itu dan berkata:
"Berapa lama lagi kamu berlaku
timpang dan bercabang hati? Kalau
TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan
kalau Baal, ikutilah dia."
Yos 24:14 : "Oleh sebab itu,
takutlah akan TUHAN dan
beribadahlah kepada-Nya dengan
tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah
allah yang kepadanya nenek
moyangmu telah beribadah di
seberang sungai Efrat dan di Mesir,
dan beribadahlah kepada TUHAN.
Tetapi jika kamu anggap tidak baik
untuk beribadah kepada TUHAN,
pilihlah pada hari ini kepada siapa
kamu akan beribadah; allah yang
kepadanya nenek moyangmu
beribadah di seberang sungai Efrat,
atau allah orang Amori yang
negerinya kamu diami ini. Tetapi
aku dan seisi rumahku, kami akan
beribadah kepada TUHAN!"
Mat 12:30 : "Siapa tidak bersama
Aku, ia melawan Aku dan siapa
tidak mengumpulkan bersama Aku,
ia mencerai-beraikan."
Kalau saudara mengambil sikap
seperti ini hanya karena 'ingin
selamat', maka renungkan kata-kata
Tuhan Yesus dalam Mat 16:25 yang
berbunyi: "Karena barangsiapa mau
menyelamatkan nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku, ia akan
memperolehnya".
Banyak juga orang kristen yang
beranggapan bahwa kita harus
menghadapi mereka dengan ramah,
lemah lembut dsb, dan mereka
mengecam orang kristen/ hamba
Tuhan yang menyerang para nabi
palsu itu dengan keras. Kalau sdr
termasuk orang yang mempunyai
pandangan demikian, pikirkan dan
renungkanlah hal-hal di bawah ini:
a. Dimana dalam Kitab Suci ada
nabi atau rasul, atau hamba Tuhan
yang sejati yang pernah bersikap
ramah / lemah lembut terhadap
nabi palsu? Sebagai contoh bacalah
bacalah sikap Elia terhadap nabi-
nabi Baal dan Asyera dalam 1Raja-
raja 18:20-40, atau sikap nabi
Mikha dalam 1Raja-raja 22:13-28,
atau lihatlah bagaimana sikap
Yohanes Pembaptis, Paulus pada
ayat-ayat ini :
Mat 3:7-10 dimana Yohanes
Pembaptis berkata kepada banyak
orang Farisi dan orang Saduki : "Hai
kamu keturunan ular beludak.
Siapakah yang mengatakan kepada
kamu, bahwa kamu dapat melarikan
diri dari murka yang akan datang?
Jadi hasilkanlah buah yang sesuai
dengan pertobatan. Dan janganlah
mengira, bahwa kamu dapat
berkata dalam hatimu: Abraham
adalah bapa kami! Karena aku
berkata kepadamu: Allah dapat
menjadikan anak-anak bagi
Abraham dari batu-batu ini! Kapak
sudah tersedia pada akar pohon
dan setiap pohon yang tidak
menghasilkan buah yang baik, pasti
ditebang dan dibuang ke dalam
api."
Perkataan Paulus dalam Gal 1:6-9 :
"Aku heran, bahwa kamu begitu
lekas berbalik dari pada Dia, yang
oleh kasih karunia Kristus telah
memanggil kamu, dan mengikuti
suatu injil lain, yang sebenarnya
bukan Injil. Hanya ada orang yang
mengacaukan kamu dan yang
bermaksud untuk memutarbalikkan
Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami
atau seorang malaikat dari sorga
yang memberitakan kepada kamu
suatu injil yang berbeda dengan
Injil yang telah kami beritakan
kepadamu, terkutuklah dia. Seperti
yang telah kami katakan dahulu,
sekarang kukatakan sekali lagi:
jikalau ada orang yang
memberitakan kepadamu suatu
injil, yang berbeda dengan apa yang
telah kamu terima, terkutuklah dia.
Tuhan Yesus sendiri juga bersikap
sangat keras terhadap nabi-nabi
palsu, baca Mat 23:1-36 dimana Dia
secara berulang-ulang berkata
"Celakalah kamu, hai orang-orang
munafik/pemimpin-pemimpin
buta". Dia bahkan menggambarkan
mereka seperti "kuburan yang
dilabur putih, yang sebelah luarnya
memang bersih tampaknya, tetapi
sebelah dalamnya penuh tulang-
belulang dan pelbagai kotoran" (ay
27).
Jadi, jika Kristus yang adalah
teladan kita bersikap tegas dan
keras kepada nabi-nabi palsu itu,
apakah kita mau bersikap ramah
kepada mereka?
b. Perhatikanlah ayat-ayat Kitab
Suci yang menunjukkan bagaimana
sikap yang seharusnya menghadapi
orang yang sesat, apalagi seorang
pengajar sesat / nabi palsu:
Titus 3:10 - "Seorang bidat yang
sudah satu dua kali kaunasihati,
hendaklah engkau jauhi".
2Yoh 10-11 - "Jikalau seorang
datang kepadamu dan ia tidak
membawa ajaran ini, janganlah
kamu menerima dia di dalam
rumahmu dan janganlah memberi
salam kepadanya. Sebab
barangsiapa memberi salam
kepadanya, ia mendapat bagian
dalam perbuatannya yang jahat".
Salam Deco
API PENCUCIAN
Oleh: Setiawan
Ungkapan "api
pencucian" (purgatory) tidak
ditemukan di dalam Alkitab. Api
pencucian adalah sebuah doktrin
yang diajarkan oleh gereja Roma
Katolik. Api pencucian berarti untuk
disucikan, gereja Roma Katolik
mengajarkan api pencucian adalah
tempat dimana orang-orang yang
sudah mati masih bisa
membersihkan dosa-dosa mereka.
Tetapi Alkitab menentukan bahwa
manusia hanya mati satu kali dan
sesudah itu dihakimi, di Ibrani 9:27
kita baca demikian:
"Dan sama seperti manusia
ditetapkan untuk mati hanya satu
kali saja, dan sesudah itu dihakimi"
Kita hanya bisa dibersihkan ketika
kita masih hidup, ketika manusia
sudah mati, nasibnya di dalam
kekekalan sudah ditentukan, tidak
ada lagi sesuatu apapun yang dapat
dilakukan untuk merubah nasibnya
di dalam kekekalan. Kalau kita
adalah seorang anak Tuhan ketika
kita mati, jiwa kita akan
meninggalkan tubuh kita dan pergi
untuk hidup dan memerintah
bersama dengan Kristus di surga (1
Tesalonika 4:13-15).
Disisi lain, ketika seseorang yang
belum diselamatkan meninggal
dunia jiwanya kita akan pergi ke
"tempat sunyi", dimana ia tidak
akan mempunyai kesadaran apapun
(Mazmur 115:17, Mazmur 94:17,
Wahyu 20:5) dan kemudian
menunggu disana sampai hari
terakhir untuk dibangkitkan dan
diadili. Konsep api pencucian
adalah bukan ide yang berasal dari
Alkitab.
Ketika Alkitab berbicara tentang
membersihkan atau menyucikan,
itu sedang berbicara tentang
pembersihan/pembasuhan dosa-
dosa kita. Menurut sifat alaminya
seluruh manusia adalah manusia
yang berdosa, kita digambarkan
sebagai mayat-mayat rohani, secara
rohani kita adalah mati, yaitu kita
mati di dalam dosa-dosa dan
pelanggaran-pelanggaran kita. Kita
harus dibersihkan, dan satu-
satunya jalan supaya kita bisa
dibersihkan dari dosa-dosa kita
adalah apabila Kristus sang
Juruselamat telah membasuh dosa-
dosa kita. Ia datang untuk
menyelamatkan orang-orang yang
berdosa. Kita membaca tentang
pernyataan yang penuh kuasa di
Yehezkiel 36:25-29:
"Aku akan mencurahkan [sprinkle/
memercikkan] kepadamu air jernih,
yang akan mentahirkan kamu; dari
segala kenajisanmu dan dari semua
berhala-berhalamu Aku akan
mentahirkan kamu. Kamu akan
Kuberikan hati yang baru, dan roh
yang baru di dalam batinmu dan
Aku akan menjauhkan dari
tubuhmu hati yang keras dan
Kuberikan kepadamu hati yang taat.
Roh-Ku akan Kuberikan diam di
dalam batinmu dan Aku akan
membuat kamu hidup menurut
segala ketetapan-Ku dan tetap
berpegang pada peraturan-
peraturan-Ku dan melakukannya.
Dan kamu akan diam di dalam
negeri yang telah Kuberikan kepada
nenek moyangmu dan kamu akan
menjadi umat-Ku dan Aku akan
menjadi Allahmu. Aku akan
melepaskan kamu dari segala dosa
kenajisanmu dan Aku akan
menumbuhkan gandum serta
memperbanyaknya, dan Aku tidak
lagi mendatangkan kelaparan
atasmu."
Ungkapan "air jernih" menunjuk
kepada Injil. Dan Kristus
menerapkan Injil kepada orang-
orang yang Ia datang untuk Ia
selamatkan. Kristus membasuh
dosa-dosa mereka melalui Injil
yang sejati.
Api Pencucian (purgatory) juga
berarti untuk dibersihkan. Tetapi
doktrin Api Pencucian bukan
berasal dari Alkitab, itu berasal dari
hasil pikiran manusia. Tidak ada
tempat yang bernama Api
Pencucian. Ada gereja-gereja yang
mengajarkan kalau anda tidak
dibersihkan dari semua dosa-dosa
anda sewaktu hidup di bumi, maka
anda bisa masuk ke dalam tempat
yang dinamakan Api Pencucian, dan
orang-orang bisa berdoa untuk anda
dengan memberikan uang kepada
gereja, supaya sewaktu anda berada
di dalam Api Pencucian, anda bisa
dibersihkan dari semua dosa-dosa
anda.
Tetapi Alkitab berkata di Ibrani
9:27:
"Dan sama seperti manusia
ditetapkan untuk mati hanya satu
kali saja, dan sesudah itu dihakimi"
Itu berarti kalau kita mati sebelum
diselamatkan, dijamin bahwa kita
akan berdiri di tahta penghakiman
pada hari terakhir. Dan dijamin kita
akan ditemukan bersalah atas dosa-
dosa kita dan kemudian dibuang ke
dalam neraka untuk selama-
lamanya. Itulah mengapa begitu
penting dan mendesaknya supaya
kita mengenali fakta betapa
gawatnya kita membutuhkan
keselamatan. Kita harus berdoa dan
memohon kepada Allah untuk
keselamatan-Nya di dalam Kristus
Tuhan untuk menebus dosa-dosa
kita.
Masalahnya bukan kritik kepada
orang Katolik atau golongan
manapun. Masalahnya adalah Api
Pencucian adalah bukan doktrin
yang berasal dari Alkitab, terlepas
dari aliran apa saja yang percaya
kepada doktrin tersebut.
Seharusnya kita selalu melihat
kepada Alkitab untuk belajar
dengan rendah dari apa yang
Alkitab katakan tentang suatu
permasalahan dengan cara
membandingkan ayat yang satu
dengan ayat yang lain. Kita sama
sekali tidak boleh memenggal atau
memelintir ayat-ayat tertentu dan
kemudian berkata bahwa kita sudah
sampai kepada Kebenaran.

Back to posts