80s toys - Atari. I still have

Sebutan Untuk Tuhan.

Dalam bahasa asli kitab-kitab
Perjanjian Lama kata "El" yang
di-translasi sebagai "Allah" (bentuk
tunggal) memang dapat menunjuk
kepada berhala, tetapi kata ini tidak
menunjuk kepada "nama" generik
dari suatu macam berhala.
Kata ini hanya berarti "sesuatu yang
kuat" (Almighty), suatu ilah atau
sesuatu yang ilahi. Secara
sederhana itu hanya berarti
"Tuhan", entah
itu Tuhan Yehovah atau Tuhan yang
lain, tetapi ini bukan sebuah nama.
Dan dalam perkembangannya kata
"El" itu menjadi "Ila, Ilah, Elah",
dan
khususnya dalam kalangan suku-
suku yang berbahasa Arab kata
tersebut
dalam dialek mereka menjadi kata
"Allah" (al-ilah atau "the God").
Di dalam Alkitab Tuhan juga
menyebut diri-Nya sendiri sebagai
"El",
yaitu El-Shadday. Dalam kitab
Keluaran 6:3 kita membaca
demikian:
"Aku telah menampakkan diri
kepada Abraham, Ishak dan Yakub
sebagai
Allah Yang Mahakuasa [yaitu El-
Shadday], tetapi dengan nama-Ku
TUHAN
[Yehovah] Aku belum menyatakan
diri."
Dan Hagar hamba Abraham
menyebut Tuhan yang memberikan
sumur air
zam-zam kepadanya sebagai El-Roi,
yaitu "Allah yang hidup dan
melihat". Dalam kitab Kejadian
16:13 kita membaca demikian:
"Kemudian Hagar menamakan
TUHAN yang telah berfirman
kepadanya itu
dengan sebutan: "Engkaulah El-Roi."
Sebab katanya: "Bukankah di sini
kulihat Dia yang telah melihat aku?
(Beerlahairoi: that is, The well
of him that liveth and seeth me)"
Contoh lainnya, nama Eli dalam
Perjanjian Lama berarti "Yang Maha
Tinggi", dan "Yah" pada akhir dari
nama Elia (yaitu Elijah) adalah
singkatan dari nama Yehovah. Jadi
nama "Elia" berarti "Yehovah Yang
Maha Tinggi".
Sedangkan kata "Elohem" berarti
Allah-Allah (bentuk jamak) yang
sudah
pasti menunjuk kepada Yehovah,
yaitu Allah Tri-tunggal yang
memberikan
kepada kita Alkitab.
Dan dalam Alkitab yang berbahasa
Arab dari dahulu sampai sekarang
mereka sudah menggunakan kata
"Allah", jadi orang-orang Arab yang
beragama Kristen menggunakan
sebutan "Allah" ketika mereka
berdoa
kepada El atau Elohem.
Dari dahulu sampai sekarang orang-
orang Kristen yang berada di Mesir,
Lebanon, Iraq, Nigeria, Somalia,
Indonesia, Malaysia, Brunei,
Singapore dan negara-negara
lainnya yang dipengaruhi oleh
budaya Arab
menggunakan kata "Allah" untuk
menunjuk kepada Allah Bapa Sang
Pencipta.
Adalah benar bahwa agama Kristen
baru belakangan masuk ke
Indonesia
yaitu pada abad ke-16, tetapi
karena kata "Allah" sudah menjadi
kosa
kata bahasa Indonesia dan telah
digunakan oleh orang-orang Arab
yang
beragama Kristen, maka adalah
tepat kalau Lembaga Alkitab
Indonesia
menggunakan kata tersebut untuk
menunjuk kepada "El" dan
"Elohem" dari
bahasa Ibrani Perjanjian Lama, dan
"Theos" dari bahasa Yunani
Perjanjian Baru.
Perlu kita sadari bahwa ketiga
agama Samawi yaitu Yahudi, Kristen
dan
Islam menyembah Tuhan (El) yang
sama karena sumbernya adalah
sama
yaitu kitab Taurat Musa (lima kitab
yang pertama dari Alkitab) -- akan
tetapi ketiga agama ini sangat
berbeda baik dalam doktrin
maupun
praktek yang dipercayai tentang
Tuhan itu.
Oleh karena itu kita harus sangat-
sangat bersabar terhadap orang-
orang
yang menggunakan nama Allah
untuk melakukan kekerasan, pada
kenyataannya Tuhan sendiri yang
membuat agama mereka menjadi
besar
untuk suatu tujuan ilahi tertentu.
Ingatlah bahwa doktrin agama
Kristen adalah doktrin yang paling
rumit,
dan Tuhan dengan sengaja berbuat
demikian -- supaya orang-orang
yang
percaya mempelajari Alkitab
dengan sungguh-sungguh --. Di satu
pihak
Alkitab bersikeras bahwa hanya ada
satu Allah Yang Maha Esa, tetapi Ia
menunjukkan diri-Nya dalam tiga
pribadi yang berbeda yaitu Allah
Bapa
(Yohanes 6:27), Allah Putra (Ibrani
1:8) dan Allah Roh Kudus (Lukas
11:13, 1 Yohanes 5:7). Kita tidak
segan-segan untuk mengakui
bahwa
kita tidak mengerti seluruhnya
mengenai hal ini, tetapi dengan
iman
kita mengetahui bahwa Alkitab
adalah sumber Kebenaran yang
tertinggi.
Kemudian dalam Perjanjian Baru di
kitab Markus 15:34 kita membaca
demikian:
"Dan pada jam tiga berserulah
Yesus dengan suara nyaring: "Eloi,
Eloi,
lama sabakhtani?", yang berarti:
Allahku, Allahku [yaitu Theos],
mengapa Engkau meninggalkan
Aku?"
Ketika Yesus tergantung di atas
kayu Salib Ia berteriak dalam
bahasa
Aram, "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?"
Dan Alkitab menjelaskan bahwa itu
berarti "Allahku, Allahku, mengapa
Engkau meninggalkan Aku?"
Peristiwa
ini sudah dinubuatkan ratusan
tahun sebelumnya oleh raja Daud
yang
juga merupakan gambaran dari
Kristus. Dalam salah satu Mazmur
Mesianic, yaitu mazmur-mazmur
yang bernubuat tentang Kristus,
kitab
Mazmur 22:2 menyatakan
demikian:
"Allahku, Allahku [yaitu El],
mengapa Engkau meninggalkan
aku? Aku
berseru, tetapi Engkau tetap jauh
dan tidak menolong aku."
Kita sudah mengetahui bahwa pada
peristiwa ini secara rohani Kristus
sedang menanggung murka Allah
Bapa bagi dosa orang-orang yang Ia
datang untuk Ia selamatkan. Dan
Alkitab menjelaskan bahwa salah
satu
definisi dari Neraka adalah untuk
sama sekali ditinggal oleh Tuhan
(yang adalah Terang) sehingga
berada di dalam kegelapan rohani
yang
sangat-sangat pekat (Neraka).
Kitab 2 Tesalonika 1:8-9
menyatakan demikian:
"dan mengadakan pembalasan
terhadap mereka yang tidak mau
mengenal
Allah [Theos] dan tidak mentaati
Injil Yesus, Tuhan [Kurios] kita.
Mereka ini akan menjalani
hukuman kebinasaan selama-
lamanya [yaitu
kematian kedua], dijauhkan dari
hadirat Tuhan dan dari kemuliaan
kekuatan-Nya."
Sekarang Kristus telah mengalami
Neraka, Allah Bapa tidak segan-
segan
untuk menghukum Anak-Nya
sendiri yang Ia kasihi. Jadi Tuhan
bukan saja
memberikan peraturan-peraturan di
dalam Alkitab tetapi Tuhan sendiri
juga tunduk pada peraturan-
peraturan tersebut.
Dengan demikian kita dapat yakin
bahwa pada Hari Penghakiman Yang
Terakhir hukuman Neraka tidak
dapat ditolak oleh orang-orang yang
tidak diselamatkan, dan hukuman
yang lebih berat lagi menunggu
orang-orang yang dengan sengaja
memalsukan atau membengkokan
Firman
Tuhan untuk kepentingannya
sendiri atau kepentingan
golongannya
sehingga menyesatkan orang
banyak.

Back to posts