Lamborghini Huracán LP 610-4 t

Perintah Ilahi: Setubuhi Menantu Wanita.

Berhubungan kelamin dengan
menantu wanita merupakan hal
yang suci dan hubungan yang
mulia, seperti yang tertulis dalam
Qur’an dan hal ini pun dilakukan
oleh ‘insan-e-kamil, nabi kita, sang
manusia sempurna.
Nabi kita Muhammad memiliki
menantu wanita cantik bernama
Zainab, yang merupakan istri anak
angkatnya yang bernama Zaid Bin
Mohammed. Di suatu pagi,
Muhammad berjalan masuk ke
rumah menantunya untuk mencari
Zaid dan kebetulan melihat Zainab
yang baru bangun tidur dan
telanjang. Muhammad senang
sekali akan pemandangan ini.
Singkat cerita, beberapa hari
kemudian Muhammad
berhubungan seks dengan Zainab.
Masyarakat Medinah
Mempertanyakan Perbuatan
Nabinya
Dalam budaya Arab, menantu
wanita itu bagaikan anak
perempuan sendiri, tidak peduli
apakah dia itu istri dari anak angkat
atau anak kandung. Kabar sang Nabi
menyetubuhi istri anaknya sendiri
membuat masyarakat Medinah
ngamuk. Mereka mempertanyakan
hal ini padanya.
Orang2 Medina:
“Wahai, sang Nabi Allah, bagaimana
kau dapat melakukan hal yang
begitu memuakkan dan menjijikan
ngeseks dengan menantumu
sendiri. Haremmu membludak
dengan istri2mu yang cantik dan
bahenol. Lebih dari itu, kau selalu
mengambil 20% jumlah tawanan2
wanita kafir sebagai jatah
rampasanmu. Rasul Allah, tindakan
insetst-mu menghina tradisi Arab
yang terhormat.”
Sang Nabi:
Bagiku, satu2nya perbuatan
terhormat hanyalah mengikuti
perintah Allah. Dan Allah sendiri
yang memerintahkanku untuk
ngeseks dengan Zainab. Ini lho
ayatnya:
Q 33:37
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata
kepada orang yang Allah telah
melimpahkan nikmat kepadanya
dan kamu (juga) telah memberi
nikmat kepadanya: "Tahanlah terus
istrimu dan bertakwalah kepada
Allah", sedang kamu
menyembunyikan di dalam hatimu
apa yang Allah akan
menyatakannya, dan kamu takut
kepada manusia, sedang Allah-lah
yang lebih berhak untuk kamu
takuti. Maka tatkala Zaid telah
mengakhiri keperluan terhadap
istrinya, Kami kawinkan kamu
dengan dia supaya tidak ada
keberatan bagi orang mukmin
untuk (mengawini) istri-istri anak-
anak angkat mereka, apabila anak-
anak angkat itu telah
menyelesaikan keperluannya
daripada istrinya. Dan adalah
ketetapan Allah itu pasti terjadi.
Orang2 Medina:
Sungguh aneh bahwasanya Allah
begitu bersemangat menikahkan
kami dengan anak2 angkat kami.
Sudahlah, jika itu memang yang
diinginkan Allah, maka biarkan saja.
Tapi mengapa kau tidak
menyelenggarakan upacara kawin
dengan Zainab sebelum
menidurinya? Bukankah itu
merupakan zinah?
Sang Nabi:
Tentu saja tidak, dong, karena aku
diijinkan ngeseks dengan saudara2
sepupuku tanpa perkawinan dan
Zainab sendiri adalah anak
perempuan tanteku. Ini lho
ayatnya:
Q 33:50
Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah
menghalalkan bagimu istri-istrimu
yang telah kamu berikan mas
kawinnya dan hamba sahaya yang
kamu miliki yang termasuk apa
yang kamu peroleh dalam
peperangan yang dikaruniakan Allah
untukmu, dan (demikian pula) anak-
anak perempuan dari saudara laki-
laki bapakmu, anak-anak
perempuan dari saudara
perempuan bapakmu, anak-anak
perempuan dari saudara laki-laki
ibumu dan anak-anak perempuan
dari saudara perempuan ibumu
yang turut hijrah bersama kamu ….
Orang2 Medinah:
Nabi, apakah kau yakin Q 33:50 itu
tidak diwahyukan oleh Setan
padamu seperti yang dilakukannya
dengan ayat2 setan di Mekah?
Sang Nabi:
Wah, aku tidak dapat ditipu setan
lagi sekarang. Aku yakin banget
Jibril yang mendatangkan ayat itu
padaku.
Orang2 Medinah:
Rasul Allah, ada hal lain yang ingin
kami bicarakan denganmu. Kami
diberitahu bahwa kau ngeseks
dengan istri2 kami saat kau
memerintahkan kami berjihad di
tempat2 yang jauh. Apakah benar
begitu?
Sang Nabi:
Iya, benar begitu. Para Muslimah
menawarkan diri padaku dengan
harapan selamat dan dapat tempat
spesial dari Allah di akhirat dan
Allah sendiri mengijinkan diriku
untuk memenuhi keinginan mereka
dengan lanjutan dari Q Q 33:50
…. dan perempuan mukmin yang
menyerahkan dirinya kepada Nabi
kalau Nabi mau mengawininya, ….
Akan tetapi, seperti yang kau
ketahui, aku ini sibuk banget dan
tidak bisa memuaskan semua
permintaan. Lagipula istri2ku yang
lain pada marah dan cemburu jika
aku bersama wanita2 lain; mereka
juga benci melihat antrean
Muslimah di luar kamarku setiap
hari.
Orang2 Medinah:
Sebenarnya istri2mu sendirilah
yang memberitahu kami tentang
hal ini. Mereka bilang kau jadi
begitu capek sehingga begitu kau
datang ke kamar2 mereka, kau
langsung tidur setelah sholat.
Beberapa istri2 mudamu sangat iri
dan marah sehingga kami dapat
saja dengan mudah meniduri
mereka sama seperti yang katanya
dilakukan Safwan bin Muattal
terhadap istri mudamu Aisha yang
cemburu di perjalanan pulan dari
Mustaliq setelah kau mengawini
istri muda barumu si Juwariyah. Kau
sendiri percaya Aisha ngeseks
dengan pria lain dan mengirimnya
kembali ke rumah babehnya.
Sang Nabi:
Wah, Allah juga udah tahu kok
tentang hal itu. Itulah sebabnya Dia
memerintahkan istri2ku untuk
tinggal di rumah saja dan
dikerudungi. Kalian semua tidak
boleh mengunjungi istri2ku tanpa
ijin dariku dan hanya boleh bicara
dengan mereka di balik gorden, jika
memang musti bicara (sebelum itu
di Medinah, kaum pria boleh bicara
dengan wanita bebas tanpa jilbab).
Ini lho ayatnya:
Q 33:53
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memasuki rumah-
rumah Nabi kecuali bila kamu
diizinkan untuk makan dengan tidak
menunggu-nunggu waktu masak
(makanannya), tetapi jika kamu
diundang maka masuklah dan bila
kamu selesai makan, keluarlah
kamu tanpa asyik memperpanjang
percakapan. Sesungguhnya yang
demikian itu akan mengganggu
Nabi lalu Nabi malu kepadamu
(untuk menyuruh kamu ke luar),
dan Allah tidak malu (menerangkan)
yang benar. Apabila kamu meminta
sesuatu (keperluan) kepada mereka
(istri-istri Nabi), maka mintalah dari
belakang tabir. Cara yang demikian
itu lebih suci bagi hatimu dan hati
mereka…..
Tidak hanya itu saja, Allah pun
menegur istri2ku dengan keras:
Q 33:30
Hai istri-istri Nabi, siapa-siapa di
antaramu yang mengerjakan
perbuatan keji yang nyata, niscaya
akan dilipat gandakan siksaan
kepada mereka dua kali lipat. Dan
adalah yang demikian itu mudah
bagi Allah.
Orang2 Medinah:
Boleh dong kami nikahi istri2mu
setelah kau wafat. Kasihan lho
mereka itu masih begitu muda,
cantik, dan kurang puas seks,
sedangkan kau begitu tua dan
sudah bau tanah.
Sang Nabi:
Enak aja lo. Tidak ada yang boleh
menyentuh istri2ku setelah aku
mati!
Orang2 Medinah:
Kok gitu? Kau sendiri menikahi
janda2 muda jihadis yang mati
terbunuh di perampokan yang kau
perintahkan. Kenapa sekarang kau
larang kami menikahi janda2mu?
Sang Nabi:
Karena Allah berkata begitu. Ini
lanjutan ayatnya:
Q 33:50
… Dan tidak boleh kamu mengawini
istri-istrinya selama-lamanya
sesudah ia wafat. Sesungguhnya
perbuatan itu adalah amat besar
(dosanya) di sisi Allah.
Orang2 Medinah:
Ya udah kalau begitu. Tapi
bagaimana dengan ngeseks
semalam saja tanpa nikah dengan
saudara2 sepupu kami atau
Muslimah2 lain yang menawarkan
diri pada kami?
Sang Nabi:
Kagak ada ya ngeseks semalam
doang tanpa nikah. Kau hanya boleh
ngeseks dengan mereka jika
setelah kau menikahi mereka.
Orang2 Medina:
Kok begitu? Kau sendiri boleh
melakukannya, kenapa kami tidak?
Sang Nabi:
Ngeseks semalam tanpa ikatan
kawin hanya khusus untukku saja,
dan bukan untuk siapapun. Ini
lanjutan Q 33:50
... sebagai pengkhususan bagimu,
bukan untuk semua orang mukmin.
Sesungguhnya Kami telah
mengetahui apa yang Kami
wajibkan kepada mereka tentang
istri-istri mereka dan hamba sahaya
yang mereka miliki supaya tidak
menjadi kesempitan bagimu. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Orang2 Medinah:
Tapi wahai Rasul Allah, bukankah Q
33:21 mengatakan kau adalah
contoh manusia sempurna bagi
kami dan Q 3:31 mengatakan
bahwa kami harus mencontoh
perbuatanmu jika kami ingin
disayang Allah? Kalau begitu ayat2
itu ngibul belaka, karena selagi kau
bersenang-senang insets dan zinah,
maka Allah dengan cepat
menghalalkannya, sedangkan ketika
kami ingin mencontoh
perbuatanmu, Allah menyebut hal
itu zinah dan menghukum dengan
rajam. Mengapa kok begitu?
Sang Nabi:
Allah berkata bahwa kau tidak boleh
membuat nabimu jengkel dan kau
sekarang membuatku sangat
jengkel. Ini lanjutin Q 33:53
Dan tidak boleh kamu menyakiti
(hati) Rasulullah
Orang2 Medinah:
Masakan kami tidak boleh
mengajukan pertanyaan2?
Sang Nabi:
Tidak!! Jika kalian berani tanya2
segala, maka kalian akan dipenggal.
Orang2 Medinah:
Ah, mana ada ayat2 Qur’an yang
mengatakan begitu?
Sang Nabi:
Tentu saja ada. Nih Q 5:101-102:
[101] Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu
menanyakan (kepada Nabimu) hal-
hal yang jika diterangkan
kepadamu, niscaya menyusahkan
kamu dan jika kamu menanyakan di
waktu Al Qur'an itu sedang
diturunkan, niscaya akan
diterangkan kepadamu. Allah
memaafkan (kamu) tentang hal-hal
itu. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyantun.
[102] Sesungguhnya telah ada
segolongan manusia sebelum
kamu menanyakan hal-hal yang
serupa itu (kepada Nabi mereka),
kemudian mereka tidak percaya
kepadanya.
Jika Muslim tidak percaya lagi,
maka Allah menyuruh Muslim2 lain
untuk memenggal kepalanya
Pesan kisah Qur’an di atas adalah:
Otakmu itu bagaikan keledaimu,
dan Islam bagaikan sebuah mesjid.
Kau boleh menunggangi keledaimu
ke mana saja kau mau, tapi jika kau
masuk mesjid, tinggalkan
keledaimu di luar pintu mesjid.

Back to posts