Old school Swatch Watches

Kebingungan Muslim Yang Hanya Percaya Quran Saja.

Oleh: Abul Kasem
Pak Raihan adalah penulis lepas di
VM dan MM (Mukto-Mona) . Akhir2
ini dia secara teratur mengirim
pesan2 bertema relijius dalam
website2 ini. Banyak tulisannya
bermakna dalam dan layak untuk
diperhatikan. Meskipun begitu,
sikapnya terhdp Islam sangat
membingungkan pembacanya.
Apakah ia sebenarnya Muslim
Qur'an Saja (MQS), Muslim baru,
pengritik Ali Sina atau Penghujat
Alkitab ? Aku baca dengan penuh
ketertarikan pesannya kepada SKM
yang ditulis dalam bahasa Inggris.
Meskipun tulisan Pak Raihan jelas
ditujukan kepada SKM, aku
memutuskan untuk menanggapinya
sesuai dengan 4 masalah yang dia
tanyakan kepada SKM.
MM dan VM merupakan Forum
umum bagi diskusi dan masalah2
kontroversial, dan setiap anggota
punya kebebasan untuk
mengungkapkan pendapatnya
tentang segala hal yang
bersangkutan.
Inilah yang ditulis Pak Raihan
kepada SKM:
Pak SKM,
Terima kasih atas pendapatmu
tentang artikelku. Akan tetapi kau
sama sekali tidak mengerti
pandanganku. Mungkin karena kau
buru2 menjawab! Iya, memang kau
tampaknya begitu. Di akhir
artikelku, aku telah jelas menulis
"Aku akan berterima kasih jika ada
yang menunjukkan kesalahan2ku".
Meskipun begitu kau tetap saja
menuduhku sebagai "pembohong".
Kau tidak membedakan antara
"kesalahan" dan "kebohongan". Aku
benci itu. Bukankah kau tidak
menawarkan duit padaku untuk
berbohong?
Sudahlah, aku akan mencoba
menulis tanggapanku atas
jawabanmu setelah dapat jawaban
dari pertanyaan2 ini darimu.
Tolong cantumkan ayat2 yang
persis untuk hal2 ini:
1. Hukuman mati di dunia bagi
murtadin
2. Rajam hingga mati bagi pezinah
3. Sembahyang LIMA waktu dan
aturan dan hukumnya seperti yang
ditaati Muslim
4. Puasa dari larut malam sampai
sore tanpa makan
Aku dapat menulis lebih banyak
lagi, tapi cukup ini dulu dariku.
Sebelum mencantumkan ayat,
mohon baca dulu. Aku sangat siap
untuk menerima kebenaran, juga
tentang artikelku.
Terima kasih,
Raihan.
Inilah jawabanku (Abul Kasem):
Butir 1: Hukuman mati bagi
murtadin
Aku telah menulis jawaban yang
tepat kepada tantangan Pak Raihan
dan bisa dibaca di MM ini:
http://groups. yahoo.com/ group/
mukto- mona/message/ 30524
Pak Raihan menulis:
Q 4:89: " ... jika mereka berpaling,
tawan dan bunuhlah mereka .. ."
Aku tidak menganggap ayat ini
membicarakan tentang hukuman
"murtad" secara umum. Ayat ini
bicara tentang permusuhan atau
yang lain. Akan tetapi ayat ini
memang bisa dipikirkan secara
serius.
Abul Kasem:
Ayat ini dengan jelas mengatakan
untuk membunuh yang
meninggalkan Islam, yakni para
murtadin. Inilah isi ayatnya:
Tangkap dan bunuhlah mereka
(Muslim yang menjadi kafir) di
mana pun kamu menemuinya
(kematian bagi para murtadin
seperti Baydawi; Ref. "Leaving
Islam", hal. 17, seperti yang ditulis
penerjemah Qur'an tentang
membunuh mereka yang menolak
Islam setelah menerimanya) … Q
4:89
Agar jelas, aku mengutip 3 ayat,
satu sebelum ayat 89 dan satu lagi
setelah ayat 89.
Q 4:88
Maka mengapa kamu (terpecah)
menjadi dua golongan dalam
(menghadapi) orang-orang munafik,
padahal Allah telah membalikkan
mereka kepada kekafiran,
disebabkan usaha mereka sendiri ?
Apakah kamu bermaksud memberi
petunjuk kepada orang-orang yang
telah disesatkan Allah? Barangsiapa
yang disesatkan Allah, sekali-kali
kamu tidak mendapatkan jalan
(untuk memberi petunjuk)
kepadanya.
Q 4:89
Mereka ingin supaya kamu menjadi
kafir sebagaimana mereka telah
menjadi kafir, lalu kamu menjadi
sama (dengan mereka). Maka
janganlah kamu jadikan di antara
mereka penolong-penolong( mu),
hingga mereka berhijrah pada jalan
Allah. Maka jika mereka berpaling,
tawan dan bunuhlah mereka di
mana saja kamu menemuinya, dan
janganlah kamu ambil seorangpun
di antara mereka menjadi
pelindung, dan jangan (pula)
menjadi penolong ,
Q 4:90
kecuali orang-orang yang meminta
perlindungan kepada sesuatu
kaum, yang antara kamu dan kaum
itu telah ada perjanjian (damai) atau
orang-orang yang datang kepada
kamu sedang hati mereka merasa
keberatan untuk memerangi kamu
dan memerangi kaumnya. Kalau
Allah menghendaki, tentu Dia
memberi kekuasaan kepada
mereka terhadap kamu, lalu
pastilah mereka memerangimu.
tetapi jika mereka membiarkan
kamu, dan tidak memerangi kamu
serta mengemukakan perdamaian
kepadamu maka Allah tidak
memberi jalan bagimu (untuk
menawan dan membunuh) mereka.
Di ayat Q 4:88, Muhammad
meminta para jihadisnya yang setia
untuk tidak menghabiskan waktu
mereka dengan Muslim munafik,
karena sudah jadi kehendak Allah
kalau mereka berubah murtad.
Di ayat 4:89, Muhammad meminta
pengikut2nya untuk tanpa ampun
membunuh murtadin jika mereka
tertangkap.
Di ayat 4:90 Muhammad membuat
beberapa perkecualian; jika
murtadin bergabung kembali
dengan kelompok Muslim atau jika
orang yang murtad bergabung
dengan suatu kelompok yang punya
perjanjian damai
denganMuhammad.
Ayat2 ini berlaku bagi Muslim pada
masa perang atau tidak,
Muhammad tidak mengatakan
batasan waktu atau keadaan. Jadi
ayat ini berlaku bagi semua Muslim
untuk selamanya.
Para ilmuwan Islam di atas telah
membenarkan apa yang kutulis.
Dalam semua hukum Islam,
hukuman bagi murtad dari Islam
adalah mati. Hal ini dibenarkan
oleh Qur'an dan lalu didukung pula
oleh Hadis yang dikutip Avijit
dalam postingnya. Masih ada
beberapa Ahadis lain yang dengan
jelas menunjukkan bahwa hukuman
bagi yang murtad adalah mati di
masa Muhammad dan masa
setelah itu. Kita tahu bahwa Muslim
Qur'an Saja (MQS) menolak isi
Hadis ttg hal murtad. Ya tidak apa2.
Silakan saja mereka menyangkal isi
Qur'an.
Ini ada beberapa ayat2 lagi dari
Qur'an yang memerintahkan
pembunuhan bagi yang murtad.
Jika mereka merusak sumpah (janji)
nya sesudah mereka berjanji (yakni
jika mereka murtad atau tidak
menerima Islam) dan mereka
mencerca agamamu, maka
perangilah pemimpin-pemimpin
orang-orang kafir itu (yakni
kematian bagi murtadin seperti
Maudoodi; ref. "Leaving Islam",
p18)...Q 9:12
Perjanjian dengan Allah akan
diminta pertanggungan jawabnya;
yang murtad tidak dapat
menyelamatkan diri dari kematian
atau akan dibunuh (ayat ini
memerintahkan bunuh murtadin) ...
Q 33:15-16
Tuhan mengutuk orang2 munafik,
yang berpenyakit dalam hatinya;
mereka tidak menjadi tetanggamu
(di Madinah), Di mana saja mereka
dijumpai, mereka ditangkap dan
dibunuh dengan sehebat-hebatnya
(ayat ini memerintahkan bunuh
munafik dan murtadin) … Q
33:60-61
Pada awalnya, ketika Muhammad
mulai karir kenabiannya, dan dia
tidak memiliki kekuatan militer
yang perkasan, dia menyerahkan
hukuman orang2 yang
meninggalkannya kepada Allah.
Setelah dia hijrah ke Medina dan
mendapatkan gang terorisnya, dia
menetapkan hukuman mati bagi
siapapun yang berani
meninggalkannya.
Perlu diingat bahwa sura 4,9, dan
33 merupakan sura Medinah.
Surah2 lain yang menyerahkan
hukuman murtad kepada Allah
adalah surah2 Mekah.
Aku ingin pak Raihan membuktikan
bahwa para ilmuwan Islam (yang
kusebut berhubungan dengan ayat
4:89) itu salah. Buktinya harus
dilakukan berdasarkan sumber2
Islam yang autentik dan telah
diterima di dunia Islam, dan
bukannya Gandhi, Michael Hart,
Bertrand Russel, John
Esposito.... ..dll.
Butir Dua: Rajam sampai Mati bagi
Pezinah
Tentu saja tidak ada ayat tersendiri
dalam Qur'an yang jelas
menerangkan perajaman bagi
pezinah. Hukuman rajam yang
seringkali dilakukan di negara2
Islam ini termasuk hukum Hudud
(mutlak) yang tidak dapat diganti
hukum apapun di dunia.
Pertanyaannya adalah: mengapa
semua ilmuwan Islam (kecuali MQS
atau yang menganggap Rashad
Khalifa sebagai Nabi mereka)
sepaham tentang hukuman rajam
bagi pezinah? Jawabannya adalah:
dalam beberapa ahadis dikisahkan
dengan jelas bagaimana
Muhammad secara pribadi
melakukan hukuman rajam di
beberapa kejadian perzinahan.
Buktinya juga tertulis di Sirah Rasul.
Nyatanya, ada sebuah hadis di Ibn
Majah (hadis nomer 1944) di mana
Aisyah menyatakan bahwa seekor
kambing masuk ke dalam rumah
Muhammad ketika dia mati dan
kambing itu memakan kertas (atau
daun) yang bertuliskan ayat rajam.
Banyak ayat2 Qur'an yang
menyatakan hukuman rajam pada
berbagai kejadian atau kegiatan. Ini
contohnya:
Kota Luth (Sodom) dihancurkan
dengan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi-tubi (Tuhan
menghancurkan kota Sodom
dengan hujan batu)... Q 11:82
Para kafir mengancam Syu'aib
dengan rajam tapi saudara2 lakinya
dan keluarganya; mereka
menuduhnya sebagai orang lemah
dan menolaknya sama sekali …. Q
11:91
Ayah Ibraham mengancam Ibrahim
dengan rajam karena menolak
menyembah berhala, dan
memintanya untuk meninggalkan
rumah orangtuanya …. Q 19:46
Kaum kafir mengancam tiga utusan
dengan rajam … Q 36:18
Memang tampaknya hukuman
rajam di atas terjadi di peristiwa2
bersejarah saat itu saja. Tapi
tunggu. Bukankah Qur'an
menegaskan bahwa yang dilakukan
pada di jaman para nabi masih
berlaku sampai sekarang?
Kenyataannya, Allah dalam Qur'an
berkata bahwa Dia mengirim
Muhammad untuk menegakkan
tradisi2 dan kebiasaan2 lama –
yakni tradisi Nuh, Ibraham, Musa,
Yesus, dll. Qur'an bahkan
mengumumkan bahwa mereka
mengkhotbahkan apa yang
Muhammad perjuangkan yakni
memperkenalkan Islam dan Sharia.
Para Nabi itu merupakan para
Muslim awal sebelum Muhammad.
Di jaman nabi2 monotheistik itu,
salah satu metoda penghukuman
adalah dengan rajam dan Qur'an
juga menegaskan ketetapan ini.
Tampaknya pelanggaran perzinahan
juga termasuk dalam hukuman
rajam Allah.
Perhatikan bahwa Allah (di ayat
11:82) memilih cara penghancuran
dengan rajam. Dia suka merajam
kafir dan pelanggar hukum
(termasuk pezinah) sampai mati!
Jadi, apa lagi yang bisa dikatakan?
Jika Allah suka merajam, tentunya
Muhammad pun demikian.
Butir 3: Sembahyang Lima Waktu
Argumen Raihan dapat disanggah
sebagai berikut:
Tunjukkan mana ayat Qur'an yang
melarang Muslim untuk
sembahyang 5 kali sehari dengan
tata cara ibadah yang mereka
lakukan.
Pembaca yang cermat dapat
menunjukkan bahwa jenis
perdebatan seperti ini tidak ada
gunanya. Perdebatan tentang
Qur'an yang meminta orang untuk
membuktikan apa yang bahkan
tidak ditulis dalam Qur'an tidak
akan menghasilkan apa2 kecuali
berputar-putar saja. Karena itu
lebih baik tidak usah
diperdebatkan. Pembaca Qur'an
yang seksama akan menyatakan
bahwa Qur'an menetapkan jumlah
sembahyang harian yang berbeda-
beda. Karenanya, sembahyang bisa
dilakukan dua kali (atau bahkan satu
kali) sehari sampai lima kali (atau
bahkan lebih) sehari.
Aku akan mengutip beberapa ayat
yang diterima kebanyakan ilmuwan
Muslim sebagai kewajiban
sembahyang lima waktu:
Sholat lima kali diperintahkan bagi
Muslim; melafalkan Qur'an di waktu
subuh 17:78
Dirikanlah AsSalât (Iqamât-as-Salâ
t) dari siang hari sampai gelap
malam (yakni sholat Zuhr, Asr,<br /> Maghrib, danIshaa) dan lafalkan
Qur'an di waktu subuh (yakni sholat
subuh). Q 17:78
Bahkan tertulis bahwa sholat subuh
disaksikan para malaikat yang
melindungi manusia siang dan
malam.
Bersabarlah dengan para kafir dan
lakukan sholat pada Tuhan sebelum
matahari terbit, sebelum matahari
terbenam dan di waktu malam dan
siang hari (sholat empat atau lima
kali?) ... Q 20:130
Q 20:130
Maka sabarlah kamu (wahai
Muhammad)atas apa yang mereka
katakan, dan bertasbihlah dengan
memuji Tuhanmu, sebelum terbit
matahari dan sebelum
terbenamnya dan bertasbih pulalah
pada waktu-waktu di malam hari
dan pada waktu-waktu di siang hari,
supaya kamu merasa senang,
Bertasbihlah kepada Allah di petang
(sholat Maghrib dan 'Ishâ') hari dan
waktu subuh, dan di sore dan siang
hari (empat atau lima kali sholat?)
30:17-18
Q 30:17 … Maka bertasbihlah
kepada Allah di waktu kamu berada
di petang hari dan waktu kamu
berada di waktu subuh (sholat Fajr),
Q 30:18… dan bagi-Nyalah segala
puji di langit dan di bumi dan di
waktu kamu berada pada petang
hari (sholat 'Asr) dan di waktu kamu
berada di waktu Zuhur (sholat
Zuhur).
(Ibn Abbas berkata: "Inilah<br /> ketetapan sholat lima waktu yang<br /> ditetapkan Qur'an")<br /> Detail tentang cara Wuduh dapat<br /> dilihat di ayat 5:6<br /> Q 5:6<br /> Hai orang-orang yang beriman,<br /> apabila kamu hendak mengerjakan<br /> shalat, maka basuhlah mukamu dan<br /> tanganmu sampai dengan siku, dan<br /> sapulah kepalamu dan (basuh)<br /> kakimu sampai dengan kedua mata<br /> kaki, dan jika kamu junub maka<br /> mandilah, dan jika kamu sakit atau<br /> dalam perjalanan atau kembali dari<br /> tempat buang air (kakus) atau<br /> menyentuh perempuan, lalu kamu<br /> tidak memperoleh air, maka<br /> bertayammumlah dengan tanah<br /> yang baik (bersih); sapulah mukamu<br /> dan tanganmu dengan tanah itu.<br /> Allah tidak hendak menyulitkan<br /> kamu, tetapi Dia hendak<br /> membersihkan kamu dan<br /> menyempurnakan ni'mat-Nya<br /> bagimu, supaya kamu bersyukur.<br /> Butir Empat: Puasa dari larut<br /> malam sampai sore tanpa makan<br /> Masalah ini juga dapat dijawab<br /> dengan pernyataan bahwa ayat<br /> mana pun dalam Qur'an tidak<br /> melarang Muslim puasa dengan<br /> cara yang mereka biasa lakukan<br /> sekarang, karena tiada aturan puasa<br /> yang terperinci yang ditentukan<br /> dalam Qur'an. Dalam hal aturan<br /> makan saat puasa, Muhammad<br /> ternyata meniru cara puasa yang<br /> dilakukan orang Sabian (agama dari<br /> Irak Utara). Bukti2 sejarah<br /> menunjukkan bahwa mereka biasa<br /> puasa 30 hari, tidak makan dari<br /> subuh sampai sore. Pembaca yang<br /> tertarik akan hal ini bisa lihat<br /> tulisanku yang berjudul "Who<br /> Authored the Qur'an" di website2<br /> FFI, VM atau MM.<br /> Inilah ayat dari Qur'an yang<br /> mengatakan tidak boleh makan<br /> selama puasa (dari subuh sampai<br /> petang hari):<br /> Q 2:187<br /> Dihalalkan bagi kamu pada malam<br /> hari bulan puasa bercampur dengan<br /> isteri-isteri kamu; mereka adalah<br /> pakaian bagimu, dan kamupun<br /> adalah pakaian bagi mereka. Allah<br /> mengetahui bahwasanya kamu<br /> tidak dapat menahan nafsumu,<br /> karena itu Allah mengampuni kamu<br /> dan memberi ma'af kepadamu.<br /> Maka sekarang campurilah mereka<br /> dan ikutilah apa yang telah<br /> ditetapkan Allah untukmu, dan<br /> makan minumlah hingga terang<br /> bagimu benang putih dari benang<br /> hitam, yaitu fajar. Kemudian<br /> sempurnakanlah puasa itu sampai<br /> (datang) malam, (tetapi) janganlah<br /> kamu campuri mereka itu, sedang<br /> kamu beri'tikaf dalam mesjid.<br /> Itulah larangan Allah, maka<br /> janganlah kamu mendekatinya.<br /> Demikianlah Allah menerangkan<br /> ayat-ayat-Nya kepada manusia,<br /> supaya mereka bertakwa.<br /> Jadi pada dasarnya adalah:<br /> meskipun Qur'an tidak<br /> menunjukkan detail tata cara<br /> ibadah yang dilakukan banyak<br /> Muslim di seluruh dunia, ini tidak<br /> berarti bahwa yang mereka lakukan<br /> bertentangan dengan isi Qur'an.<br /> Inilah sebabnya mengapa seluruh<br /> masyarakat Islam tergantung pada<br /> Hadis, Sunnah dan sumber2 Islam<br /> lainnya.<br /> Jika ada yang menganggap bahwa isi<br /> Hadis memuakkan, kejam, dan<br /> jahat sedangkan Qur'an adalah<br /> tanpa salah, maka mereka mungkin<br /> akan kaget ketika tahu bahwa<br /> Qur'an ternyata lebih jahat daripada<br /> Hadis dan Sunnah. Qur'an tidak<br /> akan membuat Islam tampak lebih<br /> baik. Tampaknya sekarang orang<br /> mulai tahu tentang isi Hadis yang<br /> memalukan. Isi Qur'an pun<br /> sebenarnya sama tak bergunanya<br /> seperti isi Hadis dan memang<br /> sebaiknya dibuang saja. Hal ini<br /> telah dilakukan terhadap Hadis, dan<br /> hal yang sama akan terjadi pada<br /> Qur'an.<br /> Memang ternyata banyak Muslim<br /> yang merasa "tidak tenteram"<br /> setelah membaca koleksi Hadis<br /> Bukhari, Muslim dan Abu Daud. Jika<br /> Muhammad digambarkan sebagai<br /> orang yang penuh kasih sayang,<br /> sabar, pemaaf, cinta damai,<br /> tentunya tiada keresahan apapun di<br /> kalangan Muslim tersebut. Tapi<br /> kenyataannya tulisan2 Hadis<br /> sungguh lain. Muhammad<br /> digambarkan mirip dengan<br /> pembantai massal bengis seperti<br /> Jenghis Kahn, Hitler, Mussolini, Pol<br /> Pot, Stalin. Bedanya adalah<br /> Muhammad pakai pesan Awloh dan<br /> agama Islam segala, sedangkan<br /> diktator2 bengis lainnya tidak.<br /> Para Muslim yang menolak Hadis<br /> berargumentasi bahwa sebenarnya<br /> Bukhari cs salah menggambarkan<br /> sifat dan perangai Muhammad.<br /> Ngawur belaka. Hanya Qur'an yang<br /> benar2 Hadis yang sah, begitu kata<br /> mereka. Ayat yang dipakai untuk<br /> menunjang keputusan mereka<br /> adalah<br /> Q 45:6<br /> Itulah ayat-ayat Allah yang Kami<br /> membacakannya kepadamu dengan<br /> sebenarnya; maka dengan HADIST<br /> manakah lagi mereka akan beriman<br /> sesudah (kalam) Allah dan<br /> keterangan-keterang an-Nya.<br /> Q 39:23<br /> Allah telah menurunkan AHSANAL<br /> HADIITSI (yaitu) Al Qur'an yang<br /> serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi<br /> berulang-ulang, gemetar karenanya<br /> kulit orang-orang yang takut kepada<br /> Tuhannya, kemudian menjadi<br /> tenang kulit dan hati mereka di<br /> waktu mengingat Allah. Itulah<br /> petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia<br /> menunjuki siapa yang dikehendaki-<br /> Nya.<br /> AHSANAL HADIITSI = Hadis terbaik<br /> Tapi masalahnya adalah untuk<br /> menetapkan ke-5 pilar Islam,<br /> Muslim harus membaca keterangan<br /> dalam Hadis. 4 dari 5 pilar2 Islam<br /> tidak akan ada tanpa Hadis, dan<br /> Qur'an jadi tidak mungkin bisa<br /> dimengerti.<br /> Bukhari:V1B2N7<br /> "Rasul Allah berkata:Islam
berdasarkan atas lima (prinsip):
1. Untuk mengaku tiada yang layak
disembah selain Allah dan
Muhammad adalah Rasul Allah."
Qur'an memerintahkan Muslim
untuk mentaati sang Rasul. Jika kau
tidak tahu apa yang dia perintahkan,
maka tidaklah mungkin
mentaatinya. Qur'an katanya berisi
semua perintah Allah, dan bukan
perintah Muhammad, jadi kau
harus menuruti apa yang dikatakan
Qur'an. Qur'an juga mengatakan
orang2 Muslim harus menuruti
contoh2 sang Rasul, tapi contoh2
itu hanya terdapat di Sunnah.
Karena itu, pilar Islam yang
pertama jadi tak berarti sama sekali
dan tidak mungkin dapat
dilaksanakan tanpa Ishaq and Tabar.
"2. Untuk melakukan ibadah (wajib
berkumpul untuk melakukan)
sembahyang secara taat dan
sempurna."
Lagi2, ini tidak jelas. Wajib
berkumpul untuk melakukan
sembahyang ini tidak dijelaskan
dalam Qur'an. Bahkan tidak ada
keterangan kecil sekalipun.
Sebenarnya, Qur'an berkata harus
ada tiga orang bersembahyang, tapi
tidak dijelaskan bagaimana
sembahyangnya, dan Hadis malah
minta lima orang. Keterangan
satu2nya tatacara sembahyang
ditemukan di Sunnah – dan ini
bahkan tidak pernah dijelaskan oleh
sang Nabi sendiri. Orang2 Muslim
tidak bisa melakukan ibadah
sembahyang hanya dari yang
ditetapkan di Qur'an. Karena itu,
pilar kedua pun runtuh.
Bukhari:V1B2N7
"3. Membayar Zakat."
Bagaimana bisa bayar Zakat jika
kata2 tentang Zakat dihilangkan dari
Qur'an? Yang pertama
menuliskannya di atas kertas
adalah Ishaq. Seabad kemudian,
Tabari mengutip Hadis Ishaq.
Satu2nya alasan orang Muslim
dapat bayar Zakat adalah karena
Ishaq menjelaskan hal itu pada
mereka.
"4. Melakukan ibadah haji."
Ini juga tidak mungkin dilakukan.
Satu2nya keterangan tentang
ibadah haji hanya ada di Sunnah.
Kegiatan naik haji tidak dapat
dilakukan tanpa keterangan dari
Hadis. Orang Muslim tidak akan
tahu tanpa itu.
Bukankah seharusnya Awloh sendiri
yang akan menjelaskan pilar
terakhir dalam wahyunya di Qur'an
yang "sempurna, terperinci dan
terakhir bagi umat manusia?"
Ternyata tidak tuh, jelas Awloh
linglung.
Bukhari:V1B2N7
"5. Untuk menjalankan ibadah
puasa di bulan Ramadhan."
Meskipun Qur'an menjelaskan
tentang puasa, tanpa Hadis, Muslim
tidak akan tahu mengapa Ramadhan
itu sangat istimewa. Keterangan
tentang arti Ramadhan terdapat
dalam tradisi mereka – pertama-
tama ditulis oleh Ishaq dan lalu
disalin oleh Bukhari, Muslim, dan
Tabari.
Yang lucu adalah satu2nya pilar
yang dijabarkan di Qur'an
sebenarnya dipinjam dari upacara
Pagan (penyembah berhala) Qusayy
yang diciptakan sebelum masa
Islam Muhammad. Keluarga
Qussay mengambil sebagian
barang2 dagangan yang terjual di
acara "dewa2 berdamai" di
pekanraya2 Ramadhan.
Hadis juga merupakan sumber
sunnah nabi yang juga penting
untuk dilaksanakan Muslim. Tanpa
Hadis, Muslim tidak akan
mengetahui perkataan dan
perbuatan Muhammad dalam
lingkungan masyarakat di Jazirah
Arabia.
Dengan adanya keraguan akan
kesahihan Hadis2 Bukhari, Abu
Daud, Muslim dll, maka sebagian
Muslim bertindak setengah percaya
setengah tidak tanpa pegangan
yang pasti. Bahkan meskipun sudah
dibilang sahih sekalipun, tetap saja
ditolak sebab isinya tidak sesuai
dengan hati nurani. Sebagian lagi
yang menolak Hadis mentah2,
mulai menetapkan aturan ibadah
Islam sendiri. Misalnya
sembahyang bukan 5x sehari tapi
cukup 2x saja seperti yang
dicantumkan dalam Qur'an. Aturan
sembahyang pun juga dikarang
sendiri saja dan tidak usah
menuruti aturan sembahyang di
Hadis. Bahkan ada yang menulis
artikel tentang sembahyang
telanjang segala.

Back to posts