Orang Islam Saleh Karena Hati Nuraninya, Bukan Karena Agamanya.

Ada orang mengatakan: "Dahulu
saya jelek, semenjak masuk Islam
saya berubah menjadi orang baik-
baik."
Saya katakan: Bukan karena
Islamnya sehingga dia berubah jadi
baik, tetapi karena keinginan
nuraninya sendiri dan karena
kemampuan batinnya sendiri untuk
membedakan mana yang benar dan
mana yang tidak benar.
Bila dia tidak membenci kafir,
berarti dia seorang Islam KTP.
Karena Islam sejati mesti
mengikuti ajaran Alquran-nya yang
menekankan kebencian kepada
kafir. Dan ini, tidak akan
membuahkan kesalehan tetapi
justru sebaliknya.
Pernah seorang bernama Romadi
(Al-Islah) mengatakan bahwa
dirinya bisa berteman dengan baik
dengan orang Kristen lantaran dia
menghilangkan sikap fanatisme
dalam agamanya. Jelaslah bahwa
fanatisme Islam adalah
bertentangan dengan nurani. Dia
sebenarnya tanpa disadari
mengakui kalau ajaran Islam itu
picik dan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan. Jika ia lebih
mengedepankan Islamnya, maka ia
akan membenci temannya yang
"kafir" itu lantaran beragama
Kristen. Dan kini, dia tetap bisa
berteman dengan baik dengan
siapapun juga termasuk "kafir"
karena tidak menghiraukan ajaran
jahat agamanya namun lebih
mengutamakan arti persahabatan
antar sesama.
Fanatisme dalam Kristen adalah
kasih, dan bahkan kasih ini adalah
kasih yang sejati, yaitu "kasihilah
musuhmu." Bila kita menerapkan
ajaran Kristen seutuhnya, sama
sekali tidak akan bertentangan
dengan hati nurani. Sungguh
berbeda dengan Islam: kau baik,
karena kau berusaha mengabaikan
ajaran Islam-mu. Walaupun secara
harfiah kau beragama Islam, tetapi
hatimu tidaklah Islam. Pada
akhirnya kita bisa berpendapat,
bahwa Islam-Islam KTP lebih saleh
ketimbang Islam-Islam sejati.
Saya kutipkan pendapat Ali Sina
berikut ini:
Memang kita mendengarkan banyak
cerita ttg orang2 yg memperbaiki
hidup mereka setelah diselamatkan
oleh ‘agama.’ Kenyataannya,
mereka telah menyelamatkan diri
sendiri. Mereka memutuskan utk
keluar dari hidup mereka yg kotor.
Agama sama sekali tidak ada
hubungannya. Agama ‘external
stimuli.’ Itu saja .
Contoh, kau perokok berat dan tahu
bahwa rokok tidak baik bagi
kesehatan. Tapi kau keranjingan.
Sampai suatu hari dokter
memperingati bahwa kau hanya
memiliki waktu 6 bulan utk hidup.
Realitas ini membuat anda shock.
Dan andapun mulai berhenti
merokok. Nah, apakah si dokter itu
yg menyelamatkan dirimu ? Apa yg
ia lakukan hanyalah menanamkan
rasa takut dlm hatimu. Itu saja.
Pada akhirnya, kau sendiri yg dapat
memutuskan keselamatanmu atau
tidak. Mengapa kau tidak berhenti
sebelumnya ? Karena kau belum
cukup takut. Tapi sekarang, kau
takut MATI ! Itulah membuatmu
berubah.
Manusia yg sanggup kontrol diri dan
sanggup membuat keputusan
masuk akal, mengikuti hukum alam
akan menikmati hidup bahagia.
Mereka tahu bgm hidup dgn benar
dan bertindak dgn benar. Tetapi
mereka yg lemah, tidak dapat
mengontrol diri dan mudah tergoda
nafsu perlu faktor ketakutan utk
membatasi tindakan mereka.
Orang2 dgn karakter lemah, mereka
yg tidak memiliki kontrol atas nafsu
mereka, nah, merasakan bahwa
Islam memang cocok bagi mereka.
Mereka ingin agar orang lain
memasukkan rasa takut dlm diri
mereka, dan Islam memang paling
ahli dalam hal ini. Allah
digambarkan sbg mahluk perkasa
yg dapat menyiksa manusia dgn
cara sesadis mungkin di hari kiamat
nanti.
Kau masih bisa berbicara dgn otak
pada maling yg menodongmu dgn
pestol, tetapi dgn Allah, jangan
coba2 berbicara dgnnya dgn
menggunakan otakmu. Allah tidak
mentolerir pertanyaan. Ia
menuntut ketaqwaan HABIS dan
kepercayaan buta.
Ketakutan akan neraka dan
hukuman berat adalah tema utama
Islam. Malah "NERAKA" adalah
subyek yang nongol terus dlm
Quran. (lihat index) Tema ini
sampai muncul 200 kali, disusul
dgn "Hari Kiamat" yg tampil 180
kali. Ketiga adalah "Kebangkitan
kembali" yg diulangi sebanyak 118
kali. Dan keempat adalah Iblis atau
Setan. Jadi jelas menanamkan rasa
takut adalah SATU2NYA pesan dlm
Quran. Rasa takut ini menjadi
sangat berakar dlm benak setiap
Muslim. Setiap pemikiran mereka
dikontrol oleh rasa takut.
Mungkin sekarang kamu bertanya,
jika hasilnya bagus, dan orang ybs
berubah menjadi baik, apa salahnya
‘rasa takut’ ?
Tidak semua orang memiliki
karakter kuat dan memang ada
orang yg perlu dimotivasi dgn
ketakutan. Yah, kamu memang
benar. Ketakutan memang manjur
dan sering sukses ! Tetapi tidak
terhdp orang2 yg sehat otak dan
jiwanya. Hanya orang2 yg kurang
dewasa dan kurang PD memerlukan
PERINTAH utk membuat mereka
berfungsi.
Maksud saya, banyak orang bisa
jujur, baik dan soleh, TANPA
agama. Saya sendiri tidak memiliki
agama tetapi menjalankan hidup yg
berahlak; tidak minum/tidak
narkoba/emoh sex bebas, tidak
pernah membohong, menipu,
apalagi memperkosa, membunuh.
Banyak orang2 atheis yg menjadi
tonggak kebenaran dan kebajikan.
Orang yg pada dasarnya baik tidak
memerlukan agama utk membuat
mereka baik
Ketika saya Muslim di Iran dulu,
seluruh kelakuan saya dimotivasi
oleh rasa takut. Saya sangat takut
mendekati alkohol. Tetapi sekarang
saya bisa sungguh menikmati
segelas anggur atau bir dingin
sekali sehari dan menyesal
mengapa saya tidak dari dulu
menikmatinya.
Saya tahu mengapa Muhamad
melarang alkohol. Suatu hari, Ali
pergi ke toko seorang Yahudi dan
ketika ia keluar ia melihat bahwa
benjolan di punggung ontanya
hilang. Ia marah dan selidik punya
selidik ternyata pamannya,
Hamzah, selagi mabok memotong
benjolan onta itu. Terlalu memang.
Nah, oleh karena itu Muhamad
melarang alkohol. Tapi tidak ada
alasan mengapa kita tidak dapat
menikmati segelas anggur.
Seumur hidup saya belum pernah
mabuk, karena berbeda dari
pamannya
Muhamad, saya mampu menguasai
diri. Malah segelas anggur baik bagi
kesehatan jantungmu. Kuantitasnya
yang penting. Makanan saja, kalau
berlebihan, bisa membuat anda
sakit. Tapi tidak ada orang yg
melarangmu makan, hanya karena
beberapa orang nanti akan sakit
karena tidak mampu mengontrol
nafsu makan mereka.
Tapi bgm dgn orang lemah ? Apakah
tidak lebih baik ada faktor takut shg
menjaga mereka agar tetap
bergerak lurus di jalan yg benar ?
Bukankah dlm hal ini agama
memberi sumbangan positif ?
Memang agama bisa menjadi
sumbangan positif. Memang ada
orang yg tidak dapat hidup tanpa
agama. Tapi kalau kau perlu agama,
mengapa harus pilih Islam ? Islam,
agama yg menjadi pilihan pelaku
criminal itu ??
Point saya adalah, apa yg dilakukan
Muhamad bukanlah hal yg baik. Ya,
ia melarang mencuri, memperkosa,
membunuh, membohong dsb, tapi
ia sendiri memerintahkan
pengikutnya utk mencuri harta,
memperkosa dan bahkan
membunuh non-Muslim. Mereka yg
masuk Islam bisa mengatasi
masalah mereka lewat rasa takut
dan mereka juga bisa dipengaruhi
secara NEGATIF oleh ajaran
kebencian Islam dan menjadi
teroris. Kepercayaan mereka kpd
Islam membuat mereka mengatasi
kelemahan2 spt minum, judi atau
main perempuan, tetapi mereka
kemudian menjadi robot
pembunuh.
Beberapa hari lalu saya menerima
email dari teman saya. Saya akan
rangkum dibawah ini, sbg contoh
pengaruh negatif Islam bagi
pengikutnya.
---------------------------------------------
------------------------- --------------
Hi Ali,
Kemarin saya di chatroom internet
dan mulai ngobrol dgn cewek ini. Ia
mengatakan telah dibesarkan di AS
dan gaya hidupnya sangat tidak
islami. Setelah agak kenal sedikit
saya mengatakan padanya bahwa
saya Muslim Shi’ah. Tapi setelah
itu ... ehhhh... ia tidak lagi mau
ngobrol dgn saya. Ia malah
mengatakan bawha semua orang
Shi’ah adalah 'anjing,' atau bahasa
Arabnya, 'kalb' dan bahwa mereka
bukan Muslim tulen …. Jadi gadis
munafikun ini yg melakukan sex
bebas dan hal2 lain yg haram,
berani2nya mengatakan bahwa saya
bukan Muslim beneran.

Reza
---------------------------------------------
------------------------- --------------
Nah, kasus yg dialami Reza ini
khas. Wanita AS ini masuk Islam
dan hasilnya ? Ia membenci orang2
yg belum pernah ditemuinya. UUD
AS mengajarkan bahwa setiap orang
adalah sederajad, terlepas dari
warna kulit ataupun agama. Tetapi
begitu ia berpapasan dgn Islam, ia
membenci siapapun yg beda dgn
agamanya.
Saya juga menerima email dari
seorang wanita yg pacaran dgn
Muslim dan secara tidak sadar ia
mulai membenci Yahudi di
kantornya. Kata2nya spt ini : “Yah,
namanya Yahudi, tahu dong Yahudi
memang minus kelakuannya …”
Inilah problemnya dgn Islam.

Memang agama lain juga
menggunakan faktor ‘takut’ dlm
doktrin mereka. Tetapi ajaran
mereka secara keseluruhan bukan
ajaran biadab. Mereka sering
mengajarkan cinta kasih, kebajikan,
pengampunan dsb dsb, kecuali yg
mengajarkannya pendeta jalang.
Tapi kebanyakan pendeta adalah
orang2 baik. Orang baik selamanya
juga akan berlaku baik, bahkan
kalau mereka meninggalkan agama
mereka.
Ibu Teresa-pun kalau dilahirkan sbg
atheis tetap akan mengajarkan
kebaikan, cinta kasih,
pengampunan dsb dsb. Tetapi ia
diinspirasi oleh ajaran Kristen. Dan
agama itu tidak menghalanginya utk
berbuat baik, malah membuatnya
tambah baik dan mendedikasikan
seluruh hidupnya bagi orang lain.
Tapi seandainya Ibu Teresa
dilahirkan sbg Muslim, bgm
kelakuannya ? Ini tergantung dari
Ibu Teresa memilih jadi manusia
baik atau Muslim baik. Utk menjadi
Muslim baik, Ibu Teresa harus
menganggap non-Muslim najis. Ia
tidak boleh berteman dgn non-
Muslim. Jika ia menjadi perawat, ia
tidak boleh menyentuh pasien
lelaki. Ia harus membenci Hindu,
Yahudi dan Kristen, dan siapapun yg
bukan Muslim. Ia tidak dapat
memperlakukan Muslim dan non-
Muslim secara sederajad. Sbg
Muslim baik, Ibu Teresa harus
memprioritaskan pasien
Muslimnya terlebih dahulu.
Tes mana agama yg benar bukan
tergantung dari berapa banyak
ajaran baiknya, tetapi berapa
banyak ajaran BURUKnya. Memang
mengherankan bgm orang2 sangat
pandai hanya memandang ajaran
Islam yg baik2 saja dan sama sekali
tidak menggubris ajaran jeleknya.
Banyak Muslim mengeluh,
mengapa hanya melihat pada
jeleknya saja ? Jawaban saya : kalau
anda menyebut agama anda sbg
yang paling sempurna, mengapa
ada ajaran jelek dalam ajaran
Islam?
Alasan kau menjadi baik adalah
karena kau tidak mendalami Islam.
Pengetahuan dan pengertianmu ttg
Islam hanyalah di permukaan saja.
Tapi begitu kau mula membaca
Quran dgn seksama maka
kemungkinan hanya dua: kau akan
meninggalkan Islam, atau kau
menjadi teroris.
Saya yakin kebanyakan Muslim
memang orang baik. Dan begitu
mereka disadarkan akan kepalsuan
Islam, mereka akan menjauh dari
Islam. Saya yakin sepenuhnya
bahwa akhir Islam sudah dekat.
Islam sudah dihancurkan. Buktinya
baca saja artikel2 di situs ini.
Tantangannya adalah bgm
membawa kabar ini ke semua
Muslim. Jangan kau takut dgn
jumlah Muslim yg satu milyar.
Islam spt rumah kartu, fondasinya
sudah keropos. Tinggal tunggu
waktunya saja. Kau tinggal memilih,
mau ikut kami, atau ikut Muslim yg
semakin hari semakin dibenci dan
dijauhi spt penyakit LEPRA. //

Back to posts

XtGem Forum catalog