Duck hunt

Ulama Punya Andil Atas Rusaknya Pemerintah.

KOMPAS,
Rabu, 14 Februari 2007
Keagamaan
Ulama Punya Andil atas Rusaknya
Pemerintah
Jakarta, Kompas - Sebagai
pemimpin agama, ulama
berkewajiban selalu mengingatkan
siapa pun atas berbagai
penyimpangan yang terjadi.
Namun, tugas itu akan sulit
diemban jika ulama justru terjebak
dalam penyimpangan itu sendiri.
Ketua Majelis Ulama Indonesia
(MUI) DKI Jakarta KH M Hamdan
Rasyid pada Muhasabah Muharram
1428 Hijriyah di Jakarta, Selasa
(13/2), mengatakan, rusaknya suatu
bangsa terjadi akibat rusaknya
pemerintah. Rusaknya pemerintah
terjadi akibat rusaknya ulama.
Rusaknya ulama disebabkan
tergodanya mereka atas harta dan
takhta.
Hamdan menyampaikan uraian itu
dengan mengutip pemikiran
pemikir Islam, Imam Al Ghazali
(1058-1111), yang ditulis dalam
kitab Ihya’ Ulumuddin
(Menghidupkan Ilmu-ilmu Agama).
Imam Al Ghazali yang memiliki
nama lengkap Abu Hamid
Muhammad Ibnu Muhammad Al
Ghazali adalah seorang filsuf dan
teolog asal Persia yang karyanya
banyak dipelajari di pesantren
Indonesia.
Menurut Hamdan, saat ini banyak
ulama yang hanya berorientasi
terhadap kehidupan duniawi dan
mengejar jabatan politik tertentu.
Akibatnya, mereka tak peka
terhadap masalah umatnya dan
kerusakan yang terjadi. Ulama
memiliki peran atas banyaknya
bencana dan musibah yang terjadi.
"Bagaimana ulama mau mengkritisi
jika dia berada dalam sistem," kata
Hamdan.
Ia menambahkan, ulama harus
menjaga dan memperbaiki diri.
Kepekaan terhadap berbagai
persoalan umat harus
ditumbuhkan. Keberanian untuk
mengkritisi pihak yang
menyimpang, baik umat maupun
pemerintah, harus dijaga.
Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin
mengatakan, jika ulamanya rusak,
rusaklah segala sendi kehidupan.
Banyak ulama terbawa arus
kehidupan sehingga mereka larut
dalam berbagai penyimpangan dan
kemaksiatan.
Ulama, kata Ma’ruf, harus gigih
melawan segala bentuk
penyimpangan dan mengingatkan
pelaku penyimpangan. Jika sulit
dicegah, ulama harus mampu
meminimalkan dampak kerusakan
yang terjadi akibat penyimpangan
itu.
Dalam menghadapi berbagai
masalah umat, katanya, ulama tak
boleh saling menyalahkan. Ulama
harus banyak melakukan
introspeksi. "Ulama harus
memandu dan jangan dipandu,"
katanya.
Cendekiawan muslim Quraish
Shihab tak menuding siapa yang
harus disalahkan akibat berbagai
bencana dan musibah di negeri ini.
Namun, diakuinya, ulama juga
memiliki dosa atas berbagai
persoalan yang terjadi. (MZW)

Back to posts