Polly po-cket

Alquran Bukanlah Perkataan-perkataan Allah.

http://www.flex.com/~jai/
satyamevajayate/koran.html
Koran-The Ultimate Truth
Dalam artikel-artikel sebelumnya
telah saya tunjukkan tindakan tidak
berperikemanusiaan terhadap
wanita dan kafir (non-Muslim) yang
dilakukan kaum Muslim yang
dianjurkan oleh Quran. Quran jelas-
jelas adalah manual (buku
petunjuk) untuk perajahan,
pemerkosaan, penyiksaan dan
pembunuhan. Silahkan merujuk ke
artikel saya yang terdapat di
Satyameva Jayate.
Tujuan artikel ini adalah untuk
menunjukkan dan secara logikal
menganalisi beberapa kontradiksi
(pertentangan) di dalam kitab “Suci”
al Qur’an.
Daftar pertentangan di bawah ini
bukanlah daftar lengkap. Pembaca
yang obyektif akan bisa
menemukan pertentangan-
pertentangan lainnya di dalam kitab
“Suci” al Qur’an. Kebanyakan dari
pertentangan di bawah ini sudah
dibahas di http://answering-
islam.org/Quran/Contra/
. Saya percaya daftar yang saya
susun ini sudah cukup untuk
menarik perhatian pembaca untuk
memulai mencari kebenaran.
Koran – Perkataan Tuhan?
[4:82] Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Al Qur'an? Kalau
kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi
Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di
dalamnya.
Menurut Muslim, Qur’an
mengandung kata-kata dari Tuhan.
Qur’an haruslah dibaca seakan-akan
Tuhan mengucapkan sendiri kata-
kata di dalamnya. Point ini sangat
penting, karena jika Qur’an adalah
perkataan Tuhan maka tidak boleh
ada kesalahan di dalamnya
kapanpun saja. Namun, ini
bukanlah kenyataannya.
Pertama-tama kita akan lihat
beberapa ayat di Quran yang jelas-
jelas merupakan kata-kata ucapan
Muhammad, bukan Tuhan.
Sura Fatihah:
[1:1-7] Dengan menyebut nama
Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam, Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang,
Yang menguasai hari pembalasan.
Hanya kepada Engkaulah kami
menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon
pertolongan. Tunjukilah kami jalan
yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang
yang telah Engkau anugerahkan
nikmat kepada mereka, bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang
sesat.
Kita tidak perlu menjadi ahli roket
untuk melihat bahwa kata-kata ini
jelas ditujukan kepada Tuhan,
dalam bentuk sebuah doa. Kata-
kata itu adalah ucapan Muhammad
yang memuji Tuhan dan meminta
petunjuk Tuhan. Penterjemah
Muslim seenaknya saja menambah
kata “say” (katakanlah) dalam
Qur’an versi bahasa Inggris pada
permulaan sura ini untuk
menghapuskan masalah ini. Kata
“say” ini didapatkan paling tidak
350 kali dalam Qur’an; dan jelas
sekali kata ini ditambahkan untuk
menghapuskan masalah yang
memalukan ini. Jadi sekarang kita
punya bukti langsung bahwa Qur’an
dimulai dengan kata-kata ucapan
Muhammad sendiri.
[113:1] Katakanlah: "Aku berlindung
kepada Tuhan Yang Menguasai
subuh,
[6:104] Sesungguhnya telah datang
dari Tuhanmu bukti-bukti yang
terang; maka Barang siapa melihat
(kebenaran itu), maka (manfaatnya)
bagi dirinya sendiri; dan barang
siapa buta (tidak melihat kebenaran
itu), maka kemudaratannya kembali
kepadanya. Dan aku (Muhammad)
sekali-kali bukanlah pemelihara
(mu).
Dalam ayat ini, jelas sekali yang
mengatakan “..aku sekali-kali
bukanlah pemelihara..” adalah
Muhammad. Bahkan Dawood dalam
terjemahannya menambahkan
tulisan kaki bahwa “Aku” merujuk
pada Muhammad.
(Ed - Kata Muhammad dalam
terjemahan bahasa Indonesia ini
ditambahkan oleh pihak
penterjemah http://quran.al-
islam.com/ dan karena itu ditulis
dalam kurung)
[27:91] Aku hanya diperintahkan
untuk menyembah Tuhan negeri ini
(Mekah) Yang telah menjadikannya
suci dan kepunyaan-Nya-lah segala
sesuatu, dan aku diperintahkan
supaya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri.
Sekali lagi, yang berbicara jelas
sekali adalah Muhammad sendiri,
yang mencoba menghalalkan
pembunuhan orang Mekka yang
tidak berdosa, yang tidak mau
mengikuti Tuhan nya Muhammad.
Dawood dan Pickthall berdua
menambahkan kata “say” dalam
terjemahan mereka, yang tidak ada
dalam versi bahasa Arab.
[81:15] Sungguh, Aku bersumpah
dengan bintang-bintang,
Lagi-lagi di sini jelas jelas
Muhammad yang bersumpah, dan
bukan Tuhan yang bersumpah,
dengan bintang-bintang.
[84:16-19] Maka sesungguhnya Aku
bersumpah dengan cahaya merah
di waktu senja, dan dengan malam
dan apa yang diselubunginya, dan
dengan bulan apabila jadi purnama,
sesungguhnya kamu melalui tingkat
demi tingkat (dalam kehidupan).
Sekali lagi, itu Muhammad yang
bersumpah dan bukan Tuhan. Dia
bersumpah dalam nama Matahari
dan Bulan, kedua-duanya dewa suci
bangsa Arab sebelum Islam.
[6:114] Maka patutkah aku mencari
hakim selain daripada Allah,
padahal Dialah yang telah
menurunkan kitab (Al Qur'an)
kepadamu dengan terperinci?
Orang-orang yang telah Kami
datangkan kitab kepada mereka,
mereka mengetahui bahwa Al
Qur'an itu diturunkan dari Tuhanmu
dengan sebenarnya. Maka janganlah
kamu sekali-kali termasuk orang
yang ragu-ragu.
Setiap orang waras bisa melihat
bahwa itu bukan kata-kata Tuhan,
tetapi kata-kata ucapan Muhammad
sendiri. Dalam terjemahannya,
Yusuf Ali menambah kata “say”,
yang tidak ada dalam versi asli
bahasa Arab, dan tidak menambah
komentar atau catatan kaki.
Setelah membuktikan bahwa
Qur’an sebenarnya mengandung
kata-kata Muhammad (bukan
Tuhan), saya akan mulai
menunjukkan pertentangan-
pertentangan lainnya dalam Qur’an
Apakah Quran itu Perkataan tuhan?
Oleh: Pod-Rock (Faithfreedom)
http://www.fatherzakaria.net/books/
IstheQourantheGods_
words.doc
Dalam Quran terdapat ayat2 yg
memberitahu bahwa kata2
didalamnya diilhami oleh kalimat2
tuhan seperti:
1) Surat Al-An’am 6:19: “Dan Al
Qur'an ini diwahyukan kepadaku”
2) Surat Al-Kahf 18:1: “Segala puji
bagi Allah yang telah menurunkan
kepada hamba-Nya Al Kitab (Al
Qur'an)
3) Surat An-Najm 53:4 : Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya)
1) Perkataan Muhammad:
Ensiklopedi Islamik, halaman 8166,
8167 dibawah judul Muhammad
and the Quran:
Menurut Sunnah muslim, terdapat
ayat2 quran yg mengatakan bahwa
isi dari Quran adalah dari kalimat
tuhan yg diwahyukan, dimana tuhan
sebagai pembicara dan Muhammad
penerima, tapi ada ayat2 lain dari
Quran yg punya indikasi lain,
didalamnya kelihatan bahwa
Muhammad adalah sang
pembicara: seperti Surat At Takwir
81:15-21 dan Surat Al-Inshiqaaq
83:16
Terdapat ayat2 lain seperti:
“Sesungguhnya telah datang dari
Tuhanmu bukti-bukti yang terang;
maka Barang siapa melihat
(kebenaran itu), maka (manfaatnya)
bagi dirinya sendiri; dan barang
siapa buta (tidak melihat kebenaran
itu), maka kemudaratannya kembali
kepadanya. Dan aku (Muhammad)
sekali-kali bukanlah pemelihara
(mu).” Surat Al-An’am 6:104.
“Maka patutkah aku mencari hakim
selain daripada Allah, padahal
Dialah yang telah menurunkan kitab
(Al Qur'an) kepadamu dengan
terperinci? Orang-orang yang telah
Kami datangkan kitab kepada
mereka, mereka mengetahui bahwa
Al Qur'an itu diturunkan dari
Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka
janganlah kamu sekali-kali
termasuk orang yang ragu-
ragu.” [6.114]
“dan hendaklah kamu meminta
ampun kepada Tuhanmu dan
bertobat kepada-Nya. (Jika kamu,
mengerjakan yang demikian),
niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus
menerus) kepadamu sampai
kepada waktu yang telah ditentukan
dan Dia akan memberi kepada tiap-
tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan)
keutamaannya. Jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya aku takut
kamu akan ditimpa siksa hari
kiamat.,” [11.3]
“Aku hanya diperintahkan untuk
menyembah Tuhan negeri ini
(Mekah) Yang telah menjadikannya
suci dan kepunyaan-Nya-lah segala
sesuatu, dan aku diperintahkan
supaya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri.” [27.91]
“Dan supaya aku membacakan Al
Qur'an (kepada manusia)” [27.92]
“itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya
lah aku bertawakal” [42.10]
Jadi jika ayat2 tsb adalah perkataan
tuhan, dia tidak mengatakan ayat
itu seakan-akan dialah
pembicaranya, adalah Muhammad
yg mengatakan perkataannya
sendiri.
Al-Tabari menjelaskan bahwa
mengatakan, kelihatannya bahwa
tuhan yg mengatakan “O
Muhammad katakan aku begini dan
begini” Tapi itu tidak rasional
bagaimana seseorang berani
menyisipkan kedalam ayat tsb
kata2 yg sebenarnya tidak ada
dalam teksnya, dan bagaimana
mengenai kata2 sisipan tsb, apa
kata2 itu ada pada “buku yg ada dan
dipelihara” sebelum dimulainya
jagat raya ini?
2) Perkataan Malaikat
Terdapat ayat2 yg diucapkan oleh
malaikat, seperti:
“Dan tidaklah kami (Jibril) turun,
kecuali dengan perintah
Tuhanmu.” [19.64]
Para Isnad melaporkan:
Diceritakan oleh ibn Abbas: Jibril
berhalangan muncul dihadapan
rasul, rasul jadi berduka, dan
kemudian Jibril datang pada
Muhammad dan berkata “Dan
tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali
dengan perintah Tuhanmu”
Diceritakan oleh Mugahed: Malaikat
terlambat datang pada rasul, lalu
Jibril datang padanya terlambat,
Muhammad bertanya: Kenapa kau
terlambat?, dia menjawab,
“bagaimana kita bisa datang
sementara kau tidak memotong
kuku dan kumis dan tidak
membersihkan gigi menggunakan
miswak (sejenis kayu, kebiasaan
Arab jaman dulu) Dan tidaklah kami
(Jibril) turun, kecuali dengan
perintah Tuhanmu.”
Saya bertanya-tanya kenapa
malaikat2 tidak bisa datang pada
Muhammad, hanya karena dia tidak
menggosok giginya, memotong
kukunya, apa mereka jijik? Apa itu
alasan kenapa mereka terlambat?
“Tiada seorang pun di antara kami
(malaikat) melainkan mempunyai
kedudukan yang tertentu, dan
sesungguhnya Kami benar-benar
bersaf-saf (dalam menunaikan
perintah Allah). Dan sesungguhnya
kami benar-benar bertasbih
(kepada Allah).” 37.164-166
Al-Galaleen bercerita: Jibirl berkata
pada rasul: kita malaikat punya
kedudukan tertentu disurga dalam
memuja tuhan dan tidak
melampaui itu.
Jadi malaikat berkata bagi diri
mereka sendiri dalam ayat itu dan
tidak diilhami oleh perkataan tuhan
(hal ini juga disebutkan dalam ‘the
perfection in the quran sciences’
oleh Al-Syouty).
Kemana semua itu yg katanya
dalam ayat “Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya).”
Jadi sebagai perkataan tuhan, ayat2
itu seharusnya tidaklah diucapkan
seakan2 sebagai ucapan
Muhammad atau malaikat.
3) Kata-kata tanpa Pesan:
Ensiklopedi Islamik menyebut
dihalaman 8166: ‘Analisa dari teks
Quran menunjukkan bahwa ayat2
lama dari quran lebih rumit, karena
ayat2 itu tidak menunjukkan bukti2
adanya pesan dari tuhan bagi
manusia, seperti:
“Demi matahari dan cahayanya di
pagi hari, dan bulan apabila
mengiringinya, dan siang apabila
menampakkannya, dan malam
apabila menutupinya, dan langit
serta pembinaannya, dan bumi
serta penghamparannya, dan jiwa
serta penyempurnaannya
(ciptaannya), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan
ketakwaannya,” [91.1-8]
“Hari Kiamat, apakah hari Kiamat
itu? Tahukah kamu apakah hari
Kiamat itu? Pada hari itu manusia
seperti anai-anai yang bertebaran,
dan gunung-gunung seperti bulu
yang dihambur-hamburkan. Dan
adapun orang-orang yang berat
timbangan (kebaikan) nya, maka dia
berada dalam kehidupan yang
memuaskan. Dan adapun orang-
orang yang ringan timbangan
(kebaikan) nya, maka tempat
kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Dan tahukah kamu apakah neraka
Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat
panas.” [Surat 101]
“Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu, sampai kamu
masuk ke dalam kubur. Janganlah
begitu, kelak kamu akan
mengetahui (akibat perbuatanmu
itu), dan janganlah begitu, kelak
kamu akan mengetahui. Janganlah
begitu, jika kamu mengetahui
dengan pengetahuan yang yakin,
niscaya kamu benar-benar akan
melihat neraka Jahiim, dan
sesungguhnya kamu benar-benar
akan melihatnya dengan
`ainulyaqin, kemudian kamu pasti
akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-
megahkan di dunia itu).” [Surat 102]
“Demi masa. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada
dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan
nasihat menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati
supaya menetapi kesabaran.” [Surat
103]
4) Perkataan Doa:
Ensiklopedi Islamik menyebut ini
dihalaman 8246: ‘terdapat kata2
dalam Quran dg memakai pola
seperti doa:
“Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Segala puji bagi Allah,
Tuhan semesta alam, Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang,
Yang menguasai hari pembalasan.
Hanya kepada Engkaulah kami
menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami
mohon pertolongan Tunjukilah
kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau
anugerahkan nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat.” [Al Fatihah
Surat Pembuka]
Dapatkah tuhan mengatakan
dengan menyebut namanya
sendiri?
Dan dapatkah tuhan mengatakan:
“kami menyembah” dan meminta
pertolongan dan minta petunjuk
utknya sendiri?
5) Perkataan Pujian:
Ensiklopedi Islamik juga
menyatakan ayat2 yg berisi kata2
pujian
“Senantiasa bertasbih kepada Allah
apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci,
Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” [62.1]
“Dan Tuhanmu menciptakan apa
yang Dia kehendaki dan
memilihnya. Sekali-kali tidak ada
pilihan bagi mereka. Maha Suci
Allah dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka persekutukan (dengan Dia)
.” [28.68]
“Maha Suci Tuhanmu Yang
mempunyai keperkasaan dari apa
yang mereka katakan.” [37.180]
“Maha Suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi” [36.36]
“Maha Suci Tuhan Yang empunya
langit dan bumi, Tuhan Yang
empunya Arasy, dari apa yang
mereka sifatkan itu.” [43.82]
Jadi apakah tuhan memuliakan dan
memuji sendiri? Perkataan ini
pastilah bukan perkataan tuhan.
6) Perkataan memberkati
Dihalaman 8247 ensiklopedi yg
sama menyebutkan ayat2 Quran yg
berisi kata pemberkatan seperti
“Diberkatilah Allah (Blessed be
Allah)”:
(Surat Al-A'raf) 54:"Blessed be
Allah, the Lord of the 'Alamîn (all
that exists)"
The Believers chapter (Surat Al-
Mu'minun) 14:" So blessed be
Allah, the Best of creators."
The Dominion chapter (Surat Al-
Mulk) 1:" Blessed is He in Whose
Hand is the dominion"
Juga dalam Surat Ghafir dan Al-
Furqan disebutkan “blessed be
Allah"
Jadi mungkinkah pembicara ayat2
ini tuhan itu sendiri dan dia
memberkati dirinya sendiri??
Atau pastilah itu adalah perkataan
manusia yg memuji tuhan.
7) Perkataan Terima kasih
Juga menurut ensiklopedi Islamik
ada ayat2 yg berisi ucapan2 terima
kasih:
The opening chapter (Surat Al-
Fatihah):"All the praises and thanks
be to Allah"
The Originator of Creation chapter
(Surat Fatir) 1:" All the praises and
thanks be to Allah, the Originator of
the heavens and the earth"
Juga dalam surat Al-An’am, Al-Kahf
dan Saba terdapat ucapan yg sama.
Dan ucapan terima kasih tidaklah
dapat menjadi perkataan tuhan
karena dia tidak mungkin berterima
kasih pada dirinya sendiri. Jadi
kesimpulannya, perkataan dalam
Quran bukanlah perkataan tuhan.
Mari kita simak QS 60:7
Mudah-mudahan Allah
menimbulkan kasih sayang
antaramu dengan orang-orang yang
kamu musuhi di antara mereka.
Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang

Back to posts