Sumpah Serapah Muhammad Kepada Abu Lahab Sang Paman.

Kita tidak seharusnya menganggap
remeh kekuatan kepercayaan
religius dalam menumpulkan akal
sehat para pengikutnya. Pikiran
seseorang dibentuk dan dicetak
hanya untuk disesuaikan dgn
kepercayaan religiusnya saja.
Dibawah pengaruh semacam
“opium” ini, persepsi orang akan
apa yg baik dan benar menjadi
tersesat dan kabur.
Selama bertahun-tahun sebagai
seorang muslim, saya bertanya-
tanya, kenapa saya begitu mudah
menelan kegilaan2 Islam. Sekarang
setelah saya bebas dari Islam, saya
sungguh2 tidak menemukan alasan
kenapa saya bisa menerima
banyaknya kemustahilan ayat2
Quran ketika itu, baik secara moral
maupun secara logika, meskipun
telah membaca Quran selama
bertahun-tahun.
Lewat Quran sudah terbukti bahwa,
persis seperti orang2 Arab yg
sedang marah, Allah sering
kehilangan temperamennya dan
menggunakan kata2 kasar dan cabul
terhadap mahluk2 ciptaanNya !
Allah berpihak pada Muhamad
melawan musuh2Nya dan
memperlakukan mereka sebagai
Musuh PribadiNya. Dia
menyumpahi mereka dg kalimat2
penghinaan dan mengancam
mereka dg janji siksa mengerikan
dan bersumpah bahwa Dia dan
nabiNya akan menang.
Utk membuktikan kelakuan jelek
Allah ini, saya akan mendiskusikan
kasus2 dari dua orang Arab yg
mana, melalui penolakan mereka
terhadap klaim Muhamad,
menyebabkan Allah naik darah dan
mencela mereka dg menggunakan
bahasa kasar dalam Quran:
Abul Uzza Ibn Abdulmuttalib
Abul Uzza Ibn Abdul Muttalib
adalah paman Muhamad. Dia orang
kaya dan berpengaruh, tapi tidak
percaya pada keponakannya yg
mengaku sebagai nabi. Meskipun
hal itu tidak membuatnya berhenti
memberi perlindungan padake
ponakannya itu, yg semata-mata
hanya didasarkan pada hubungan
kekerabatan. Sekali waktu dia
diberitahu bahwa
Muhamad menyatakan bahwa
mendiang Abdul Mutalib, ayah Abul
Uzza, akan dibakar di api neraka
karena dia mati sebagai non-
Muslim. Ini saja aneh karena ketika
Abdul Muttalib meninggal, belum
ada Islam dan Muhamad masih
kecil. Ini jadi bahan tertawaan;
namun, itulah logikanya sang nabi
Muhamad. Mendengar hal itu, Abu
Uzza menjadi sebal akan
kekurangajaran Muhamad pada
mendiang kakeknya sendiri, yg nota
bene memelihara Muhamad ketika
kecil. Abul Uzza lalu mengambil
sikap utk memusuhinya secara
terbuka dan melepas perlindungan
ataupun dukungan keuangan
apapun bagi Muhamad.
Surat Al Masad adalah sebuah surat
yg pendek, yg semata-mata
didedikasikan utk menyumpahi
sang paman ini, Abul Uzza, yg
belakangan dijuluki Abu Lahab
sebagai ejekan oleh Muhamad, dan
juga didedikasikan bagi istri Abu
Uzza.
Mari kita baca Surat ini:
111 AL LAHAB
[111.1] Binasalah kedua tangan Abu
Lahab dan sesungguhnya dia akan
binasa.
[111.2] Tidaklah berfaedah
kepadanya harta bendanya dan apa
yang ia usahakan.
[111.3] Kelak dia akan masuk ke
dalam api yang bergejolak.
[111.4] Dan (begitu pula) istrinya,
pembawa kayu bakar.
[111.5] Yang di lehernya ada tali
dari sabut.
Di jalan2 umum di sebuah kota
Arab manapun, biasa kita dengar
orang2 berteriak dan menyumpahi
orang lainnya menggunakan kata2
seperti 'yukassir ideek.' Hal ini
umumnya dianggap kasar sekali
dan hanya digunakan terhdp orang2
yg berkelakuan jahat. Tapi inilah
persisnya yg dimaksudkan kalimat
“Binasalah kedua tangan ... “ yg
digunakan dalam Quran 1400 tahun
lalu. Yg lebih mengagetkan adalah
bahwa, tiap ayat dari ayat2 diatas
sebenarnya adalah ayat
penyumpahan/kutukan!
Surat diatas adalah satu dari surat2
yg sering dibacakan dalam Quran,
hampir semua Muslim hapal surat
ini diluar kepala, meskipun tidak
punya fungsi religius/keagamaan
apapun. Orang lalu jadi bertanya-
tanya kenapa Allah, dg segala
kebesarannya, bisa begitu
mengamuk dgn satu orang dan
mendedikasikan satu bab khusus
dalam kitab suciNya hanya utk
menyumpahi dia dan istrinya.
Kenapa Allah tidak mencoba
menghukum mereka ketika mereka
hidup? Tidak ada bukti dari sejarah
Islam bahwa Abu Lahab dan istrinya
menderita atau mendapat
kesukaran ketika mereka tinggal di
Mekah.
Surat Al Masad adalah bukti lain
bahwa Quran adalah cerminan dari
seorang yg sakit jiwa. Surat ini
seharusnya mengingatkan para
pembacanya akan kepalsuan kitab
ini. Tapi apakah para muslim
melihatnya demikian? Tidak sama
sekali !!! Para muslim hanya dapat
melihat mukjijat2 dalam Quran,
termasuk dlm surat inipun.
Strategi para akademisi muslim
adalah selalu terus menerus
mengubah kesalahan2 Quran
menjadi kemukjijatan2 ! Dalam hal
ini mereka bilang bahwa Abu Lahab
mati sebagai seorang kafir dan dia
bisa saja masuk Islam hanya untuk
membuktikan ayat ini tidak akurat.
Tapi dia tidak. Dg membuat klaim
semacam ini, akademisi Muslim dg
sengaja mengabaikan prinsip2
nasakh/penggantian/pembatalan
dalam Quran yg mana ayat2 Quran
yg lebih baru membatalkan ayat2
yg lebih lama. Jika mau, Muhamad
bisa saja dg mudah “menurunkan”
ayat2 lain utk memuji2 pamannya
ini, atau bahkan bisa saja berkata
bahwa Allah telah
memerintahkannya utk membuang
seluruh surat ini.
Alwalid Ibn Almugheera, the son of
a btch!
Alwalid Ibn Almugheera adalah
salah seorang pemimpin Quraish.
Dikatakan bahwa dia adalah seorang
yg paling fasih berbahasa Arab.
Muslim sering mengutip bahwa
suatu waktu dia pernah memuji
tata bahasa Quran. Kutipan dari
orang inilah yg diakui oleh Muslim
sebagai bukti bahwa Quran berisi
keajaiban bahasa. Tapi
kenyataannya, tidak ada bukti
sejarah yg valid bahwa Alwalid
pernah memuji Quran.
Kenyataannya, yg benar adalah
sebaliknya ! Al Walid tidak pernah
percaya pada Muhamad ataupun
menerima Quran. Muhamad
mestinya menyimpan dengki yg
dalam terhadap Alwalid. Ayat2
kotor dalam Surat Al Qalam (juga
dikenal sebagai surat Nun)
mengungkapkan kebencian
kesumat Muhamad akan penolakan
dari Alwalid terhadap Quran.
Mari kita baca ayat2 dari surat Al
Qalam:
Q. 68 Ayat 10-13
But yield not to the man of oaths, a
despicable person,
Defamer, going about with slander,
Hinderer of the good, transgressor,
criminal,
Harsh--beside this, impure by
birth,
10. “Dan janganlah kamu ikuti
setiap orang yang banyak
bersumpah lagi hina,
11. yang banyak mencela, yang kian
ke mari menghambur fitnah,
12. yang sangat enggan berbuat
baik, yang melampaui batas lagi
banyak dosa,
13. yang kaku kasar, selain dari itu,
yang terkenal kejahatannya,”
Semua ayat2 diatas isinya sangat
menghina. Sebagai contoh, mari
kita fokuskan pada ayat 13 dimana
kata arab zaneem telah dg
sopannya diterjemahkan menjadi
‘impure by birth’ (yg terkenal
kejahatannya). Arti sebenarnya
adalah anak dari perempuan yg
melakukan zinah. Bagi mereka yg
tahu bahasa Arab, ini adalah kata2
paling hina dan kotor yg bisa
diucapkan dalam bahasa Arab.
Terjemahan Inggris paling dekat
adalah “Son of a b
tch”.
Quran, khususnya ayat2 Mekah,
seperti yg dikutip diatas,
menggunakan bahasa yg lebih tua.
Gaya dan kata2 yg digunakannya
banyak yg sekarang sudah tidak
terpakai. Kekurangjelasan ini
memberikan cangkang pelindung
bagi sebuah buku, yg sebenarnya
tidak lain adalah sebuah kumpulan
mitos2 kuno. Quran semakin
tersaring karena diterjemahkan
kedalam bahasa Inggris yg
dihaluskan dan disesuaikan dng
konsumen Barat oleh para
penerjemah apologis (pembelanya).
Para penerjemah ini sering
melunakkan kekasaran dari
kalimat2 kotor Quran, dg tidak
malu-malu menambahkan kalimat2
sopan sebagai ganti kata2 vulgar.
Mari kita asumsikan bahwa ibu
Alwalid benar2 melakukan zinah
dan bahwa Alwalid dg itu adalah
hasil dari perzinahan. Apa ini
kesalahan
Alwalid? Kenapa Allah menyalahkan
Alwalid yg bahkan belum ada ketika
zinah itu terjadi? Lagipula adalah
takdirNyalah maka Alwalid terlahir
dg cara itu !
Bagaimana cara Muslim membela
bahasa2 kasar tsb? Lagi2, Muslim
hanya dapat melihat mukjijat !
Muslim mengklaim bahwa Alwalid
bertanya pada ibunya dan dia
(ibunya) mengakui bahwa dia benar
hasil zinah, jadi mestinya ini adalah
sebuah keajaiban! Jika tidak begitu,
darimana Quran tahu?
Ini cocok dengan ciri khas
kemustahilan islam, karena tidak
mungkin kita bisa percaya seorang
wanita Arab akan mengakui ke
anaknya bahwa dia melakukan
perzinahan. Ini sangat amat tidak
bisa dipercaya. Disamping itu,
tingkah laku Alwalid terhadap sang
ibu tetap tidak berubah atau
Alwalid jadi memeluk islam,
malahan dia terus menerus
menolak dan membuka borok
klaim2 Muhamad. Allahnya
Muhamad lagi2 harus ikut campur
utk meyakinkan kembali nabi
tercintaNya bahwa Dia akan
menyiksa Alwalid. Allah meminta
para pembaca Quran utk
membiarkan Dia sendirian dg
Alwalid dan amati saja apa yg akan
terjadi! Beginilah caranya Allah
menjelaskan rencananya berurusan
dg Alwalid:
Q.74
11. Leave Me alone, (to deal) with
the (creature) whom I created (bare
and) alone!
12. To whom I granted resources in
abundance,
13. And sons to be by his side!
14. To whom I made (life) smooth
and comfortable!
Then:
26. Soon will I cast him into Hell-
Fire!
27. And what will explain to thee
what Hell-Fire is?
28. Naught doth it permit to
endure, and naught doth it leave
alone
[74.11] Biarkanlah Aku bertindak
terhadap orang yang Aku telah
menciptakannya sendirian.
[74.12] Dan Aku jadikan baginya
harta benda yang banyak,
[74.13] dan anak-anak yang selalu
bersama dia,
[74.14] dan Ku lapangkan baginya
(rezeki dan kekuasaan) dengan
selapang-lapangnya,
[74.26] Aku akan memasukkannya
ke dalam (neraka) Saqar.
[74.27] Tahukah kamu apa (neraka)
Saqar itu?
[74.28] Saqar itu tidak
meninggalkan dan tidak
membiarkan.
Setiap saya baca ayat2 diatas,
timbul dalam pikiran saya
gambaran sebuah skenario klise,
dimana dua orang Arab yg sama2
kasar saling memaki dan berkelahi
di jalanan, tapi berhasil ditahan
oleh orang2 lewat, dan masing2
pihak saling berteriak ‘Lepaskan!!
Biarin gua urus dia sendiri’.
Quran dg konsisten menggunakan
kalimat2 penghinaan ketika
menyebut2 non muslim. Quran
menjelaskan non-Muslim sebagai
binatang Q.7: 179, Q.25: 44, Q.47:
12). Lalu orang yahudi disebut
sebagai keledai Q. 62.5 lalu sebagai
monyet dan babi (Q.2: 65, Q. 5:60,
Q. 7:166).
Pencelaan orang sebagai binatang
adalah sebuah penghinaan yg
sangat hebat dalam budaya Arab,
tapi sebutan babi, monyet dan
keledai adalah
sebutan paling superhina.
Kalimat2 penyumpahan/kutukan
dalam Quran yg seabreg2 itu telah
lolos dari kritikan selama ratusan
tahun, padahal buku lain manapun,
kalau menggunakan bahasa vulgar
macam itu sudah pasti akan
dibredel dari penerbitan.

Back to posts

Ring ring