Pembunuhan Kaab Bin Asyraf.

Ibnu Hisyam

Sumber: Jilid 2 ,hlm 15-18
PEMBUNUHAN KA'AB BIN ASYRAF
Jawaban Ka'ab bin Al-Asyraf
terhadap Maimunah binti Abdullah
Ibnu Ishaq berkata, "Kemudian
syair-syair Maimunah binti
Abdullah dijawab lagi oleh Ka'ab bin
Al-Asyraf,
'Tahanlah orang tidak waras dari
kalian Agar kalian selamat dari
perkataannya yang tidak baik
Apakah engkau mencelaku jika aku
menangisi dengan air mata ber-
cucuran
Terhadap kaum yang mencintaiku
dengan hati yang tulus? Aku pasti
akan menangis selagi aku masih
hidup Dan selagi aku ingat amal
mulia suatu kaum yang mulia di Al-
Jabajib.'
Setelah itu, Ka'ab bin Al-Asyraf
pulang ke Madinah dan memuji-
muji istri-istri kaum Muslimin
hingga mereka terganggu
karenanya. Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda -seperti
dikatakan kepadaku oleh Abdullah
bin Al-Mughits bin Abu Burdah-,
'Siapa yang siap bertindak terhadap
Ka'ab bin Al-Asyraf mewakiliku?'
Muhammad bin Maslamah, saudara
Bani Abdul Asyhal berkata, 'Wahai
Rasulullah, saya siap
membunuhnya.' Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Satiam
bersabda, 'Silahkan engkau lakukan,
jika engkau sanggup
melakukannya.' Muhammad bin
Maslamah pulang ke rumah dan
menetap di rumah selama tiga hari
tanpa makan-minum, kecuali
seperlunya saja.
Hal tersebut dilaporkan ke-pada
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sal/
am, kemudian beliau
memanggilnya dan bersabda,
'Kenapa engkau tidak makan-
minum?' Muhammad bin Maslamah
menjawab, 'Wahai Rasulullah, aku
telah mengucapkan perkataan
kepadamu dan aku tidak tahu
apakah aku bisa menepatinya atau
tidak?' Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda kepada
Muhammad bin Maslamah, 'Engkau
lemah (kalau tidak makan-minum)?'
Muhammad bin Maslamah berkata,
'Wahai Rasulullah, kita harus
berkata.' Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda, 'Silahkan
katakan apa yang ingin kalian
katakan, karena itu diperbolehkan
kepada kalian.'
Kemudian terkumpullah sejumlah
orang untuk membunuh Ka'ab bin
Al-Asyraf. Mereka adalah
Muhammad bin Maslamah, Silkan
bin Salamah bin Waqasy -yang tidak
lain adalah Abu Nailah, salah
seorang dari Bani Abdul Asyhal dan
saudara sesusuan dengan Ka'ab bin
Al-Asyraf-, Abbad bin Bisyr bin
Waqasy -salah seorang dari Bani
Abdul Asyhal-, Al-Harts bin Aus bin
Muadz -salah seorang dari Bani
Abdul Asyhal-, dan Abu Abs bin Jabr
-salah seorang dari Bani Haritsah-.
Sebelum mereka mendatangi
musuh Allah, Ka'ab bin Al-Asyraf,
mereka mengutus Silkan bin
Salamah menemui Ka'ab bin Al-
Asyraf. Silkan bin Salamah pun
menemuinya. Silkan bin Salamah
berbicara sesaat dengan Ka'ab bin
Al-Asyraf, melantunkan syair-syair,
dan berkata kepada Ka'ab bin Al-
Asyraf, 'Celakalah engkau wahai
Ka'ab bin Al-Asyraf, aku datang
kepadamu karena keperluan yang
ingin aku utarakan kepadamu dan
aku ber-harap engkau
merahasiakannya.' Ka'ab bin Al-
Asyraf berkata, 'Ya, akan saya
rahasiakan.'
Silkan bin Salamah berkata,
'Sungguh kedatangan orang ini
(Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallairt) kepada kita adalah
malapetaka, perang menyerang
kita, kabilah-kabilah bersatu untuk
memusuhi kita, dan jalan-jalan
terputus dari kita hingga orang-
orang yang kita tanggung menjadi
sengsara, setiap jiwa menjadi
menderita, kita dan orang-orang
yang kita tanggung juga dibuat
repot.'
Ka'ab bin Al-Asyraf berkata, 'Aku
anak Al-Asyraf, demi Allah, aku
telah menginformasikan kepadamu
bahwa permasalahan ini akan ber-
kesudahan kepada apa yang telah
aku katakan.' Silkan bin Salamah
berkata kepada Ka'ab bin Al-Asyraf,
'Aku ingin engkau menjual makanan
kepada kami dan untuk itu kami
gadaikan sesuatu kepadamu, buat
penguat untukmu, dan sebagai
gantinya engkau berbuat baik dalam
hal ini.' Ka'ab bin Al-Asyraf berkata,
'Apakah engkau mau menggadaikan
anak-anak kalian kepadaku?' Silkan
bin Salamah berkata, 'Kalau begitu,
engkau ingin menjelek-jelekkan
kita. Sung-guh aku mempunyai
teman-teman yang seide denganku
dan aku ingin datang lagi kepadamu
dengan mereka kemudian engkau
jual makanan kepada mereka,
berbuat baik, dan kami gadaikan
kepadamu senjata, serta kami tidak
akan me-langgar janji.' Silkan bin
Salamah ingin agar Ka'ab bin Al-
Asyraf tidak menolak jika teman-
temannya datang dengan
membawa senjata."
Kemudian Silkan bin Salamah
keluar dari rumah Ka'ab bin Al-
Asyraf untuk menemui sahabat-
sahabafnya, menceritakan kondisi
Ka'ab bin Al-Asyraf kepada mereka,
memerintahkan mereka
mengambil senjatanya masing-
masing, dan berangkat untuk
membunuh Ka'ab bin Al-Asyraf,
namun sebelumnya mereka
berkumpul di tempat Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam."
Ibnu Hisyam berkata, "Ada yang
mengatakan bahwa Ka'ab bin Al-
Asyraf berkata, 'Apakah kalian siap
menggadaikan istri-istri kalian
kepadaku?' Silkan bin Salamah
berkata, 'Bagaimana kami harus
menggadaikan istri-istri kami,
padahal engkau warga Yatsrib yang
jago memuji wanita dan paling
doyan menggunakan parfum?' Ka'ab
bin Al-Asyraf berkata, 'Apakah
kalian siap menggadaikan anak-
anak kalian?'"
Ibnu Ishaq berkata bahwa Tsaur bin
Zaid berkata kepadaku dari Ikrimah,
dari Ibnu Abbas Radhiyallahu
Anhuma yang berkata, "Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam
berjalan bersama sahabat-sahabat
tersebut ke Baqi' Al-Ghar-qad dan
memberi pengarahan kepada
mereka. Beliau bersabda,
'Berangkatlah kalian dengan nama
Allah. Ya Allah, kepada Baqi' Al-
Gharqad.' Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam kembali memberi
pengarahan kepada mereka dengan
bersabda, 'Berangkatlah kalian
dengan nama Allah. Ya Allah,
tolonglah mereka.' Usai berkata
seperti itu, Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam pulang ke rumah
dan ketika itu malam sangat gelap.
Sedang sahabat-sahabat tersebut
berjalan hingga tiba di benteng
Ka'ab bin Al-Asyraf. Silkan bin
Salamah berteriak memanggil Ka'ab
bin Al-Asyraf yang baru menikah.
Ka'ab bin Al-Asyraf melompat dari
selimutnya, namun istrinya
memegang ujung selimutnya
sambil berkata, 'Engkau orang yang
terbiasa perang dan orang yang
terbiasa perang itu tidak terjun ke
perang pada jam-jam seperti ini.'
Ka'ab bin Al-Asyraf berkata, 'Orang
yang memanggilku adalah Abu
Nailah (Silkan bin Salamah). Jika ia
melihatku tidur, ia pasti
membangun-kanku.' Istri Ka'ab bin
Al-Asyraf berkata, 'Sungguh aku
dengar keburukan di ucapan Silkan
bin Salamah.' Ka'ab bin Al-Asyraf
berkata, 'Jika seorang pemuda
diajak kepada tikaman, ia pasti
memenuhinya.'
Ka'ab bin Al-Asyraf menemui Silkan
bin Salamah dan sahabat-saha-
batnya, berbicara dengan mereka
sesaat, dan mereka pun berbicara
dengannya. Sahabat-sahabat Silkan
bin Salamah berkata, 'Hai anak Al-
Asyraf, maukah engkau berjalan ke
luar Madinah kemudian kita ngobrol
di sana di sisa malam kita ini?'
Ka'ab bin Al-Asyraf berkata, 'Kalau
kalian menghendaki, maka tidak
ada salahnya.' Mereka pun keluar
dari Madinah, berjalan sesaat,
kemudian Silkan bin Salamah
memasukkan tangannya ke rambut
samping Ka'ab bin Al-Asyraf dan
mencium tangannya hingga ia
merasa tenang. Silkan bin Salamah
berkata kepada Ka'ab bin Al-Asyraf,
'Aku tidak pernah melihatmu
seperti pa-da malam ini dimana
engkau menggunakan parfum yang
sangat wangi!' Silkan bin Salamah
berjalan sesaat dan berbuat seperti
sebelumnya, kemudian berkata,
'Pukullah musuh Allah ini!'
Para sahabat pun memukuli Ka'ab
bin Al-Asyraf dan pedang mereka
menyerangnya secara bertubi-tubi,
namun tidak menimbul-kan bekas
apa pun di Ka'ab bin Al-Asyraf.
Muhammad bin Maslamah berkata,
'Ketika aku lihat pedang-pedang
para sahabat tidak berpengaruh
sedikit pun pada Ka'ab bin Al-
Asyraf, aku ingat tombak kecil di
pedangku dan aku meng-ambilnya.
Musuh Allah, Ka'ab bin Al-Asyraf,
berteriak dengan teriakan yang
membuat benteng di sekitar kami
menyalakan api kemarahan
kepadanya, kemudian aku
menusukkan tombak kecilku ke
bagian bawah pusarnya dan
menancapkannya hingga mengenai
kemaluannya. Musuh Allah, Ka'ab
bin Al-Asyraf, jatuh tersungkur.
Al-Harits bin Aus bin Muadz terluka
di kepala atau kakinya karena
terkena tebasan pedang kita
sendiri. Setelah itu, kami pulang
melewati perkampungan Bani
Umaiyyah bin Zaid, kemudian
melewati perkampungan Bani
Quraidhah, kemudian melewati
Bu'ats hingga kemudian mendaki
tanah hitam berbatu Al-Uraidh.
Sahabat Al-Harts bin Aus tertinggal
oleh kami karena darah di lukanya
masih mengucur. Kami berhenti
sejenak menunggunya dan tidak
lama berselang, ia datang
menyusuri jejak-jejak kami.
Kami menggendong Al-Harts bin
Aus dan membawanya kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam di akhir malam yang ketika
itu sedang qiyamul lail. Kami
ucapkan salam kepada beliau,
kemudian beliau keluar menemui
kami. Kami jelaskan tentang
terbunuhnya musuh Allah, Ka'ab
bin Al-Asyraf, dan terlukanya salah
seorang dari kami, yaitu Al-Harts
bin Aus. Allah menyembuhkan luka
Al-Harts bin Aus saat itu juga,
kemudian masing-masing dari kami
pulang ke rumah. Esok paginya,
orang-orang Yahudi ketakutan
karena pembunuhan kami terhadap
musuh Allah, Ka'ab bin Al-Asyraf,
dan semua orang-orang Yahudi
mengkhawatirkan keselamatan
dirinya'."

Back to posts

Old school Swatch Watches