Old school Easter eggs.

Rahasia Sukses Muhammad.

Saya pernah ditanya : mengapa
kalau Islam bukan agama tetapi
hanya sebuah aliran, Islam tetap
sukses dan masih eksis sementara
aliran2 lainnya gagal.
---------------------------------------------
---------------------
Jawab saya :
1)Kerancuan Logika
“Logika” ini adalah halangan
terbesar bagi Muslim utk bisa
menyadari arti Islam sebenarnya.
Saya akan membahas ini, tapi
terlebih dahulu mari kita
menganalisa logika ini.
Beberapa kerancuan Logika
Pernyataan bahwa Islam pasti
benar karena bertahan selama 1400
tahunb adalah argumen favorit
kaum Muslim apologis. Argumen
ini dlm bahasa Arab disebut
“Taghrir” dan dlm bahasa Inggris/
Latin dikenal sbg “argumentum ad
antiquitatem”.
Argumentum ad antiquitatem,
adalah sangkaan bahwa sesuatu
pasti baik karena berusia tua, atau
karena "dari sononya memang
begitu/that's the way it's always
been."
Kenyataannya, banyak teori
bertahan selama ribuan tahun dan
ternyata terbukti bersalah.
Salah satu teori ini adalah teori
geosentrisitas. Sebelum munculnya
Galileo, mayoritas manusia percaya
bahwa bumi adalah pusat salam
semesta. Kepercayaan ini sudah
ada dari jaman baheula. Matahari,
Bulan dan seluruh alam semesta
dipercaya memutari Bumi dan
jarang ada orang yg menantang
konsep ini. Namun terlepas dari
awetnya teori ini, ternyata terbukti
salah juga.
Contoh kerancuan logika lainnya
adalah bahwa pastilah Islam benar
karena : mana mungkin satu milyar
pengikutnya salah ?
Ini dinamakan “argumentum ad
numerum”. Argumentum ad
numerum menyuatakan bahwa
semakin banyak orang yg percaya
sebuah teori, semakin besar
kemungkinan bahwa teori itu benar.
Sama spt contoh teori geosentri
diatas dan teori bumi datar,
argument ini juga merupakan logika
rancu.
Kebenaran tidak berubah menjadi
ketidakbenaran hanya karena tidak
ada yg mempercayainya dan
sebaliknya ketidakbenaran tidak
dapat menjadi kebenaran karena
banyak orang mempercayainya.
Truth cannot be attained through
the consensus of the majority.
Kebenaran tidak didapatkan dari
consensus mayoritas. Kebenaran
bukan hasi pencarian polling
pendapat.
Variasi laind ari argumentum ad
numerum adalah “argumentum ad
populum.” Argumentum ad
populum menyatakan suatu teori
adalah benar karena disukai oleh
banyak orang. Contoh:
"Selama 1400 tahun jutaan orang
percaya kpd Islam. Islam mmeiliki
dampak besar terhdp kehidupan
mereka. Islam memberikan dunia
Algebra dan banyak sains lainnya.
Jalan2 di Baghdad terang benderang
sementara Eropa masih dalam abad
kegelapan. Appakh kau menyatakan
bahwa satu milyar orang salah ?"
Kebenaran sebuah agama harus
diuji atas dasar prinsip2 agama itu
tanpa memperhitungkan antikuitas
atau popularitasnya.
2) Jadi mengapa Islam sukses
sementara aliran lain gagal ?
Ada 2 jawaban atas pertanyaan ini:
1- Islam adalah kebohongan
terbesar (Islam is the biggest lie.)
2- Muhamad adalah psikopat keji
(Muhammad was a ruthless
psychopath.)
'Massa sebuah negara lebih mudah
menjadi korban kebohongan besar
daripada kebohongan kecil (The
broad mass of a nation will more
easily fall victim to a big lie than to
a small one).' Ini kata2 Adolf Hitler.
Kata2 ini adalah saksi atas teori
bahwa semakin besar sebuah
kebhongan, semakin banyak orang
yg percaya.
Logikanya adalah bahwa orang2
normal biasanya tidak berani
berbohong. Paling2 bohong kecil-
kecilan. Kita biasanya takut bahwa
kebohongan yg lebih besar nanti
tidak akan dipercaya dan pastilah
kita malu nantinya kalau ketahuan
dan dicap pembual besar. Tetapi ini
lain dgn kebohongan besar.
Kebohongan besar begitu luar biasa
kedengarannya shg membuat para
pendengar ternganga. Dan karena
kebohongan besar itu begitu luar
biasa dan mustahil kedengarannya,
orang berasumsi bahwa ini pasti
benar. Jangan lupa bahwa sang
pembohong juga bukan sembarang
pembohong, melainkan seorang
psikopat, dan cara berpikirnya juga
tidak dapat disamakan dgn cara
berpikir/cara berbohong orang
normal.
Belum lagi, kesediaan sang
psikopat pembohong itu untuk
memaksakan kebohongannya itu
dgn kekerasan ekstrim.
Menggunakan kekerasan guna
memaksakan sebuah kebohongan
kerap kali diberlakukan dgn sukses
oleh diktator macam Muhamad.
Kerancuan ini disebut Argumentum
ad baculum. Artinya : seseorang
menggunakan kekerasan (atau
ancaman kekerasan) utk memaksa
orang lain utk menerima sebuah
teori.
Argumen ini sering digunakan
Muslim yg yakin bahwa alasan
Muhamad menang melawan
musuh2nya adalah karena
dukungan Tuhan. Mereka lupa
bahwa Muhamad mengirimkan
mata-mata utk mencatat kelakuan
calon2 korbannya dan menyerang
mereka saat mereka lengah dan
tidak berdaya. Ia menang bukan
karena karunia Tuhan tetapi karena
ia licik, curang dan biadab yang
ngotot utk menang lewat cara
apapun, termasuk tipu daya, fitnah
dan kecurangan.
Anda memang tidak perlu Tuhan
utk membunuh penduduk tidak
bersenjata saat mereka pulang dari
melakukan pekerjaan sehari2. Dgn
kuda dan pedang mudah saja anda
mengembas kepala2 wanita, anak2
dan bahkan lelaki sekalipun.
Singkatnya, “Kekuatan membawa
kemenangan”. Bahasa Jawanya :
“Might is right.”
Ancaman langsung argumentum ad
baculum dapat dilihat dari ayat2
Quran dibawah ini:
Slay the idolaters wherever you find
them. 9:5
I will instill terror into the hearts of
the unbelievers: smite ye above
their necks and smite all their
finger-tips off them. 8:12
Ancaman tidak langsung adalah
seperti ini:
And as for those who disbelieve
and reject Our Signs, they are the
people of Hell 5:11
For him [the disbeliever] there is
disgrace in this life, and on the Day
of Judgment We shall make him
taste the Penalty of burning (Fire).
22:9
Ini menambahkan kesan dramatis
dan kesan urgensi pada
kebohongan besar itu. Tapi kalau
anda memakai otak, anda tidak bisa
tidak kaget. Kalau anda cerdas,
anda akan mengenal hal ini sbg
kata2 SETAN. Tetapi jika anda lugu
dan mudah dibohongi, spt
kebanyakan orang, anda menyangka
bahwa sang pembohong memang
diberikan kekuasaan dari atas.
Apalagi kalau sang pembohong
sering menyebut dan memuji nama
Tuhan saat membantai manusia
lain. Ini bukan kerjaan kriminal.
Seorang pelaku pidana sering
merasa bersalah. Tidak demikian
dgn psikopat. Mereka sanggup
membantai jutaan orang tanpa rasa
bersalah sedikitpun. Malah mereka
merasa berhak. Hitler sendiri
menyangka bahwa ia melakukan
pekerjaan Tuhan.
Hitler mendapatkan dukungan
jutaan orang Jerman dgn
kebohongan besarnya. Ia memang
pembicara ulung dan mampu
mempengaruhi pendengarnya.
Tatkala ia berbicara, suaranya
semakin keras dan semakin lantang
se-akan2 negara memang dikejar2
musuh. Ia membakar semangat
orang Jerman dengan patriotisme.
Kepercayaannya bahwa semakin
besar kebohongannya, semakin
banyak orang yg percaya, ternyata
terbukti benar. Jutaan Jerman
mencintainya dgn sepenuh hati dan
menangis histeris saat
mendengarkan pidato2nya.
Seandainya Hitler menyatakan
dirinya sbg Sang Messiah/Sang
Penyelamat, jutaan orang Jerman
sekarang memeluk agama
Hitlerisme (dan ini menjadi kalimat
“syahadat” mereka: “Tidak ada
Tuhan selain Nazisme dan Hitler
adalah rasulNya” … mirip bukan
dgn suara azan dipagi hari ? sic)
Nah, sama spt orang Jerman diatas,
Muslim menyangka bahwa mereka
percaya kpd Allah. Kenyataannya
Allah hanya kepanjangan ego
Muhamad. Allah memang alat utk
memudahkan kepercayaan kpd
Muhamad. Ya, bukan Allah
melainkan Muhammad-lah yg
dipuja Muslim.
Muhamad adalah gurunya/
sesepuhnya Hitler. Ini bukan
kemampuan yg kita bisa belajar dgn
mudah. Tetapi bagi psikopat
narsisis macam Hitler dan
Muhamad, kemampuan membual
ini merupakan kemampuan alami.
Orang2 macam itu sepenuhnya
tidak memiliki satu titik kesadaran-
pun. Mereka pembohong patologis
(pathological liars). Mereka
memang benar2 mempercayai
kebohongan mereka sendiri yg
semakin diperkuat oleh pujian
pengikut2 yg mereka bohongi itu.
Ada legenda Persia ttg seseorang
bernama Mulla Nasreddin. Begini
bunyinya: si Mulla Nasredddin
membawa keledai-tuanya ke pasar
utk dijual. Untuk menarik pembeli
ia memuja-muja keledainya sampai
suatu ketika ia mengatakan pada
dirinya sendiri: kalau memang
keledai saya ini memang sehebat
spt yg saya katakan, mengapa saya
menjual keledai ini ? Akhirnya ia
pulang dgn keledainya itu !
Mulla Nasreddin memang karakter
lucu. Ia bukan psikopat. Tapi otak
psikopat tidak bekerja dgn normal.
Logika dan realitas bukan sesuatu
yg mereka pusingkan. Nilai
moralitas mereka berbeda total dgn
manusia biasa.
Apakah kau tidak pernah heran
mengapa maling menghancurkan
jendela mobil anda hanya utk
mencuri uang kecil dlm mobil tsb ?
Kau heran mengapa orang macam
ini tidak memiliki kesadaran
sedikitpun. Kau merasa ini tidak
masuk akal. Kau mengalami
kerusakan mobil seahrga jutaan
rupiah hanya karena uang recehan
Rp3000 (misalnya). Tapi kalau otak
orang sudah dirasuki narkoba maka
ia tidak lagi memiliki kesadaran.
Nilai2nya berbeda dgn nilai2 orang2
normal disekitarnya. Ia tidak
memikirkan dirimu apalagi
mobilmu ataupun kerugianmu.
Contoh lain: Suatu hari saya pernah
berada di sebuah negara Amerika
Latin dan saya baca di surat kabar
setempat bahwa seseorang
membunuh orang yg tidak
dikenalnya hanya karena ingin
mencuri sepatu Nike-nya.
Nah begitulah, Muhammad, Hitler,
Stalin, Mao Tse Tung, Pol Pot dan
narsisis2 patologis sukses lainnya
tidak memiliki satu inci
kesadaranpun. Nyawamu dan nyawa
saya tidak berarti bagi mereka.
Kecuali kalau kita berguna bagi
mereka. Tapi kalau tidak, yah,
habislah kita mereka babat.
3)sikopat2 Berpengaruh
Utk mengerti fenomena Muhamad,
kita harus mempelajari aliran2
modern dan mempelajari jalan
piker pemimpin2 mereka:
Jim Jones meyakinkan orang2
normal dan berpikiran sehat bahwa
ia adalah sang penyelamat/ the
Messiah. Ia meyakinkan mereka
agar meninggalkan keluarga2
merkea dan mengikutinya keujung
hutan belaka. Ia meyakinkan
pemerintah New Guyana agar
memberikannya tanah gratis seluas
300 ha. Ia meyakinkan pengikutnya
agar membawa senjata dan
membunuhi siapapun yg
membangkang. Kelompoknya
membunuh seorang senator dan
pengawal2nya dan ia lalu
meyakinkan pengikutnya gar
meminum racun cyanide dan 911
pengikutnya dgn senangnya
melakukan perintah bunh dirinya
itu.
David Koresh mengumpulkan
pengikutnya di sebuah kompleks
perumahan diluar Waco, Texas.
Mereka mengikutinya 24/7. mereka
mempersenjatai diri karena ia
memerintahkannya. Merkea
membiarkan puteri2 remaja
mereka ditidurinya, spt Abu Bakr
mengijinkan Muhamad utk
meniduri anak ingusannya. Mereka
menembak mati 4 agen2 negara
dan mengebom tempat itu sampai
mengakibatkan kematian mereka
dan anak2 mereka sendiri. Ini
mereka anggap lebih baik daripada
meneyrahkan diri ke pihak
berwenang. 90 nyawa melayang
dalam peristiwa ini akibat kesetiaan
mereka pada seorang psikopat.
The Order of the Solar Temple:
aliran apokaliptik ini menelan
naywa 74 pengikutnya dalam ritual
bunuh diri. Kebanyakan pengikut
mereka adalah oprang2
berpendidikan tinggi dan
berkecukupan, lebih intelek dari
Abu Bakr, Omar dan sang remaja
Ali yang lebih doyan menggunakan
pedang ketimbang menggunakan
otak.
Pemimpin2 mereka adalah Luc
Jouret, seorang dokter homeopathic
Belgia dan Joseph di Mambro,
pengusaha kaya. Mereka spt
Muhamad dan Abu Bakr-nya aliran
ini. Mereka juga percaya akan
kesintingan mereka sendiri dan
mereka juga bunuh diri.
Heaven's Gate: Tgl 26 Maret, 1997,
39 anggota "Heaven's Gate"
memutuskan utk "meninggalkan
tubuh mereka" dan berlayar
mengikuti ekor komet Hale-Bopp.
Semua pengikutnya tewas setelah 3
hari. Mereka semuany ameminum
racun dan bahkan melilitkan wajah
mereka dng plastic agar
mempercepat kematian.
John de Ruilter, dipercaya
pengikutnya sbg lebih besar dari
Yesus Kristus dan merelakan anak
perempuan mereka digagahinya.
Salah seorang pengikutnya bahkan
seoran gpsikologis yg bersumpah
bahwa dalam 30 tahun pengalaman
prakteknya, ia belum pernah
bertemu orang yg berpikiran
“sewajar” John.
Dan masih ribuan lagi kasus
macam ini. Para pemimpin aliran
ini karismatik, persuasif dan yakin
benar akan tujuan mereka. Mereka
lain dari yang lain. Merkea sering
orang intelek, tetapi tidak dapat
membedakan antara fantasi dan
realitas. Mereka sanggup merubah
pikiran orang dgn kekuatan
berbicara dan keyakinan mereka.
Ini karena memang mereka
mempercayai kebohongan mereka
sendiri. Gaya mereka yg begitu
yakin sampai mengelabui orang2
terdekat mereka, membuat mereka
percaya bahwa pastilah orang2 ini
dikirim dari atas.
Mereka tidak bedanya dgn
Muhamad. Ia psikopat. Saya sudah
menjelaskan profil psikologis
Muhamad dalam artikel lain
berjudul The Force Behind
Muhammad. Hitler, Stalin dan
pemimpin2 aliran lainnya bukan
orang2 bodoh. Mereka sangat
pandai, tetapi mereka tidak waras.
Lebih gila lagi adalah fakta bahwa
satu milyar orang mengikuti
psikopat ini dan kesemuanya dari
mereka mendasarkan kepercayaan
mereka pada beberapa kerancuan
logika. Seperti domba mencari
domba lain, kesemuanya
mendasarkan kepercayaan mereka
pada yang lain. Kalau semua domba
berjalan menuju satu arah, maka
pastilah itu arah yg benar. "Mana
mungkin satu milyar orang bisa
salah."
4)Mentalitas Domba dan De-
individualisasi
Muslim menyebut diri Ummah.
Asal katanya adalah “Ummi”.
“Ummi” adalah kata yg dipakai
Muhamad bagi dirinya sendiri.
Artinya: orang yg buta huruf, tidak
sekolah, tidak terdidik.
Oleh karena itu Ummah berarti
komunitas para buta huruf. Yg
dimaksudkan Muhamad adalah
bahwa hal ini menujukkan bahwa
pengetahuannya datang dari atas.
Tetapi definisi sebenarnya Ummah
adalah : para pengikut yang bodoh
(the ignorant mass of believers).
Bacalah ayat 3:20 dibawah ini:
َﻦﻴِّﻴِّﻣُﻷﺍَﻭ َﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ ْﺍﻮُﺗْﻭُﺃ َﻦﻳِﺬَّﻠِّﻟ ﻞُﻗَﻭ
ْﻢُﺘْﻤَﻠْﺳَﺃَﺃ
dan katakan kpd Ahlul Kitab dan
mereka yang tidak terpelajar:
(Ummiyeen) "Apakah kalian
menyerahkan diri kalian ?"
Nah, kata Ummiyeen َﻦﻴِّﻴِّﻣُﻷﺍ disini
adalah bentuk jamak kata “Ummi”
yg diterjemahkan sbg:
Yusuf Ali: those who are unlearned/
mereka yg tidak terpelajar
Pickthal: those who read not/
mereka yg tidak dapat membaca
Shakir: the unlearned people/
tbangsa tidak terpelajar
Mari kita ambil ayat lain (Imran
3:75):
ٌﻞﻴِﺒَﺳ َﻦﻴِّﻴِّﻣُﻷﺍ ﻲِﻓ ﺎَﻨْﻴَﻠَﻋ َﺲْﻴَﻟ ْﺍﻮُﻟﺎَﻗ
"Mereka mengatakan, "tidak ada
suruhan bagi kami (utk berpegang
kpd kepercayaan kami) dgn orang2
berhala bodoh ini.(Ummiyeen)"
Yusuf Ali menerjemahkan kata ini
sbg “ignorant”/bodoh.
Pickthal menerjemahkannya sbg
“Gentiles”/kafir.
Dan Shakir menerjemahkannya sbg
bangsa tidak terpelajar (unlearned
people).
Kata benda "gentile" biasanya
dipakai bagi seseorang yg tidak
mengenal kitab sucinya. Dlm
bahasa Inggris, sinonim bagi
"gentile" is "pagan"/orang berhala.
Dalam sejarah, kata itu dipakai
orang Romawi utk menggambarkan
kaum bukan-Romawi (orang asing);
orang Yahudi memakainya utk
menggambarkan orang2 bukan-
Yahudi; dan orang Kristen
menggunakan kata itu bagi kaum
berhala. Qur'an menggunakan kata
al-Ummiyeen, utk menggambarkan
orang2 yg tidak dapat baca-
tulis/"the Unlettered folks".
Ayat 62:2 berbunyi,
ﺎًﻟﻮُﺳَﺭ َﻦﻴِّﻴِّﻣُﺄْﻟﺍ ﻲِﻓ َﺚَﻌَﺑ ﻱِﺬَّﻟﺍ َﻮُﻫ
ْﻢُﻬْﻨِّﻣ
Terjemahan Yusuf Ali :
"Ia yang mengirimkan dari antara
orang yg tidak dapat baca-tulis (the
Unlettered) seorang nabi dari
antara mereka,"
Dlm Komentarnya ia menulis: "The
Unlettered: diterapkan pada sebuah
bangsa, yi Arab, dan
membandingkan mereka dgn
orang2 Ahlul Kitab ..."
Ayat: 2:78,
َﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ َﻥﻮُﻤَﻠْﻌَﻳ َﻻ َﻥﻮُّﻴِّﻣُﺃ ْﻢُﻬْﻨِﻣَﻭ
Dan diantara para buta huruf, yg
tidak mengenal Kitab (suci) itu …
Kata asal Ummi adalah "Um" (ibu).
Secara etimologis, Ummi adalah
keadaan alami manusia yg tidak
tahu apa2, persisi spt pada saat
dilahirkan oleh sang ibu.
Jadi, Ummah adalah kumpulan
orang2 yg tidak terpelajar, buta
huruf dan tidak tahu-menahu akan
isi Kitab Suci mereka dan oleh
karena itu tidak dpt menemukan
jalan mereka. Spt anak kecil,
Ummah itu memiliki kebutuhan
terus menerus agar diberikan
pengarahan. Imam, kata yg juga
berasal dari akar kata yg sama,
adalah orang yg menuntun sang
Ummah. Ini spt konsep
penggembala dan domba2nya.
Seluruh komunitas Muslim
dianggap sbg domba yg perlu
penggembala.
Sang pengikut harus melakukan
apapun yg dilaukan pengikut
lainnya dan kedua2nya harus
mengikuti secara buta apa yg
dikatakan sang Imam yg
memberikan instruksi sesuai dgn
contoh2 Muhamad.
Perihal salah-benar, baik-buruk
bukan diukur menurut nilai
moralitas dan logika sehari2. Benar
adalah apa yg dikatakan Muhamad
dan buruk adalah apa yg dilarang
Muhamad. Dgn kata lain, Muslim
tidak boleh mengukur Muhamad
dgn standar norma moralitas dan
logika normal.
Sikap ini menghalangi Muslim utk
berpikir. Mereka lebih suka
mendapatkan keamanan dan
kenyamanan dgn cara mengikuti
satu pola kelakuan dan pemikiran
yg seragam.
Konformitas dianjurkan dan
kemerdekaan pemikiran diancam
hukuman keras. Pertentangan dgn
pendapat mayoritas bisa membawa
kesengsaraan bagi para pemikir
independen ini.
Muslim diwanti2 agar memenuhi
aturan dgn cara stimulus
kenikmatan/kesakitan. Dgn
mengikuti aturan, mereka akan
mendpt penghargaan. Semakin
pandai orang mengelu2kan sesama
Muslim, semakin tinggi hadiahnya
dan semakin tinggi pula status
sosialnya. Dilain pihak,
kemerdekaan berpikir diluar
kelompok akan diancam dgn
ganjaran berat.
Secara psikologis, sang pengikut
diteror dgn ketakutan akan neraka
sambil di-iming-imingi janji2
surgawi. Ini membungkam otaknya
dan menghalanginya agar berpikir
diluar jalur yg dapat menggoyahkan
kepercayaannya dalam kebohongan
besar ini.
Inilah faktor lain yg membantu
Islam bertahan selama beberapa
abad. Muslim tidak dianjurkan utk
berpikir secara independen. Setiap
pemikiran diluar garis batas bisa
mengakibatkan sang korban
kehilangan isteri, famili, rekan2,
pekerjaan, status, kehormatan,
harta benda dan bahkan nyawanya.
Ketakutan inilah yg membuat Islam
bertahan lama. Kebohongan ini
belum pernah ditantang
sebelumnya. Tapi usianya yg cukup
tua ini bukan bukti bahwa Islam
adalah agama benar. Islam
bertahan karena faktor KETAKUTAN
dan bukan karena faktor kebenaran.
DE-INDIVIDUALISASI adalah istilah
teknis utk menggambarkan
MENTALITAS DOMBA. Ini keadaan
psikologis dimana mentalitas
domba tergerak saat individu2
bergabung dgn sebuah kelompok/
massa.
De-individualisasi dikarakterisasi
oleh kehilangan kesadaran akan diri
sendiri dan individualitas. Dlm
Islam, individualitas dibantah
secara total dan kehidupan sang
individu larut dalam Ummah-nya.
Ia bukan hanya menjadi budak,
tetapi ia juga menyebut dirinya
budak. Dlm bahasa Arab, orang
disebut “Ibaad”, yg persisnya
berarti BUDAK !
De-individualisasi mengurangi
kemampuan sang individu agar
menahan diri, berpikir dan berlaku
normal. Ini merupakan alasan
kelakuan kolektif massa yg
bertindak dgn kekerasan, kalap dan
tindakan hooliganisme. Kelakuan
ini nampak sekali setiap solat
Jumat dimana para anggota Ummah
dibakari semangat oleh seruan sang
Imam agar mengutuk Yahudi dan
kafir karena “menekan” Muslim.
Sang individu tidak diijinkan utk
bertanya mengapa. Apa bukti
“penekanan” ini dan mengapa
mereka harus membenci Yahudi
dan kafir ? Kalau seorang anak
berani menanyakan hal ini pada
orang tuanya, kepalanya kena
tampar. Kalau orang dewasa yg
menanyakannya, kepalanya
melayang.
De-individualisasi ini nampak jelas
dalam pola kelakuan Muslim :
Pembakaran dan pameran tubuh2
terbakar para kontraktor AS di
Fallujah, penyerangan dan
penyembelihan tubuh seorang
tentara Israel di Ramalah oleh
massa Muslim yg kemudian
memakan hatinya.
Pola kelakuan ini tidak asing dalam
Islam. Di Iran, ribuan pengikut
Baha’i tewas karena digantung
massa histeris. Di Pakistan, yang
sama terjadi jika orang dianggap
menghina Muhamad. Saat
meninggalkan mesjid, kita sudah
sering menyaksikan histeria
Muslim yang siap sedia mencabut
nyawa orang.
KESIMPULAN
Brutalitas dan sifat represif Islam,
sejalan dgn irasionalitas total,
menjadikan doktrin ini sebuah
agama yg sukses dan bertahan
lama.
Islam tidak tahan kritik. Muhamad
tahu benar bahwa ia tidak mampu
menjawab pertanyaan2 yg diajukan
para pengritiknya. Oleh karena itu
ia merasa perlu utk selama-
lamanya melarang orang
mempertanyakannya. Ia tahu benar
bahwa: KRITIK AKAN
MENGAKIBATKAN HANCURNYA
ISLAM.
Begitulah, rahasia sukses Muhamad
sekarang bukan lagi rahasia. Ia
sukses karena berhasil
membohong secara besar2an,
karena ia brutal total terhdp
siapapun yg berani
mempertanyakannya. Bahkan lelaki
jompo dan wanita beranak 7 yg
sedang tidurpun tidak enggan2 ia
perintahkan agar digorok leher
mereka.
Muhamad sukes karena ia tampil
diantara bangsa yg paling bodoh,
paling percaya takhyul dan paling
barbar. Chauvinisme, kepicikan,
kesombongan, megalomania,
kebodohan, kerakusan, gila sex dan
tidak ada rasa hormat secuilpun
bagi nyawa orang lain adalah
TANDA2 ISLAM, sifat2 yg sudah ada
dijazirah Arab saat Muhamad
melancarkan karirnya sbg nabi. Ia
tinggal menciptakan kebohongan
besar, tambahkan intoleransi dan
beberapa adegan kekerasan, dan
jadilah AGAMA KEBENCIAN YANG
PALING SEMPURNA (the most
perfect religion of hate).
Inilah alasan bertahannya Islam.
Tidak lebih tidak kurang. //

Back to posts