Lamborghini Huracán LP 610-4 t

Kajian Sejarah Islam.

Saya akan membatasi pembahasan
pada fakta2 sejarah.
Perayaan ke-500 tahun kelahiran
Paus Pius V tahun ini berlangsung
secra sepi, apalagi di lingkungan
akademisi. Padahal ia adalah paus
yg memenangkan Pertempuran
Lepanto th 1571 ini. Paus ini
memiliki keberanian dan energi utk
membentuk aliansi para kerajaan
Kristen melawan kerajaan/empire
Ottoman yg menjajahi negara2
Balkan.
Kini, utk mengurangi permusuhan
antara keduanya, jasa paus yg
menyelamatkan budaya Barat dari
cengkraman Islam ini jarang
disebut2.
Walaupun kedua agama tsb bersifat
monotheis, ada perbedaan besar
antara agama Kristen dan Islam dan
perbedaan ini adalah fundamental.
Sejak permulaan, ada perbedaan
dlm cara2 konversi (mengajak
orang lain dlm agama Kristen/
Islam) dan penggunaan kekerasan.
Menurut ajaran Kristen, konversi
adalah suka rela dan individual.
Sejak2 abad2 permulaannya, agama
Kristen disebarkan tidak melalui
paksaan, malah mereka di-
intimidasi dan dibunuh. Setelah
mereka kuat, sejarah memang
menunjukkan bahwa pengikutnya
sering tidak mempraktekkan
toleransi. Paus Johanes Paulus II
sendiri mengakui bahwa anak2
Gereja "harus kembali dlm
semangat penyesalan akibat
kelakuan tidak toleran dan bahkan
penggunaan kekerasan, khususnya
dlm abad2 tertentu." (Tertio
Millennio Adveniente, 35).
Namun sejak permulaan, Muslim,
bahkan sejak Mohamad masih
hidup, memaksakan konversi lewat
kekerasan. Expansi dan luasnya
pengaruh Islam adalah melalui
PERANG terhdp mereka yg tidak
menerima Islam, dan ini bukannya
tidak cocok dgn ajaran Islam.
Islam, berbeda dgn Kristen,
mengekspresikan strategi religius,
budaya, sosial dan politik. Kristen
membedakan jelas antara dunia
spiritual dan politik. Sementara
Islam diberlakukan lewat dominasi
politik.
Oleh karena itu tidak
mengherankan bahwa penggunaan
kekerasan merupakan tempat
utama dlm tradisi Islam, spt yg
disaksikan kata yg sering kita
dengar akhir2 ini; "jihad". Walau
ada yg mengatakan bahwa jihad
hanya berarti perang spiritual, ahli2
Islam spt Samir Khalil Samir
kembali menegaskan bahwa jihad
adalah perang atas nama ALlah utk
membela Islam, yg merupakan
kewajiban semua lelaki Muslim yg
sehat badan.
Mereka yg bersikeras bahwa jihad
melenceng dari arti sebenarnya,
bukanlah orang2 jujur. Sejarah
sudah membuktikan kekerasan
khas Islam dan BAHWA MUHAMAD
SENDIRI SECARA SISTIMATIS
MENGORGANISASIKAN
PENYERANGAN MELAWAN SUKU2
YG TIDAK MENERIMA
KEKUASAANNYA.
Interpretasi Muslim sekarang ttg
Perang Salib (yg dipinjam dr orang2
Barat anti-Kristen) juga tidak cocok
dgn realitas sejarah.
Menurut mereka, orang2 Kristen
menginvasi kawasan damai--Tanah
Suci (yg dulunya adalah bagian dari
Syria)--yg menghormati orang2 dr
agama lain – menggunakan motif2
religius utk menutup2i tujuan
imperialis dan ekonomi.
Tetapi asal usul Perang Salib,
terutama, adalah akibat kekerasan2
yg dilakukan kalifah Fatimid milik
Hakim bi-Amr Allah terhdp kaum
Kristen Mesir dan Syria. Th 1008,
al-Hakim melarang perayaan
Paskah, Palm Sunday, dan tahun
kemudian ia memerintahkan
penghukuman dan penyitaan harta
kaum Kristen. Thn itu juga, th 1009,
ia merajah dan menghancurkan
katedral di Kairo, dan tidak
menghalangi pegnhancuran kapel2
disekitarnya, ataupun perajahan
gereja2 lainnya di kota itu. Tahun
itu juga adalah periode yg paling
parah: DESTRUKSI BASILIKA
KONSTANTIN di Yerusalem, atau
dikenal dgn nama the Holy
Sepulcher. Dokumen2 sejarah
jaman itu menunjukkan bahwa IA
MEMERINTAHKAN
"DIHANCURKANNYA SETIAP
LAMBANG AGAMA KRISTEN, DAN
MENCABUT SETIAP RELIK DAN
OBYEK PEMUJAAN." Basilika itu
kemudian diratakan habis dan Ibnu
Abi Zahir melakukan segala yg ada
dlm kekuatannya utk melenyapkan
setiap bekas2 gereja tsb.
Bahkan sekarang di lingkungan
intelektual, banyak disebut2 ttg
toleransi agama yg ditunjukkan
otoritas Islam selama berabad2.
Kenyataannya, pengikut agama
berhala ditawarkan "Islam atau
mati". Kristen dan Yahudi hanya
berhasil selamat karena mereka
menerima dominasi politik
(menjadi DHIMMI) dan situasi
menghina dgn menyetujui
pembayaran pajak Jizyah yg sangat
tinggi.
Jadi tidaklah aneh jika tekanan2
sosial dan ekonomi ini pd akhirnya
mengakibatkan orang memeluk
Islam. Ini mengakibatkan
kelenyapan total kaum Kristen,
penduduk asli iwilayah itu selama
lebih dari 500 tahun, jauh sebelum
datangnya Islam. Bahkan juga di
bagian2 Afrika yg dulunya
diperintah kerajaan Kristen
Romawi, dan tempat2 kelahiran
Santo Tyconius dari Syria dan Santo
Agustin.
Beda antara Kristen dan Islam yg
paling besar adalah isu
individualitas manusia.
Ini nampak dari kenyataan bahwa
negara2 Islam TIDAK MENERIMA
DEKLARASI HAK AZASI MANUSIA
oleh PBB th 1948. Ada yg
menerimanya dgn syarat dan
mengecualikan norma2 yg
bertentangan dgn hukum Qur'an –
yg praktisnya berarti menolak
keseluruhan Deklarasi. Dari sudut
pandang sejarah, harus diakui
bahwa deklarasi hak2 azasi
manusia ini adalah buah budaya
dunia Kristen. Dlm tradisi Islam,
konsep PERSAMAAN DERAJAD
MANUSIA TIDAK EKSIS. AKibatnya,
PENGHORMATAN terhdp NYAWA
MANUSIA juga tidak eksis.
Shariah didasarkan atas 3
KETIDAKSAMAAN DERAJAD: antara
lelaki dan perempuan, antara
Muslim dan non-Muslim, dan
antara orang bebas dan budak.
Esensinya, lelaki dianggap sbg
pemegang penuh segala hak dan
kewajiban hanya lewat
keanggotaannya dlm sebuah masy
Islam: mereka yg mengkonversi ke
agama lain atau menjadi atheis
dianggap pengkhianat, yg patut
dikenakan hukuman mati, atau
paling tidak kehilangan segala hak
mereka.
Kepincangan derajat yg tidak dapat
ditawar2 adalah antara LELAKI &
PEREMPUAN. Yang lainnya masih
bisa ditawar: budak dpt dibebaskan,
non-Muslim bisa masuk Islam –
tetapi derajat rendah tidak dapat
ditawar2, KARENA INI DITENTUKAN
OLEH ALLAH SENDIRI. Dlm tradisi
Islam, suami menikmati hak2
absolut atas isteri-isterinya:
poligami diijinkan bagi lelaki, tetapi
wanita tidak boleh memiliki lebih
dari 1 suami, tidak boleh kawin dgn
lelaki dr agama lain, bisa diceraikan
suaminya, tidak memiliki hak atas
anak2, mendapatkan hak waris
kurang dari saudara lelaki, dan
kesaksiannya di pengadilan bernilai
setengah dari
kesaksian lelaki.
Jadi Islam bukan saja berarti
keanggotaan religius, tetapi seluruh
cara hidup yg menentukan
hubungan dgn bangsa2 lain, bgm
berlaku dlm suasana damai atau
perang, dsb dsb.
Oleh karena itu mudah dimengerti
bgm kemenangan Lepanto
menjamin
pengembangan budaya
penghormatan bagi individu,
terlepas dari agama, jenis kelamin
dan kekayaan.
Kalau karakter Islam ini tidak dpt
berubah, satu2nya kemungkinan
ko-eksistensi Islam dgn mereka2
yg bukan anggota Ummah adalah:
dalam negara Islam, non-Muslim
harus tunduk kpd sistim Islam, jika
ia tidak ingin mengalami
diskriminasi.
Begitu juga, Muslim akan
mengalami kesulitan dlm
menyesuaikan diri dng UU non-
Islamiah, menganggapnya sbg UU
asing yg bertentangan dgn
kepercayaan dan agamanya.
Kami juga harus mengakui hak
alami setiap masyarakat utk
membela identitas politik, budaya
dan agamanya. Ini nampaknya yg
dilakukan Paus Pius V.

Back to posts