XtGem Forum catalog

Siapakah Muhammad?.

"Nabi" Muhammad SAW
, Amirul Mukminin Jazirah Arab
Muhammad
(571-632M), pendiri
agama Islam,
seorang Arab,
dilahirkan dalam
keluarga terhormat
suku Quraisy di
Mekah pada tanggal
12 Rabiul awal tahun Gajah (20
April 571 Masehi). Nama ayahnya
Abdullah dan ibunya Aminah.
Ayahanda wafat ketika Muhammad
masih dalam kandungan. Selain
oleh ibunda sendiri, bayi
Muhammad disusukan kepada
Halimah Sa'diyah, seorang wanita
kampung suku Badui di luar kota
(suatu kebiasaan keluarga kalangan
tinggi waktu itu). Setelah beberapa
tahun diasuh di kampungnya,
Muhammad diserahkan kembali
kepada ibunda. Pada usia empat
tahun, ibunda wafat, dan kemudian
Muhammad diasuh oleh kakeknya,
Abdul Muttalib. Baru berjalan 2
tahun, sang kakek juga meninggal
dunia. Kemudian hak pengasuhan
Muhammad diserahkan pada
pamannya, Abu Thalib.
Pada usia 12 tahun, Muhammad
ikut kafilah dagang Abu Thalib ke
Suriah. Konon, menurut cerita versi
Muslim, sesampai di Basra, dekat
Damsyik, kafilah Abu Thalib
didatangi pendeta Nasrani Bahiera.
Sang pendeta menaruh perhatian
pada Muhammad. Dia memberi
pesan kepada Abu Thalib agar
Muhammad dipelihara baik-baik,
karena anak itu di kemudian hari
akan menjadi "nabi".
Pada usia ±25 tahun, Muhammad
memimpin kafilah milik seorang
janda bangsawan kaya bernama Siti
Kadijah ke Suriah (kepercayaan ini
diperolehnya atas ikhtiar pemanda
juga). Sampai di Basra, dia sudah
dinantikan kelompok pendeta
Nastur. Berkatalah Nastur kepada
teman-temannya: "Itulah 'nabi'
yang ditunggu-tunggu."
Pemuda Muhammad menimbulkan
banyak kekaguman. Dia sangat kuat
berjalan, tidak pernah mengeluh
lelah, tahan hawa siang yang panas
terik dan malam yang amat dingin.
Siang malam Muhammad tiada
henti memuji allah.
Konon katanya, Muhammad ini
adalah seorang yang memiliki sifat-
sifat istimewa. Dia seorang yang
hidup sangat sederhana, sama
sekali tidak menghiraukan
kemewahan dan kekayaan benda
dan harta . Dia jujur tekun dalam
pekerjaan, sopan santun dalam
tindak tanduk, penuh kasih sayang
pada kaum yang lemah . Kemudian
oleh masyarakat dia diberi julukan
Al-Amin (orang yang dapat
dipercaya).
Hubungan dagang dengan Kadijah
akhirnya berkembang menjadi
hubungan keluarga, Muhammad
(25th) menikahi Kadijah (40th).
Kadijah adalah seorang Nasrani,
begitu juga sanak saudaranya yang
lain, misal Waraqah, dia adalah
seorang pendeta Nasrani sekte
Nasareth (Ebionith).
Entah karena pengaruh dari istrinya
atau kerabatnya yang lain,
Muhammad gemar melakukan
semedi atau tafakur (nyepi)
mencari hakikat hidup dan
kebenaran sambil memohon
petunjuk kepada tuhan.
Suatu ketika di saat Muhammad
berusia 35 tahun, Kaabah rusak
ditimpa banjir. Orang-orang
bersepakat membangun kembali
kuil itu, tidak ketinggalan
Muhammad. Ketika sampai pada
saat mengembalikan Hajar Aswad
(Batu Keramat berwarna Hitam) ke
tempatnya semula, timbul
kericuhan. Masing-masing merasa
lebih berhak mendapat kehormatan
mengerjakan hal itu. Orang
bersitegang, hingga seluruh
pekerjaan terhenti karenanya.
Akhirnya dimufakati untuk
menyerahkan keputusan persoalan
kepada barangsiapa yang esok
harinya paling dahulu berada di
Masjid al Haram. Ternyata orang itu
ialah Muhammad, padahal dia tidak
sengaja berusaha datang lebih pagi.
Kemudian, Muhammad
membeberkan selembar kain,
mengangkat dan meletakkan batu
keramat itu di atas kain tersebut.
Kemudian para kepala keluarga/
kelompok/kafilah/orang terkemuka
diajak beramai-ramai mengangkat
dan membawa kain itu ke tempat
di mana batu hitam akan diletakkan
dan Muhammad sendiri
meletakkannya di atas tempatnya
semula. Sejak saat itu Muhammad
mendapat tempat terhormat di hati
orang-orang Mekah. Kewibawaan
Muhammad naik di mata rakyat.
Dan sejak saat itu pula, Muhammad
semakin sering bersemedi di
dalam gua angker, sebuah gua yang
sempit dan gelap gulita, namanya
gua Hira. Untuk memasuki gua
tersebut, orang harus merangkak.
Gua itu terletak di bukit Hira ±9km
dari Mekah.
Menurut pengakuan Muhammad,
ketika ia sedang asyik bersemedi,
tiba-tiba muncul seorang yang tidak
dikenalnya. Menurut pengakuan
Muhammad, itu adalah malaikat
Jibril. Dan malaikat Jibril itu yang
menurunkan "wahyu" allah
kepadanya, pada malam itu juga di
dalam gua angker tersebut. Di
kemudian hari, malam turunnya
wahyu Alquran pertama itu
diperingati sebagai malam
Lailatulkadar (=malam suci).
Muhammad yang masih juga cemas
ragu-ragu akan arti kejadian ajaib
yang dialami itu diyakinkan oleh
istrinya dan Waraqah sang pendeta
sekte Nasareth. Menurut mereka,
Muhammad adalah pasti "nabi" dan
"rasul" allah. Waktu itu usia
Muhammad 40 tahun.
Jadi, semenjak itulah Muhammad
mulai mengaku-ngakukan dirinya,
mulai dari kerabat terdekat, teman-
teman dan sahabat karib bahwa dia
adalah nabi utusan Tuhan. Yang
pertama kali mendukungnya adalah
istrinya, kemudian satu demi satu
terutama dari para bawahan dan
para budaknya bersedia masuk
agama baru yang didirikan oleh
Muhammad, yaitu agama Islam.
Dengan demikian, sedikit banyak
Muhammad mempunyai kekuatan
pendukung walaupun tidak bisa
dibilang besar di kota Mekah itu.
Pada masa Muhammad hidup, di
kisaran tahun 600-an Masehi,
sedang terjadi peperangan antara
bangsa barbar Persia dengan
kekaisaran Bizantium (Romawi
Timur). Yerusalem sebagai kota
suci Nasrani berhasil dikuasai oleh
bangsa Persia yang pagan. Kerajaan
Bizantium adalah kerajaan romawi
yang mendukung kekristenan
(kelanjutan dari kebijaksanaan
kaisar Konstantinus). Di mata
orang-orang Mekah, peperangan itu
ibarat peperangan antara Nasrani
dengan barbar. Dan di Mekah,
jumlah orang Nasrani terbilang
cukup signifikan, di samping
penganut agama Yahudi dan agama-
agama penyembah berhala. Untuk
mengambil hati orang Mekah yang
Nasrani, dan juga dalam rangka
mendapatkan simpati dan
dukungan dari orang Nasrani
kepada "sang nabi baru", muncul
ayat-ayat Surah Ar-Rum (QS 30). Di
ayat-ayat pertama surat "ilahi"
tersebut mengatakan (meramalkan)
bangsa Romawi (=Bizantium) akan
menang melawan Persia. Dengan
kemenangan Romawi, berarti
Yerusalem akan berhasil direbut
kembali ke tangan Nasrani dan ini
merupakan harapan sebagian besar
kaum Nasrani Mekah. Sebenarnya,
ayat-ayat awal surat Ar-Rum dalam
Alquran itu bukanlah nubuat,
karena tanda-tanda kemenangan
Bizantium sudah terlihat, satu
demi satu kota yang dulunya
dikuasai Persia berhasil direbut
kembali oleh kekaisaran.
Muhammad walau tidak
menyaksikannya langsung, tetapi
beliau adalah seorang pemimpin
kafilah dagang yang seringkali
melakukan perjalanan ke luar Arab,
terutama ke Suriah. Tentulah cerita
dari mulut ke mulut dan kesaksian
orang-orang selama perjalanan
tidak bisa dihindari, dan
Muhammad tentu tidak tuli dan
memiliki telinga untuk mendengar.
Sewaktu Muhammad berada di
Mekah, secara berangsur-angsur
Muhammad mendiktekan ayat-ayat
"tuhan" kepada para sahabatnya
(lebih tepat dibilang sekretaris),
seperti Zaid bin Thabit. Ayat-ayat
malaikat Jibril itu tidak turun
sekaligus, melainkan sesuai situasi
dan kondisi. Misalnya sewaktu
Muhammad berseteru dengan
orang-orang Quraisy Mekah yang
mengejek dan melecehkan
Muhammad, muncul ayat-ayat baru
untuk memberikan sanggahan pada
mereka yang tidak mau beriman
itu. Begitu pula dengan ayat-ayat
yang berkenaan dengan orang-orang
Nasrani dan Yahudi Mekah yang
tidak mau beriman kepadanya.
Hampir seluruh ayat-ayat Makiyah
(umat Islam menyebutnya
demikian untuk ayat-ayat yang
diturunkan kepada Muhammad
sewaktu berada di Mekah), adalah
ayat-ayat "baik", yang menonjolkan
toleransi beragama. Tidak ada
pemaksaan bagi barangsiapa yang
tidak mau masuk Islam. Tugas
"nabi" hanya sekedar
memberitahukan saja, kalau
mereka tidak mau beriman, itu
terserah, demikian intisari sebagian
besar ayat-ayat Makiyah. Hal ini
dapat kita maklumi, sebab ketika di
Mekah posisi Muhammad sangatlah
tidak menguntungkan. Dia kalah
jumlah dalam hal anak buah
(tentara), dan juga sikap orang-
orang Mekah (Quraisy, Nasrani dan
Yahudi) yang menganggap
Muhammad orang gila mengaku-
ngaku "nabi" atau "messiah" begitu
menghimpitnya sehingga
Muhammad harus pandai-pandai
bersikap. Selain tekanan mental,
Muhammad juga kerapkali
menderita aniaya seperti dilempari
batu oleh orang-orang yang tidak
suka kepadanya; serta pernah suatu
ketika Muhammad hendak
ditangkap dan dibunuh oleh
sukunya sendiri (bani Quraisy)
hingga Muhammad lari terbirit-birit
bersembunyi di dalam sebuah gua.
Ketegaran Muhammad ini
ditunjukkan dengan munculnya
ayat-ayat toleransi dan menyentuh
hati, tentang tidak boleh adanya
pembalasan kepada orang kafir dan
menganggap orang Nasrani atau
Ahli Kitab sebagai sahabat. Tetapi
di balik itu, Muhammad sedang
menyusun rencana pembalasan
dendam yang selama ini tidak
terpikirkan oleh para musuhnya.
Segala perlakuan buruk orang-orang
Mekah ini tertimbun dalam
benaknya yang di kemudian hari
meletus bak murka Syaitan yang
tidak mengenal ampun. Diam-
diam, para pengikutnya yang setia
menyusup ke Madinah untuk
mencari dukungan kekuatan
mendukung "sang nabi baru" yang
dianiaya di Mekah. Entah dengan
hasutan atau propaganda apa, yang
pasti salah satunya
mengumandangkan ayat-ayat
Alquran, orang-orang Madinah
nantinya bisa terbujuk untuk
memerangi kota Mekah. Siasat adu
domba, Madinah melawan Mekah.
Fakta yang sahih, hasutan terbesar
adalah untuk menjarah kota Mekah
yang terkenal kaya raya. Ketamakan
akan harta dan budak serta gadis-
gadis remaja yang bisa diperkosa
kapan pun, membuat mereka
setuju untuk memberikan
dukungan kepada "sang nabi baru".
Orang-orang di Madinah di
kemudian hari, dengan dipelopori
para sahabat Muhammad yang
lebih dahulu menyusup dan
mempengaruhi kota tersebut,
sangat berharap "sang nabi baru"
itu mau pindah ke kota mereka dan
menjadi pemimpin mereka. Iming-
iming kenikmatan duniawi
membuat mereka rela menjadi
tentara Ansor yang setia, dan siap
sedia membela Muhammad kapan
pun juga walau harus berkorban
nyawa.
Alquran surah An-Naba (78) ayat
31-34, diturunkan di kota Mekah
dan disampaikan oleh para sahabat
nabi di Madinah sehingga orang-
orang barbar Madinah (kebanyakan
para pemuda) menjadi tertarik
untuk masuk Islam dan sepakat
memerangi Mekah:
Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa mendapat kemenangan,
(yaitu) kebun-kebun dan buah
anggur, dan gadis-gadis remaja
yang sebaya, dan gelas-gelas yang
penuh (berisi minuman).
Dongeng terbesar yang dibuat oleh
Muhammad sewaktu berada di
Mekah adalah kisah Isra Miraj, yaitu
cerita tentang dirinya yang naik
"buraq" (makhluk ilahi bersayap)
menuju ke langit tingkat tujuh
sampai di Sidratul Muntaha. Dia
bercerita bertemu nabi Musa dan di
surga itu Muhammad diperintahkan
untuk menyerukan umat Islam
menjalankan sholat 50 kali dalam
sehari . Karena Muhammad seorang
yang "baik hati" dan tidak mau
menyusahkan para pengikutnya,
Muhammad memanjatkan doa
syafaat dan terjadi tawar-menawar
dengan nabi Musa agar jumlah
sholat diturunkan. Akhirnya, terjadi
kesepakatan, bahwa setiap Muslim
diwajibkan sholat 5 kali sehari.
Sikap orang-orang Mekah yang tidak
bersahabat dan tekanan psikologis
terhadap Muhammad, membuat
Muhammad diharuskan hengkang
dari Mekah dengan ber-hijrah ke
Madinah pada tanggal 9 Rabiulawal
(atau 22 September 622M).
Peristiwa perpindahan inilah yang
disebut Hijrah dan dijadikan
permulaan tarikh (penanggalan)
Islam. Berdasarkan penetapan itu,
tanggal 1 Muharram tahun satu
Hijrah jatuh pada tanggal 15 Juli 622
Masehi).
Selama di Madinah, Muhamamd
jadi gelandangan. Ia beserta para
pengikutnya yang setia merampok
dusun-dusun, membantai
penduduk dan menawan para
wanita dan anak-anak. Beberapa
wanita diperkosa dan dijadikan
budak baik oleh Muhammad sendiri
maupun para pengikutnya. Dengan
demikian Muhammad memperoleh
harta jarahan untuk mengubah
statusnya dari seorang gelandangan
yang miskin menjadi seorang
pemimpin 'gerombolan' atas nama
Allah.
Inilah cara Muhammad melakukan
penaklukannya, dia rampok dusun2
yg lengah tanpa peringatan, ketika
para lelakinya keluar dusun utk
melakukan kegiatan2 mereka dan
tidak bersenjata dan setelah
membantai para lelaki itu mereka
ambil para wanita dan anak2
sebagai budak, dia lalu menyatakan
bahwa Allahnya yg membuatnya
menang. Sebenarnya adalah
terorisme dan kepengecutan yg
membuatnya menang. Dia
mengepung sebuah benteng dan
mengancam penghuninya utk
takluk atau menghadapi kematian.
Dia sebut peringatan itu sebagai
itmam al hujjat (memberikan bukti
yg tidak dapat disangkal atau "bukti
yang nyata").
Sebelumnya, kota Madinah
bernama Yatrib, tetapi kemudian
diganti menjadi Madinat-an-Nabi
(Kota Nabi) atau Madinat-al-
Munawarah (Kota yang Cemerlang)
yang kemudian dilafazkan Madinah
atau Medinah hingga sekarang ini.
Usaha pertama Muhammad di
Madinah adalah membangun
masjid (Masjid-un-Nabi) sebagai
pusat kegiatan Islam. Di satu sisi
masjid itu juga disediakan ruangan
khusus untuk dijadikan tempat
tinggal nabi, dan di sisi yang lain
ruangan tempat kediaman kader
tentara istimewa Islam (Ahlus
Shafa). Masjid menjadi pusat
keagamaan dan pusat
pemerintahan (tempat sholat,
Muhammad berkotbah, ruang
pengadilan, melantik pejabat
pemerintahan dan panglima
perang, musyawarah dan
sebagainya).
Majid-un-Nabi melambangkan
"markas besar" pemerintahan
Islam pertama di bawah pimpinan
"kepala negara" Muhammad .
Penyebaran agama Islam maju
pesat dan aman, dengan dukungan
pengawalan tentara Muhajirin dan
Ansor (penganut Islam asal
Madinah yang telah dipersiapkan
oleh para sahabat nabi jauh
sebelum Muhammad hijrah). Siapa
pun yang menolak Muhammad
sebagai rasul, harus siap
menghadapi tebasan pedang atau
perampasan harta benda dengan
alasan zakat.
Di Madinah sendiri, tidaklah
harmonis. Karena selain banyak
orang yang berpihak kepada
Muhammad dengan iming-iming
harta rampasan Mekah dan gadis-
gadis remajanya yang bisa dimiliki
atau dijadikan budak, ada sebagian
besar orang Yahudi (karena di kota
itu memang Yahudi menjadi
mayoritas) menolak Muhammad. Di
kota inilah terjadi pembantaian
besar-besaran, pengusiran dan
perampokan serta pemerkosaan
terhadap kaum Yahudi yang
sebenarnya mereka telah lama
tinggal di jazirah Arab itu turun-
temurun.
Kebiadaban Muhammad dan
tentara Islamnya, tidak hanya
kepada penduduk Yahudi di
Madinah sendiri, tetapi juga kepada
suku Quraisy di Mekah atau siapa
pun juga kafilah-kafilah dagang yang
berlalu lalang pulang pergi antara
Mekah dan Suriah. Mereka tidak
pernah luput dari sergapan tentara-
tentara Islam yang berjaga-jaga di
perbatasan, merampoki, menjarah,
membunuh dan menawan budak-
budak serta wanita. Praktek
penjagalan atau perampokan biadab
ini oleh Muhammad dan
pengikutnya disebut Ghazwa.
Perbuatan ini dibenarkan oleh
"allah" untuk membalas perbuatan
orang-orang Mekah, dan di samping
karena mereka merasa kehilangan
harta benda setelah hijrah ke
Madinah (sewaktu Muhammad dan
kaum muhajirin hengkang dari
Mekah, sebagian besar harta benda
mereka tidak sempat dibawa dan
mereka tinggalkan di Mekah begitu
saja). Intinya, tamak harta dan
nafsu syahwat menjadi latar
belakang diadakannya penyergapan
dan perampasan di perbatasan
Mekah-Medinah.
Kebiadaban Muhammad dan
tentaranya (menyergap dan
merampoki para pedagang)
puncaknya terjadi di lembah Badar
(letaknya di antara Mekah-Medinah)
. Konon menurut cerita orang-orang
Muslim, dalam Perampokan Badar
itu (Ulama Arab menyebutnya:
Perang Badar) (17 Ramadhan 2H)
suku Quraisy berjumlah 1000 orang
dikalahkan oleh 300 tentara
Madinah (Islam) di bawah pimpinan
Muhammad. Konon juga,
Muhammad dan pasukannya hanya
bersenjata seadanya dan kalah
lengkap bila dibanding pasukan
Quraisy Mekah, termasuk juga
perbekalannya. Namun oleh
"kehendak allah", pasukan Quraisy
Mekah dapat dikalahkan.
Peperangan antara Mekah dan
Madinah tidak langsung surut,
tetapi terjadi berulang-ulang. Yang
kedua, terjadi di lereng bukit Uhud
(Perang Uhud, 623M). Pasukan
Quraisy yang berjumlah 3000 orang
dipimpin Abu Sufyan berhasil
melukai Muhammad, namun
akhirnya mereka dapat dipukul
mundur oleh pasukan Islam yang
hanya berjumlah 700 orang.
Beberapa tawanan perang dipaksa
masuk Islam dibawa todongan
pedang. Bagi yang tidak bersedia
masuk Islam, pancung leher adalah
hukumannya. Abu Sufyan adalah
contoh salah satu pimpinan
Quraisy yang masuk Islam karena
diancam oleh Muhammad setelah
tentara Islam berhasil
menangkapnya.
Pada tahun 627M menyusul
peperangan kembali antara
Madinah dengan Quraisy Mekah.
Kali ini, suku Quraisy didukung oleh
orang-orang Yahudi dari bani Nadir
(yang dendam kepada Muhammad
karena telah membunuhi sanak
saudara, merampas harta benda
mereka dan mengusir mereka dari
Madinah). Berjumlah 10 ribu orang
gabungan antara suku-suku Arab
yang benci kepada Muhammad dan
Yahudi suku Nadir, mengepung
Madinah. Mereka gagal menembus
kota Madinah karena sebelumnya
Muhammad dan pengikutnya telah
membuat pertahanan berupa parit-
parit di sekeliling kota. Sementara
Madinah terkepung dari luar, orang-
orang Yahudi dari suku Kuraizah
memberontak dan mengadakan
perlawanan dari dalam, tetapi
berhasil digagalkan oleh tentara
Islam. Blokade suku-suku gabungan
itu berhasil membuat Madinah
kekurangan bahan makanan setelah
mereka mengepung kota itu
selama lebih kurang 20 hari.
Kemudian, tentara Islam
melakukan siasat adu domba.
Seorang abdi Muhammad
menyusup di antara para
pengepung dan berhasil menghasut
anggota-anggota sekutu untuk
mengurungkan niat menghancurkan
Madinah. Di antara para pengepung
itu akhirnya terjadi percekcokan
sengit yang berlarut-larut sampai
datangnya musim dingin yang
keras. Akhirnya, mereka terpaksa
meninggalkan Madinah tanpa
mencapai hasil sedikit pun.
Pada tahun berikutnya (628M), di
bulan Zulkaidah Muhammad
memimpin 1500 jemaah berangkat
ke Mekah untuk tujuan
menjalankan "rukun iman" yang
kelima, yaitu berhaji. Sebenarnya
ini hanyalah siasat licik Muhammad
yang hendak menyerang Mekah dari
dalam. Pihak Quraisy tidak
mengijinkan. Bertahun-tahun
lamanya Muhammad mencela
mereka, merampok karavan
mereka dan membunuh orang2
mereka. Sekarang dia datang lagi,
dgn anak buah sampai lebih dari
seribu, bersenjata pula !
Melihat jumlah tentara Quraisy
yang lebih besar dibanding
pasukannya (ibarat masuk ke sarang
harimau), Muhammad bersiasat
hendak memasuki Mekah lewat
jalur lain, dan akhirnya ia dan
jemaahnya berkemah di Hudaibyah.
Tetapi orang-orang Quraisy terus
mengikutinya.
Muhammad menempatkan
orang2nya di Hudaibiyah dan
perundinganpun dimulai. Akhirnya
mereka setuju bahwa Muhammad
dan orang2nya harus mundur.
Mereka juga tidak boleh merampok
karavan2 orang Mekah. Juga jika ada
anak muda yg kabur ke Medinah
dan ingin bergabung dg gerombolan
gangsternya, dan orang tua anak ini
tidak setuju, dia wajib
mengembalikan anak tsb pada
orang Mekah. Sebagai imbalannya,
jika semua syarat2 dari perjanjian
ini dijalankan oleh Muhammad dan
gangnya, mereka dapat kembali
tahun depan, tanpa senjata dan
melakukan kegiatan hajinya.
Sementara orang2 Mekah akan
menunggu diluar kota, agar tidak
terjadi keributan.
Entah, siapa sebenarnya yang
melanggar perjanjian, Muhammad
yang merasa malu karena tidak
berhasil memasuki Mekah,
akhirnya memutuskan untuk
menyerang Khaibar. Kekecewaan
karena tidak berhasil menjarah
harta kekayaan Mekah,
dilampiaskan di Khaibar di mana di
kota ini dihuni oleh suku Yahudi
yang secara politik sesungguhnya
tidak berbahaya dan tidak
merugikan Madinah. Dengan alasan
yang dibuat-buat, fitnah bahwa
Khaibar telah melanggar perjanjian
Hudaibyah, Muhammad menyerang
Khaibar, membunuhi orang tua-tua,
merampas budak, menjadikan
wanita-wanita sebagai pemuas
seks, dan menjarah seluruh harta
kekayaan penduduk Khaibar. Di
Khaibar ini pula Muhammad
mendapat istri baru bernama
Shafiyah, putri Kepala Suku Khaibar
dari bani Nadir dan suaminya
bernama Kinanah yang dibunuh
dengan sadis oleh Muhammad
demi untuk mengorek pengakuan
tentang di mana harta benda
disembunyikan. (Lihat kisah
Kematian Muhammad)
Sebelum Muhammad menyerang
Khaibar, turun surah Al-Fath (48)
dari "allah" yang sebenarnya
tujuannya adalah untuk menutupi
rasa malu Muhammad lantaran
perjanjian Hudaibyah itu. Di dalam
surah Al-Fath itu pulalah
Muhammad hendak
membangkitkan semangat
berperang kepada orang-orang
Badui yang sebelumnya tidak mau
ikut serta dalam penyerangan ke
Mekah, agar orang-orang Badui itu
mau turut dengan mereka
memerangi Yahudi Khaibar sebagai
pengganti Mekah. Bila orang-orang
Badui itu tetap tidak mau ikut
berperang, maka Muhammad
mengancam mereka atas nama
"allah".
QS 48:16
Katakanlah kepada orang-orang
Badwi yang tertinggal: "Kamu akan
diajak untuk (memerangi) kaum
yang mempunyai kekuatan yang
besar, kamu akan memerangi
mereka atau mereka menyerah
(masuk Islam). Maka jika kamu
patuhi (ajakan itu) niscaya Allah
akan memberikan kepadamu
pahala yang baik dan jika kamu
berpaling sebagaimana kamu telah
berpaling sebelumnya, niscaya Dia
akan mengazab kamu dengan azab
yang pedih".
Muhammad merayu orang-orang
Badui itu agar mau ikut berperang
bersamanya dengan "mewahyukan"
ayat 17-20:
QS 48:17
Tiada dosa atas orang-orang yang
buta dan atas orang-orang yang
pincang dan atas orang yang sakit
(apabila tidak ikut berperang). Dan
barangsiapa yang taat kepada Allah
dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan
memasukannya ke dalam surga
yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai dan barangsiapa yang
berpaling niscaya akan diazab-Nya
dengan azab yang pedih.
QS 48:20
Allah menjanjikan kepada kamu
harta rampasan yang banyak yang
dapat kamu ambil, maka
disegerakan-Nya harta rampasan ini
untukmu dan Dia menahan tangan
manusia dari (membinasakan) mu
(agar kamu mensyukuri-Nya) dan
agar hal itu menjadi bukti bagi
orang-orang mu'min dan agar Dia
menunjuki kamu kepada jalan yang
lurus.
Dua tahun setelah ia
menandatangani perjanjian dg
orang Mekah, ia telah cukup kuat
utk melanggarnya. Ia bergabung dg
sekelompok arab2 lain yg dg
bodohnya berpikir bahwa jika
mereka bergabung dgnya, mereka
tidak akan diserang. Salah sekali!
Jadi mereka menemani dia dan
menempatkan tentara mereka di
sekeliling Mekah. Muhammad
mengancam orang2 Mekah utk
menyerah atau mati. Kota itu
menyerah karena Bani Quraish
melihat bahwa Muhammad
membawa 10.000 orang. Dan juga
karena ada pengkhianatan dan akal
bulus dari pamannya Muhammad,
Abbas. Jadi Muhammadlah yg
melanggar perjanjian dan bukan
kaum Musrikin. Quran memastikan
hal ini.
Surat 9 adalah surat terakhir yg
ditulis Muhammad. Bagian pertama
dari teksnya adalah pidato dari Ali
yg membaca atas nama
Muhammad selama naik haji
sesudah Mekah jatuh ke tangan
Muslim. Muhammad sakit dan
sekarat, shg tidak datang. Ali
membaca pesan in utk semua yg
hadir, kaum muslim dan kaum
musrik, yg sedang melakukan Haji
mereka. Ini terakhir kali kaum
musrik melakukan haji disana.
Dalam pidato ini (Bara’at), dia
mengumumkan kpd kaum musrik
utk masuk islam atau mati. Dia beri
mereka waktu empat bulan
perlindungan utk kembali ke rumah
dan setelah itu mereka menjadi
target pemerasan bagi muslim.
Setelah empat bulan ini, mereka
harus menerima Islam dan
membayar Jizyah/pajak atau
mereka akan diburu di mana saja
mereka ditemukan dan dibunuh.
(Quran 9:5)
Perihal pelanggaran janjinya,
Muhammad tidak pernah
menunjukkan sedikitpun keraguan.
Dia melanggar janji kapanpun
selama itu menguntungkan dia. Utk
membenarkan pengkhianatannya
dia bilang bahwa pihak musuh toh
akan melanggar janjinya maka tidak
apa2 jika dia melanggar lebih
dahulu.
“(Yaitu) orang-orang yang kamu
telah mengambil perjanjian dari
mereka, sesudah itu mereka
mengkhianati janjinya pada setiap
kalinya, dan mereka tidak takut
(akibat-akibatnya).” (QS 8:56)
“Dan jika kamu khawatir akan
(terjadinya) pengkhianatan dari
suatu golongan, maka
kembalikanlah perjanjian itu
kepada mereka dengan cara yang
sama. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang
berkhianat. (QS 8:58)
Pada tahun 630M, seluruh Mekah
telah di bawah kekuasaan
Muhammad. Tentara Islam berhasil
mengalahkan suku-suku Arab yang
belum masuk Islam, dan di tahun
632 hampir seluruh jazirah Arab
telah tunduk di bawah kekuasaan
kerajaan Islam di mana Muhammad
sebagai Amirul Mukminin-nya (raja)
.
Ayat-ayat "ilahi" yang turun di kota
Madinah disebut ayat-ayat
Madaniyah. Ayat-ayat Madaniyah
membatalkan (atau me-mansokh)
ayat-ayat Makiyah. Ayat-ayat dari
kota Mekah yang sebelumnya
mengajarkan toleransi, moral
perikemanusiaan dan kebersamaan
di antara sesama, dibatalkan dan
diganti dengan ayat-ayat perang.
Muhammad atas nama "allah",
menghalalkan harta jarahan,
perempuan-perempuan tawanan
(terutama gadis-gadisnya) dan
budak-budak untuk dinikmati
sepuasnya. Darah orang kafir (orang
yang menolak Muhammad atau
tidak mau masuk Islam) adalah
halal untuk dibunuh. Harta dan
wanita hasil rampasan perang
adalah "rejeki dari allah".
QS 5:88
Dan makanlah makanan yang halal
lagi baik dari apa yang Allah telah
rezkikan kepadamu, dan
bertakwalah kepada Allah yang
kamu beriman kepada-Nya.
QS 8:69
Maka makanlah dari sebagian
rampasan perang yang telah kamu
ambil itu, sebagai makanan yang
halal lagi baik, dan bertakwalah
kepada Allah; sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
QS 16:114
Maka makanlah yang halal lagi baik
dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nimat<br /> Allah jika kamu hanya kepada-Nya<br /> saja menyembah.<br /> QS 48:29<br /> Muhammad itu adalah utusan Allah<br /> dan orang-orang yang bersama<br /> dengan dia adalah keras terhadap<br /> orang-orang kafir, tetapi berkasih<br /> sayang sesama mereka, kamu lihat<br /> mereka ruku dan sujud mencari
karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada
muka mereka dari bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka
dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya maka
tunas itu menjadikan tanaman itu
kuat lalu menjadi besarlah dia dan
tegak lurus di atas pokoknya;
tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah
hendak menjengkelkan hati orang-
orang kafir (dengan kekuatan orang-
orang mu'min). Allah menjanjikan
kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh
di antara mereka ampunan dan
pahala yang besar.
Muhammad wafat (8 Juni 632M atau
12 Rabiulawal 11H) dipelukan istri
termudanya, Aisyah (yang dinikahi
pada usia 6 tahun). Diduga kuat,
kematian Muhammad adalah akibat
dari racun ganas yang dideritanya
selama kurang lebih 3 tahun sejak
Muhammad menghancurkan dan
merampok Khaibar.

Back to posts