pacman, rainbows, and roller s

Membunuh Untuk Maksud Menyebarkan Agama.

PEMBUNUHAN KARENA
PENYEBARAN AGAMA 1
Topik ini saya angkat berdasarkan
tulisan warded dan tampaknya
cocok pula dengan berita hangat
ucapan Paus Benedict yang telah
membuat umat Muslim ngamuk
berat:
In a speech, Benedict quoted a
14th-century Byzantine emperor as
saying, “Show me just what
Muhammad brought that was new,
and there you will find things only
evil and inhuman, such as his
command to spread by the sword
the faith he preached.”
terjemahan:
Dalam pidatonya, Benedict
mengutip perkataan Kaisar
Bizantium abad ke 14 yang berkata,
"Tunjukkan hal baru apa yang
Muhammad bawa, dan kau hanya
akan menemukan hal2 yang jahat
dan tidak berperikemanusiaan,
seperti perintahnya yang
menyebarkan agamanya dengan
pedang."
Mengapa umat Muslim marah2 atas
kutipan tersebut? Apakah karena
pendapat Paus atau sang Kaisar itu
salah dan Muhammad tidak
memerintahkan penyebaran agama
lewat pedang? Untuk tahu akan hal
ini, maka kita perlu melihat
bagaimana Muhammad
menyebarkan Islam.
Qur’an 7:4
Betapa banyaknya negeri yang telah
Kami binasakan, maka datanglah
siksaan Kami (menimpa penduduk)
nya di waktu mereka berada di
malam hari, atau di waktu mereka
beristirahat di tengah hari.
Pada saat di Mekah dan awal masa
tinggal di Medinah, musuh
Muhammad hanyalah satu saja
yakni kaum Pagan (penyembah
berhala) Quraish. Muhammad
bermusuhan dengan mereka karena
kaum Pagan menolak ajaran agama
ciptaannya. Setelah tinggal di
Medinah, musuh Muhammad
bertambah lagi, yakni kaum Yahudi.
Alasan permusuhan ya sama saja
seperti di Mekah dulu: kaum Yahudi
menolak ajaran agama ciptaannya.
Nah, setelah Muhammad semakin
berpengalaman jadi garong dan
punya banyak tentara bayaran, dia
tidak segan2 lagi menyerang suku2
Yahudi yang memang kaya raya,
banyak harta benda, dan punya
perkebunan yang subur makmur.
Kaum Yahudi adalah satu2nya
kelompok masyarakat yang sanggup
mengubah gurun pasir jadi ladang
perkebunan yang subur.
Inilah yang dikatakan nabi ‘agama
yang damai’ kepada para Yahudi B.
Qaynuqa di pasar mereka:
“O orang2 Yahudi, takutlah akan
pembalasan yang Tuhan akan
timpakan padamu seperti yang Dia
timpakan kepada orang2 Quraish.
Terimalah Islam, karena kau tahu
aku adalah nabi yang dikirim Tuhan.
Kau akan temukan ini juga di
Alkitabmu dan di Perjanjian Tuhan
denganmu”
[Tabari, vol.vii, p.85]
Mendengar ancaman Muhammad,
orang2 Yahudi di pasar itu
membalas dengan tidak
mempedulikan ajakannya masuk
Islam dan balik menantangnya. Ini
jawaban mereka terhadap
Muhammad:
“Muhammad, kaupikir kami ini
seperti orang2mu? Jangan tertipu
karena kau bertemu dengan orang2
yang tidak tahu berperang dan kau
sedang dapat kesempatan baik.
Demi Tuhan, jika kau berperang
melawan kami, kamu akan tahu
bahwa kami benar2 pria
sejati!” [ Tabari, vol.vii, p.85] Maka
Muhammad minta pajak Jizya dari
orang Yahudi tapi mereka menghina
Muhammad dengan mengatakan
Allah-nya miskin. Allah yang marah
di ayat Q 3:181 seketika
menjanjjkan pembalasanNya
terhadap orang2 Yahudi.
Muhammad lalu secara bertahap
menyerang, merampok, mengusir
dan memancungi suku2 Yahudi
Qurayza, Qaynuqa, dan An Nadir
yang tinggal di sekitar Medinah.
Setelah mereka semua
“dilenyapkan” maka Muhammad
perlu cari calon korban baru agar
bisa tetap makan, dan tentunya
calon korban juga harus “makmur
dan banyak harta” doonk.. Pilihan
jatuh pada suku Yahudi termakmur
yakni Yahudi Khaybar.
Di masa kemarau besar di Medina
saat itu, sekelompok orang B.
Aslam yang baru saja memeluk
Islam menghadap Muhammad
untuk minta bantuan. Tapi
Muhammad tidak punya apa2 untuk
membantu mereka. Jadi dia berdoa
pada Allah agar mereka bisa
menjarah perbentengan kaum
Yahudi Khaybar yang banyak harta,
termasuk pertanian mereka yang
hijau subur. Dia berkata, “O Tuhan,
Kau tahu keadaan mereka – bahwa
mereka tidak punya kekuatan dan
aku tidak punya apapun untuk
kuberikan pada mereka. Bukalah
bagi mereka (kesempatan
menyerang) bagian terbesar
perbentengan Khaybar, yang paling
kaya akan makanan dan daging
berlemak.”
Hadis Sahih Bukhari Volume 1,
Book 11, Number 584:
Dikisahkan oleh Humaid:
Anas bin Malik berkata, “Kapanpun
sang Nabi pergi bersama kami
untuk berperang (demi tujuan
Allah) melawan negara manapun,
dia tidak pernah memperbolehkan
kami menyerang sampai pagi dan
dia akan menunggu dan melihat:
jika dia mendengar suara Azan, dia
akan membatalkan serangan dan
jika dia tidak mendengar suara
Azan, dia akan menyerang mereka.”
Anas menambahkan, “Kami
mencapai Kahibar di malam hari
dan di pagi hari ketika dia tidak
mendengar suara Azan untuk
sembahyang, dia (sang Nabi)
memacu (kuda) dan aku memacu di
belakang Abi Talha dan kakiku
menyentuh kaki Nabi. Penduduk
Khaibar ke luar dengan keranjang
dan pacul dan mereka melihat sang
Nabi dan berteriak, “Muhammad!
Demi Allah, Muhammad dan
tentaranya.” Ketika Rasul Allah
melihat mereka, dia berkata,
“Allahu-Akbar! Allahu-Akbar!
Khaibar hancur. Kapanpun kami
mendekati daerah (yang
bermusuhan untuk diperangi),
maka kesialan datang di pagi hari
bagi mereka yang telah
diperingatkan.”
Perhatikan kalimat “jika dia
mendengar suara Azan, dia akan
membatalkan serangan dan jika dia
tidak mendengar suara Azan, dia
akan menyerang mereka.” pada
Hadis di atas. Muhammad jelas
menyerang orang2 tak berdosa
karena, salah satu alasannya,
mereka bukan Muslim. Alasan lain
karena mereka kaya akan makanan
dan daging berlemak.
Setelah Yahudi Qurayza, Qunayqa,
An-Nadir, dan Khaybar disikat
habis, siapa donk calon korban
berikut yang tak kalah makmur dan
gemuknya? Siapa lagi kalau bukan
Yahudi Al-Mustaliq. Di
perampokan2 terdahulu, biasanya
dia mengikuti aturan buatannya
sendiri yakni memberikan waktu
tiga hari bagi para kafir untuk
mengambil keputusan mau
menerima Islam atau kalau tidak
akan menghadapi penghancuran.
Kenyataannya, Muhammad
sekarang tidak suka jika suku yang
kaya raya ini masuk Islam, karena
ini berarti tidak ada barang jarahan
bagi para Jihadisnya. Bagi
Muhammad memang jauh lebih
baik jika B. al-Mustaliq tidak
memeluk Islam sehingga kaum
Muslim bisa menjarah apa saja
melalui serangan mendadak. Ini
Hadisnya:
Sahih Muslim Book 019, Number
4292:
Ibn ‘Aun mengisahkan: Aku
menulis pada Nafi’ menanyakan
keterangan dari dia apakah perlu
untuk mengajak (kaum kafir) untuk
menerima (Islam) sebelum
memaksa mereka lewat
pertempuran. Dia menulis
(jawabannya) padaku bahwa hal ini
perlu di hari2 awal Islam. Rasul
Allah menyerang Banu Mustaliq
pada saat mereka tidak siap dan
unta2 mereka sedang minum air.
Dia membunuh mereka yang
melawan dan menawan selebihnya.
Pada hari yang sama, dia
menangkap Juwairiya bint al-Harith.
Nafi’ mengatakan bahwa tradisi ini
disampaikan padanya oleh Abdullah
b. Umar yang (dia sendiri) berada
diantara para tentara yang
menyerang.
Siapakah Juwairiya? Duuh, masakan
tidak tahu…
Sunaan Abu Dawud Book 29,
Number 3920:
Dikisahkan oleh Aisha, Ummul
Mu’minin:
Juwariyyah, putri al-Harith ibn al-
Mustaliq, jatuh ke tangan Thabit ibn
Qays ibn atau kepada saudara
sepupunya. Dia mengadakan
perjanjian (dengan penawannya)
untuk membeli kemerdekaannya.
Dia adalah wanita yang cantik, yang
paling menarik dipandang mata.
Muhammad tidak puas hanya
merampok dan membunuhi yang
melawan saja, tapi juga merasa
berhak mengambil tawanan wanita
Yahudi yang paling cantik untuk
dikawininya. Muhammad sangat
benci pada kaum Yahudi, tapi doyan
sekali akan duit Yahudi, harta benda
Yahudi, tanah milik Yahudi, ajaran2
agama Yahudi dan juga terutama
wanita2 cantik Yahudi. Ingatlah
bahwa dua istri Muhammad adalah
remaja putri ningrat Yahudi yang
cantik sekali: Safiyah dan Juwariyah.
Belum lagi budak seks Muhammad
hasil pembantaian terhadap Yahudi
Qurazya: Rohaynah.
Nah, setelah melihat contoh2 di
atas, bukankah sudah jelas bahwa
Muhammad memang menyebarkan
agamanya lewat pedang (sambil
sekalian merampok)? Mengapa
umat Muslim musti marah kalau
Paus mengucapkan hal yang
sebenarnya? Jawaban yang logis
hanya satu: masyarakat Muslim
marah dan malu karena borok
Islam diungkapkan oleh Paus dan
borok ini tampak jelas di seluruh
dunia.
BAGIAN 2
Di bukunya yang berjudul
"Jurisprudence in Muhammad’s
Biography", ilmuwan Azhar
bernama Dr. Muhammad Sa’id
Ramadan al-Buti (http://
www.bouti.com/boutie
profile.htm) berkata sebagai berikut
(hal. 134, edisi ke 7):
“Perang Suci, seperti yang dikenal
di dalam Hukum Islam, adalah
perang yang menyerang. Ini
merupakan tugas bagi setiap
Muslim di usia berapapun jika
mereka memiliki kekuatan militer.
Inilah arti dari Perang Suci. Maka
Rasul Allah berkata:
“Aku telah diperintahkan Tuhan
untuk berperang melawan orang2
sampai mereka semua mengaku
tiada Tuhan selain Awloh dan
Muhammad adalah RasulNya, dan
mereka melakukan sembahyang
dan membayar Zakat. Jika mereka
melakukan hal itu, darah dan harta
benda mereka selamat dari ku.
(lihat Bukhari Vol. I, p. 13).
Ilmuwan Saudi Dr. Muhammad al-
Amin di bukunya yang berjudul,
"The Method of Islamic Law”
dengan jelas berkata:
“Tiada kafir yang boleh disisakan di
tanah mereka seperti yang
diucapkan oleh Muhamad: ‘Aku
telah diperintahkan Tuhan untuk
berperang melawan orang2…”
Perampokan Kafilah Quraish di
Nejd oleh Zayd b. Haritha—
September, 624M
Ini adalah perampokan pertama
yang dipimpin Zayb b. Haritha. Dia
ditemani 100 tentara bersenjata
lengkap. Dia mengikuti kafilah dan
menyerangnya tiba2. Ternyata
serangannya sukses. Para
pemimpin kafilah melarikan diri
dan Zayd membawa semua harta
rampasan dan 2 tawanan ke
Medina. Barang jarahan berharga
100.000 Dirham. Muhammad
mengambil seperlima (yakni
20.000 Dirham yang tentunya
merupakan harga yang sangat besar
pada saat itu). Setiap tentara
menerima 800 Dirham. Furat jadi
tawanan. Orang2 Muslim berkata,
“Jika kau masuk Islam, Rasul Allah
tak akan membunuhmu.” Dia lalu
masuk Islam dan dibebaskan pergi.
[ Tabari, vol vii, p.99]
Penyerangan Atas B. Qudah di Dhat
Atlah oleh Amr b Ka’b al-Ghifari—
July, 629M
Muhammad mengirim Amr b. Ka’b
al-Ghifari yang memimpin 15
tentara untuk menyerang orang2
Bani. Qudah di Dhat Allah, di
perbatasan Syria. Setelah tiba di
sana, Amr meminta para penduduk
untuk masuk Islam. Para kafir
menolak. Lalu Amir mengepung
pihak musuh. Tapi dia mendapat
perlawanan keras dari mereka. Di
pertempuran ini pihak Muslim
dikalahkan. Pihak musuh berhasil
membunuh semua tentara Muslim
kecuali seorang yang berhasil
melarikan diri dan kembali ke
Medina.
Penyerangan Atas Mu’tah oleh Zayd
ibn Haritha—September, 629M
Mu’tah adalah desa kecil di dekat
al-Balqa di Damascus, Syria.
Muhammad menunjuk Zayd b.
Haritha untuk memimpin tentara
ini, memerintahkan dia untuk
meminta penduduknya masuk
Islam dan membunuh mereka jika
menolak Islam. Muhammad
berkata, “Semoga Allah
membelamu dan semoga kau
kembali pulang dengan keadaan
suci dan membawa barang
jarahan.” [Ibn Sa’d, vol.ii, p.159]
Kisah Penaklukan Mekah oleh
Muhammad - January, 630M
Ketika Muhammad dan pengikutnya
hendak menyerang Mekah untuk
menundukkan tempat itu di bawah
kekuasaan Islam, beberapa
prajuritnya menangkap Abu Sufyan,
salah satu tokoh masyarakat kota
Mekah. Mereka membawa Abu
Sufyan ke hadapan Muhammad.
Muhammad berkata kepadanya:
“Waspadalah kau wahai Abu Sufyan.
bukankan ini saatnya bagimu untuk
percaya bahwa tiada Tuhan selain
Awloh?” Abu Sufyan menjawab:
“Aku percaya akan hal itu.”
Muhammad lalu berkata
kepadanya: “Waspadalah kau wahai
Abu Sufyan, bukankah ini saatnya
bagimu untuk mengetahui bahwa
aku adalah Rasul Allah?” Abu Sufyan
menjawab: “Demi Tuhan, wahai
Muhammad, hatiku ragu akan hal
ini.” ‘Abbas yang hadir di situ
bersama Muhammad memberitahu
Abu Sufyan: “Waspadalah kau ini!
Terimalah Islam dan mengaku
bahwa Muhammad adalah Rasul
Awloh sebelum lehermu dipenggal
dengan pedang.” Lalu Abu Sufyan
pun menyatakan beriman pada
Islam dan menjadi seorang
Muslim.
Sumber: Ibn Hisham, part 4, p. 11
("Biography of the Prophet’) dan
juga "The Chronicle of the Tabari",
part 2, p. 157
Safwan b. Umayyah, seorang
Quraish dan musuh besar
Muhammad pergi ke Jeddah untuk
menetap di Yemen. Ketika dia
mendengar berita kemenangan
Muhammad, dia hampir saja bunuh
diri dengan terjun ke laut. Orang2
mendekati Muhammad dan
menceritakan hal ini kepadanya.
Dia mengampuni Umayyah dan
memberikan Umayyah sorbannya
sendiri sebagai tanda
pengampunannya. Umayr pergi dan
bertemu Umayyah dan
menunjukkan sorban Muhammad
itu kepada Umayyah. Muhammad
memberi waktu 4 bulan bagi
Umayyah untuk mengambil
keputusan masuk Islam atau mati.
Akhirnya Umayyah masuk Islam.
Istrinya yang bernama Fakhitah bt.
Al-Walid juga jadi Muslim.
Dua tahun setelah Muhammad
menaklukkan Mekah dan
memberikan pengampunan umum
kepada masyarakat pagan Mekah,
dia membatalkan pengampunan ini
sewaktu dia mengirim dua
utusannya yakni Abu Bakr dan Ali
untuk mengumumkan kepada kaum
pagan di Mekah bahwa mereka akan
menghadapi hukuman mati jika
tidak masuk Islam (Q 9:5, yang
dikenal sebagai ayat pedang
membatalkan pengampunan
apapun yang diberikan kepada
kaum pagan Mekah).
Serangan atas Bani Jadhimah di
Tihamah oleh Khalid b. al-Walid—
January, 630M
Hadis Sahih Bukhari, Volume 5,
Book 59, Number 628:
Dikisahkan oleh ayah Salim:
Sang Nabi mengirim Khalid bin Al-
Walid ke suku Jadhima dan Khalid
mengundang mereka untuk
memeluk Islam tapi mereka tidak
sanggup mengatakan, “Aslamna
(yakni kami memeluk Islam),” dan
mereka mulai berkata, "Saba'na!
Saba'na (yakni kami telah
meninggalkan agama lama dan
memeluk agama baru).” Khalid
terus-menerus membunuh dan
menahan sebagian dari mereka dan
menyerahkan setiap tawanan
kepada kami. Ketika suatu hari
Khalid memerintah setiap orang
(tentara Muslim) untuk membunuh
tawanan2 itu, aku berkata, “Demi
Allah, aku tidak akan membunuh
tawananku, dan tiada kawan2ku
yang mau membunuh tawanan2
mereka pula.” Ketika kami datang
kepada Nabi, kami menyampaikan
seluruh cerita. Mendengar itu,
Muhammad mengangkat kedua
tangannya dan berkata dua kali,”O
Allah! Aku bebas dari apa yang
telah dilakukan Khalid.”
Muhammad berkata, "Bunuh
orang2 selama kau tidak
mendengar Muadhdin (panggilan
sembahyang Islam) atau melihat
sebuah mesjid.”[Ibn Sa’d, vol. ii,
p.182]
Pemaksaan Memeluk Agama dan
Jizya Atas Orang2 Kristen dan
Yahudi —December, 631M
Ketika Muhammad mencapai
Tabuk, dia mengancam para
pemimpin daerah itu. Dia
mengirim surat kepada Yuhanna b.
Ru’bah (John), pangeran Kristen di
Ayla dan meminta Yuhanna untuk
masuk Islam, kalau tidak mau
diserang. Yuhanna dengan cepat
tunduk dan melakukan perintah
Muhammad memeluk Islam.
Muhammad tetap memaksanya
bayar pajak Jizya sebanyak 300
Dinar (US$15.000) per tahun (yakni
1 Dinar per kepala karena terdapat
300 orang penduduk di situ). Dalam
peristiwa ini, orang2 tua dibunuh
dan anak2 dijadikan tawanan
perang. Muhammad juga
memerintahkan Yuhanna untuk
membayar uang tanda hormat
kepada kawan2 dekat Muhammad
seperti Zayd, Khalid, Maslama, dll.
Perlakuan yang sama juga
diterapkan kepada masyarakat
Yahudi di Makna, Adhruh dan Jarba
(benteng tua di jalan yang dibuat
orang Romawi dari Busra ke Laut
Merah). Mereka dipaksa masuk
Islam. Mereka harus bayar pajak
dan dengan ini Muhammad
menjanjikan perlindungan dan
bantuan bagi sesama Muslim.
Muhammad menentukan pajak
sebesar ¼ dari apapun yang mereka
hasilkan.
Perampokan dan Pemaksaan
Agama terhadap B. Nakha di
Mudhij, Yemen oleh Ali—October,
631 M
Muhammad meminta masyarakat
Bani Nakha untuk masuk Islam atau
mati. Awalnya suku B. Nakha tidak
mau masuk Islam. Pertempuran
pun terjadi dan tentara Ali
membunuh 20 orang. Pada akhirnya
tentara B. Nakha kalah, menyerah
dan lalu masuk Islam. Pasukan
Muslim menjarah apapun yang bisa
mereka ambil seperti harta benda,
wanita, anak2, unta, dan kambing.
[Ibn Sa’d, p.210]
Pemaksaan Agama di Najran,
Yemen Utara oleh Khalid b. Walid—
February, 632M
Semua masyarakat Najran berasal
dari suku B. al-Harith. Setibanya di
Najran, Khalid mengumumkan
ancaman, memberi masyarakat
Najran waktu 3 hari untuk memilih
masuk Islam atau mati.
Khalid mengumumkan, “Wahai
orang2, terimalah Islam, dan kau
akan selamat.” [ Tabari, vol.ix, p.82]
Hadis yang berisi pemaksaan
agama lewat penindasan,
perampasan dan pembunuhan:
Hadith Sahih Bukhari, Volume 2,
Book 24, Number 573:
Dikisahkan oleh Abu Ma'bad,:
(budak milik Ibn Abbas) Rasul Allah
berkata kepada Muadh ketika dia
mengirimnya ke Yemen, “Pergilah
kau kepada orang2 Kitab. Ketika kau
tiba di sana, ajaklah mereka untuk
bersaksi bahwa tiada yang layak
disembah kecuali Allah, dan bahwa
Muhammad adalah RasulNya. Dan
jika mereka mentaatimu, katakan
kepada mereka bahwa Allah
memerintahkan mereka melakukan
sembahyang 5 kali di waktu siang
dan malam. Dan jika mereka
mentaatimu untuk melakukan itu,
katakan bahwa Allah mewajibkan
mereka untuk bayar Zakat yang
akan diambil dari orang2 yang
mampu diantara mereka untuk
diberikan kepada orang2 miskin
diantara mereka. Jika mereka
mentaatimu untuk melakukan hal
itu, maka janganlah mengambil
barang2 terbaik milik mereka, dan
takutlah akan kutukan orang yang
tertindas karena tidak ada sekat
antara doanya dan Allah.”
Nah, kembali pada perkataan Paus
yang mengutip ucapan Kaisar
Bizantium. Sampai detik ini Muslim
tidak mampu menyangkal
kebenaran ucapan Paus, tapi
dengan seenaknya mereka
ngamuk2 sambil haus darah kafir.
Can’t handle the truth, can you?
Tidak sanggup menerima
kenyataan? Semangat membunuh
kafir bangkit secara otomatis tanpa
diikuti nalar lagi. Muhammad jelas2
menyebarkan agama Islam lewat
pedang, seperti yang tertulis di
berbagai sumber Islam terkemuka
seperti Qur’an, Hadis, Sirat Rasul,
dll. Setelah Muhammad mati, para
Khalifah penggantinya juga
melakukan hal yang persis sama
dalam menyebarkan Islam dan
sekalian merampok untuk
menafkahi dirinya.
Apakah penyebaran agama lewat
pedang itu jahat dan tidak
berperikemanusiaan? Mari kita lihat
jawaban2 Muslim yang memutar
balik logika, menjungkirbalikan
kebenaran dan kejahatan, dan
menentang akal, hati nurani
sendiri. Memang inilah semua yang
dibutuhkan Muslim agar tetap
dapat menenangkan jiwa sambil
menjalankan sunnah nabi.

Back to posts