Teya Salat

Mubahalah Sebagai Bukti Muhammad Bukan Utusan Tuhan.

BAGIAN SATU -
Muslim bangga, karena nabinya
yang sinting itu menantang adu
kutuk.
Muslim mengira, mubahala dapat
membuktikan kenabian
Muhammad.
Padahal....
justru sebaliknya...!
Adu kutuk adalah cara setan. Tidak
ada orang yang suka mengutuk
mendapat pujian dari Tuhan
sebagai orang baik, apalagi sampai
menjadikannya nabi.
Muhammad suka mengutuk dan
menyumpah serapah karena
Muhammad bukan orang baik.
Muhammad tidak mengerti apa itu
definisi "BAIK".
Muhammad tidak mengerti
bagaimana cara berbuat baik.
Ayub, seorang yang saleh, tercatat
dalam buku sejarah ia mengatakan:
Ayub 31:29-30
"Apakah aku bersukacita karena
kecelakaan pembenciku, dan
bersorak-sorai, bila ia ditimpa
malapetaka —aku takkan
membiarkan mulutku berbuat dosa,
menuntut nyawanya dengan
mengucapkan sumpah serapah! —"
Ini adalah satu contoh seorang nabi
yang mengerti bagaimana caranya
berbuat baik.
Kalau kamu punya Bibel, silakan
kamu baca keseluruhan ayat mulai
dari ayat 1 sampai ayat 40 dalam
pasal 31 Kitab Ayub. Dalam satu
pasal itu kamu akan tahu bahwa
seorang Ayub mengerti apa itu arti
sejati dari BAIK.
Nah, cocokkan BAIK menurut Ayub
itu dengan "baik" menurut
Muhammad.
Sudahkah nabi kebanggaanmu itu
melaksanakan semua hal-hal baik
seperti yang dipahami oleh Ayub?
Ataukah justru Muhammad malah
melanggarnya?
Kembali ke masalah Mubahala.
Mubahala tidak membuktikan
kenabian Muhammad, justru
membuktikan kepalsuan
Muhammad.
Ini ibaratnya kamu mencuri
dompet seseorang, kemudian
kamu berseru-seru kepada orang-
orang: "Saya tidak mencuri! Saya
tidak mencuri!" sambil mengacung-
ngacungkan dompet curian itu.
Betapa GOBLOKnya Muhammad.....
Dengan Mubahala, semakin
membuktikan kepada kita kalau
Muhammad itu orang jahat.
Tidak usah jauh-jauh, bandingkan
dengan Ayub, Muhammad tidak ada
seujung kukunya, baik dalam hal
hikmat pengetahuannya tentang
apa itu KEBAIKAN maupun dalam
hal pengetahuannya akan Tuhan.
Untuk kamu renungkan:
Bagaimana seorang yang tidak
mengerti cara berbuat baik, bisa
mengaku-ngaku nabi utusan Tuhan?
Padahal nabi-nabi asli semuanya
tahu apa itu BAIK dan mengerti
bagaimana cara menerapkannya
dalam hidupnya.
============================
==========
Untuk membantu Anda memahami
makna kata BAIK menurut nabi asli,
Ayub, saya akan kutipkan seluruh
ayat dalam pasal 31 kitab Ayub di
bawah ini.
Semoga hatimu tersentuh dan
menjadi mengerti, kalau dalam
Islam, tidak ada kebaikan. Dan
terlebih lagi, ketahuilah,
Muhammad melanggar prinsip-
prinsip KEBAIKAN yang dianut nabi-
nabi asli.
AYUB 31:
1 Dengan sumpah aku telah
berjanji gadis muda tak akan
kupandang dengan berahi.
-- Bandingkan dengan Muhammad
si penipu itu.
2 Apakah yang dilakukan Allah
terhadap kita? Bagaimanakah
dibalas-Nya perbuatan manusia?
3 Celaka dan kemalangan pasti Ia
datangkan kepada orang yang
melakukan kejahatan!
4 Allah pasti mengetahui segala
perbuatanku; dilihat-Nya segala
langkahku.
5 Aku bersumpah bahwa belum
pernah aku bertindak curang;
belum pernah pula aku menipu
orang.
-- Bandingkan dengan Muhammad
si penipu itu.
6 Biarlah Allah menimbang aku di
atas neraca yang sah, maka Ia akan
tahu bahwa aku tidak bersalah.
7 Andaikata aku telah menyimpang
dari jalan yang benar, atau hatiku
tertarik oleh hal yang cemar, jika
tanganku ternoda oleh dosa,
8 maka biarlah orang lain makan
apa yang kutabur, dan seluruh hasil
bumiku hancur.
9 Seandainya pernah aku tertarik
kepada istri tetanggaku, dan dengan
sembunyi, kuintip dia di balik
pintu,
10 maka biarlah istriku memasak
untuk orang lain; biarlah di ranjang
lelaki lain ia berbaring.
11 Jika dosa yang keji itu memang
kulakukan, aku patut menerima
hukuman.
-- Bandingkan dengan Muhammad
si penipu itu.
12 Dosa itu membinasakan seperti
api neraka, segala yang kumiliki
habis dibakarnya.
13 Ketika hambaku mengeluh
karena haknya kusalahi,
kudengarkan dia dan kuperlakukan
dengan tulus hati.
14 Jika tidak, bagaimana harus
kuhadapi Allahku? Apa jawabku
pada waktu Ia datang menghakimi
aku?
15 Bukankah Allah yang
menciptakan aku, menciptakan juga
hamba-hambaku itu?
16 Belum pernah aku tak mau
menolong orang yang papa, atau
membiarkan para janda hidup
berputus asa.
17 Belum pernah kubiarkan yatim
piatu kelaparan, sedangkan aku
sendiri cukup makanan.
18 Sejak kecil mereka kupelihara;
seumur hidupku kubimbing
mereka.
19 Jika kulihat orang yang
berkekurangan, terlalu miskin
untuk membeli pakaian,
20 kuhangatkan dia dengan kain wol
dari dombaku sendiri, maka ia akan
memuji aku dengan segenap hati.
21 Sekiranya pernah aku menindas
yatim piatu, sebab yakin akan
menang perkaraku,
22 maka biarlah patah kedua
lenganku sehingga terpisah dari
bahuku.
23 Tak akan aku berbuat begitu,
sebab hukuman Allah sangat
mengecutkan hatiku.
-- Bandingkan dengan Muhammad
si penipu itu. Bukannya dia
menolong orang, justru dia banyak
membuat wanita menjadi janda dan
anak-anak menjadi yatim.
24 Tidak pernah aku mengandalkan
hartaku,
25 atau membanggakan
kekayaanku.
26 Tak pernah kusembah mentari
yang bersinar cerah ataupun bulan
yang bercahaya indah.
27 Tak pernah aku terpikat olehnya,
atau kukecup tanganku untuk
menghormatinya.
28 Dosa semacam itu patut
mendapat hukuman mati; karena
Allah Yang Mahakuasa telah
diingkari.
-- Bandingkan dengan Muhammad
si raja garong itu.
29 Apakah aku bersukacita karena
kecelakaan pembenciku, dan
bersorak-sorai, bila ia ditimpa
malapetaka
30 —aku takkan membiarkan
mulutku berbuat dosa, menuntut
nyawanya dengan mengucapkan
sumpah serapah! —
-- Bandingkan dengan Muhammad
si raja kutuk dan pelaknat, yang
mulutnya penuh dengan sumpah-
sumpah serapah.
31 Orang-orang yang bekerja
padaku tahu, bahwa siapa saja
kujamu di rumahku.
32 Rumahku terbuka bagi orang
yang bepergian; tak pernah
kubiarkan mereka bermalam di
jalan.
33 Orang lain menyembunyikan
dosanya, tetapi aku tak pernah
berbuat seperti mereka.
34 Pendapat umum tidak kutakuti,
dan penghinaan orang, aku tak
perduli. Tak pernah aku tinggal di
rumah atau diam saja, hanya karena
takut akan dihina.
-- Bandingkan dengan Muhammad
si pengecut itu. Terhadap puisi saja
dia takutnya setengah mati dan
melampiaskan dendamnya dengan
teramat keji.
35 Tiadakah orang yang mau
mendengarkan kata-kataku? Ku
bersumpah bahwa benarlah
semuanya itu. Kiranya Yang
Mahakuasa menjawab aku.
Seandainya tuduhan musuh
terhadap aku ditulis semua
sehingga terlihat olehku,
36 maka dengan bangga akan
kupasang pada bahu, dan sebagai
mahkota kulekatkan di kepalaku.
37 Akan kuberitahukan kepada
Allah segala yang kubuat; akan
kuhadapi Dia dengan bangga dan
kepala terangkat.
38 Seandainya tanah yang kubajak
telah kucuri, dan kurampas dari
pemiliknya yang sejati,
39 seandainya hasilnya habis
kumakan, dan petani yang
menanamnya kubiarkan kelaparan,
40 biarlah bukan jelai dan gandum
yang tumbuh di ladang, melainkan
semak berduri dan rumput ilalang."
Sekianlah kata-kata Ayub.
-- Bandingkan dengan Muhammad
si raja garong itu.
Sekian, semoga bisa menjadi bahan
renungan bagimu.
Dasar Zombie!
BAGIAN KEDUA -
Sebenarnya apa sih pengertian
MUBAHALAH?
QS 3:61
Siapa yang membantahmu tentang
kisah Isa sesudah datang ilmu
(yang meyakinkan kamu), maka
katakanlah (kepadanya): "Marilah
kita memanggil anak-anak kami dan
anak-anak kamu, istri-istri kami dan
istri-istri kamu, diri kami dan diri
kamu; kemudian marilah kita
bermubahalah kepada Allah dan
kita minta supaya laknat Allah
ditimpakan kepada orang-orang
yang dusta. {1}
Catatan kaki:
{1}Mubahalah ialah masing-masing
pihak di antara orang-orang yang
berbeda pendapat mendoakan
kepada Allah dengan sungguh-
sungguh, agar Allah menjatuhkan
laknat kepada pihak yang berdusta.
Nabi mengajak utusan Nasrani
Najran bermubahalah tetapi
mereka tidak berani dan ini
menjadi bukti kebenaran Nabi
Muhammad saw Shocked
Jadi, Mubahalah adalah ajang kutuk-
mengutuk.
Muhammad akan mengutuki para
pendeta Najran, dan sebaliknya
para pendeta Najran disuruh oleh
Muhammad untuk mengutuki
dirinya.
Ya jelas saja pendeta Najran
menolak, karena perbuatan kutuk-
mengutuk adalah perbuatan yang
tidak baik, bertentangan dengan
ajaran nabi mereka, Yesus, yang
mengajarkan kasihilah musuhmu,
dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu.
Sekarang yang perlu kita telaah
adalah: Bagaimanakah seorang
Muhammad ini yang ngaku-ngaku
nabi, malah memberi contoh tabiat
yang tidak baik kepada lawannya?
Tidak ada nabi-nabi Tuhan zaman
dahulu yang perilakunya
sedemikian bodoh seperti
Muhammad.
Tidakkah dengan menantang
mubahalah, sama saja dia
membuka kedoknya sendiri bahwa
dia itu orang jahat dan bukan nabi?
Muhammad tidak mengerti ajaran-
ajaran kebaikan, apalagi cara
menerapkannya dalam hidup.
Dibandingkan dengan Ayub saja, dia
tidak ada seujung kukunya. Kok ya
tanpa malu-malu berkoar-koar
kalau dirinya nabi paling mulia?
Kembali ke masalah QS 3:61,
tentang orang-orang Najran yang
menolak ikut lomba kutuk yang
diadakan Muhammad yang sedang
berang itu.
Anda tentu tahu, apa latar belakang
Muhammad mengadakan lomba
konyol itu?
Mari kita telaah perlahan-lahan.
Muhammad dalam situasi
bagaimanakah ketika dia dikunjungi
oleh utusan Najran? Dia dalam
keadaan full power, karena kala itu
dia telah sukses menjadi ORANG
NOMOR SATU di Madinah, disegani
oleh orang-orang Yahudi (bani
Quraizah, Nadir, Qainuqa), diangkat
menjadi HAKIM & RAJA KECIL oleh
para pengikutnya, setelah dia
dengan gemilang merampok harta
karavan dagang bani Quraish
Mekkah di Badar.
Kenapa tiba-tiba ada utusan Najran
datang mengunjungi Muhammad di
Madinah? Itu karena seruan jihad
Muhammad terhadap Najran, agar
penduduk kota itu bersedia
menerima Muhammad sebagai
Rasulnya Awloh dan masuk Islam.
Muhammad memberi opsi: Masuk
Islam, atau tunduk pada
kekuasaannya dengan membayar
upeti.
Para pendeta Nasrani dari Najran
itu khusus datang mengunjungi
Muhammad untuk melihat dan
menguji secara langsung kebenaran
berita tentang kenabian
Muhammad.
Di antara mereka kemudian terjadi
soal-jawab, dan ujung-ujungnya,
Muhammad dibuat patah arang,
tidak mampu memberi jawaban.
Pertanyaan apa yang diajukan oleh
pendeta Najran kepada
Muhammad? Yaitu tentang SEJARAH
YESUS, siapa dia dan siapa orang
tuanya.
Muhammad tidak mampu
memberikan jawaban, kecuali
dengan mengarang ayat Ali-Imran
59 sampai 62.
QS 3:59-62
Sesungguhnya misal (penciptaan)
Isa di sisi Allah, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah,
kemudian Allah berfirman
kepadanya: "Jadilah" (seorang
manusia), maka jadilah dia. (Apa
yang telah Kami ceritakan itu),
itulah yang benar, yang datang dari
Tuhanmu, karena itu janganlah
kamu termasuk orang-orang yang
ragu-ragu. Siapa yang
membantahmu tentang kisah Isa
sesudah datang ilmu (yang
meyakinkan kamu), maka
katakanlah (kepadanya): "Marilah
kita memanggil anak-anak kami dan
anak-anak kamu, istri-istri kami dan
istri-istri kamu, diri kami dan diri
kamu; kemudian marilah kita
bermubahalah kepada Allah dan
kita minta supaya laknat Allah
ditimpakan kepada orang-orang
yang dusta.
Sesungguhnya ini adalah kisah yang
benar, dan tak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah; dan
sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Bisa dipastikan, karena cerita
Muhammad tentang sejarah Yesus
berbeda dengan apa yang telah
diimani oleh umat Kristen turun-
temurun (salah satunya tentang
cerita kelahiran Yesus di bawah
pohon kurma yang nyeleneh),
menjadikan mereka ragu akan
kebenaran kenabian Muhammad.
Ketika sampai pada pertanyaan:
SIAPAKAH AYAH YESUS?
Muhammad tidak bisa menjawab.
Karena dirinya terdesak itulah,
Muhammad menjadi kalap dan
menantang ADU KUTUK kepada
para pendeta utusan Najran itu.
Dengan seketika, PERLOMBAAN
KUTUK-MENGUTUK diadakanlah
oleh Muhammad yang sedang naik
pitam itu. Tanpa dia sadari,
Muhammad justru membuka
kartunya sendiri, bahwa dia adalah
ORANG JAHAT, dan bukan nabi.
Tentu saja, PERLOMBAAN kutuk-
mengutuk itu membawa suasana
panas di antara pengikut
Muhammad, yang ujung-ujungnya,
bisa dipastikan, berakibat buruk
bagi keselamatan ketiga pendeta
utusan Najran.
Sudah dipastikan, apabila
Muhammad telah melontarkan
kata-kata kutuknya kepada mereka,
di mana itu sama halnya dengan
memberi aba-aba perang kepada
pengikut-pengikutnya, maka yang
datang melaknat bukan kuasa Ilahi,
melainkan bacokan pedang dan
penganiayaan oleh para pengikut
Muhammad.
Maka dari itu, ada 2 kemungkinan
mengapa para pendeta utusan
Najran itu TIDAK BERSEDIA IKUT
LOMBA KONYOL yang diadakan si
Muhammad:
1) Karena dalam ajaran nabi
mereka, tidak dibenarkan kutuk-
mengutuk.
2) Mereka melihat kemurkaan dari
balik wajah Muhammad itu,
sehingga hal itu sangat berbahaya
bagi keselamatan jiwa mereka.
Nah, maka dari itu, catatan kaki
yang disertakan dalam kitab
sampah Alquran adalah sebuah
penafsiran bodoh dari ulama Arab.
Mereka menafsirkan ketidaksediaan
pendeta Nasrani mengikuti
Mubahalah yang diadakan oleh
Muhammad itu sebagai BUKTI
KEASLIAN MUHAMMAD sebagai
NABI TUHAN. Tidakkah ini cara
berpikir yang tidak masuk akal dan
kurang cerdas? Dasar pertimbangan
apa yang dipakai oleh ulama Arab
menafsirkan demikian? Apakah
kenabian seseorang bisa dianggap
sahih kalau pembuktian yang
dilakukan dengan mengandalkan
kekerasan dan kekuasaan manusia?
Suatu misal, para pengikut Majelis
Mujahiddin tiba-tiba mendatangi
rumah kediaman saya, kemudian
sambil menodongkan pedang
samurai di leher saya, mereka
memaksa saya masuk Islam dan
mengucapkan 2 kalimat syahadah.
Apakah tindakan seperti itu
dianggap benar? Apakah kalau
semisal lantaran dengan adanya
ancaman tersebut saya bersedia
masuk Islam dan mengucapkan
kalimat syahadah, hal itu
membuktikan kebenaran akan
kenabian Muhammad?
Bagaimana bisa dianggap benar,
kalau caranya salah? Ini GOBLOK!
Muhammad jadi nabi, karena dia
paksakan keyakinan itu kepada
orang-orang dengan cara yang gila
dan tak masuk akal.
Seandainya dia tidak memakai cara-
cara gila dan sinting itu,
Muhammad tidak akan pernah
menjadi nabi, dan tidak akan
pernah ada orang yang
mengakuinya nabi. Sebab dia
memang bukan nabi.
Seorang nabi asli, tidak perlu dia
memaksakan kehendak, orang-
orang secara otomatis sudah tahu
dari tingkah laku dan sepak
terjangnya kalau dia nabi.
Kembali ke tafsir QS 3:61.
Saya akan kutipkan tafsir Jalalain
atas peristiwa LOMBA KUTUK ini.
َﻦِﻣ َﻙَﺀﺎَﺟ ﺎَﻣ ِﺪْﻌَﺑ ْﻦِﻣ ِﻪﻴِﻓ َﻚَّﺟﺎَﺣ ْﻦَﻤَﻓ
ﺎَﻧَﺀﺎَﻨْﺑَﺃ ُﻉْﺪَﻧ ﺍْﻮَﻟﺎَﻌَﺗ ْﻞُﻘَﻓ ِﻢْﻠِﻌْﻟﺍ
ْﻢُﻛَﺀﺎَﺴِﻧَﻭ ﺎَﻧَﺀﺎَﺴِﻧَﻭ ْﻢُﻛَﺀﺎَﻨْﺑَﺃَﻭ
ْﻞَﻌْﺠَﻨَﻓ ْﻞِﻬَﺘْﺒَﻧ َّﻢُﺛ ْﻢُﻜَﺴُﻔْﻧَﺃَﻭ ﺎَﻨَﺴُﻔْﻧَﺃَﻭ
61) َﻦﻴِﺑِﺫﺎَﻜْﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ِﻪَّﻠﻟﺍ َﺔَﻨْﻌَﻟ)
(Siapa yang membantahmu)
mendebatmu dari golongan Nasrani
(tentang hal itu setelah datang
kepadamu ilmu) dengan perintah-
Nya (maka katakanlah) kepada
mereka (Marilah kita panggil anak-
anak kami dan anak-anak kamu,
istri-istri kami dan istri-istri kamu,
diri-diri kami dan diri-diri kamu)
lalu kita kumpulkan mereka
(kemudian mari kita bermubahalah)
artinya berdoa dengan khusyuk dan
dengan merendahkan diri (sambil
memohon supaya kutukan Allah
ditimpakan-Nya kepada orang-orang
yang dusta) yaitu dengan
mengatakan, "Ya Allah, kutukilah
orang yang dusta tentang peristiwa
Isa."
Nabi saw. telah mengajak utusan
Najran untuk itu, yakni tatkala
mereka membantahnya dalam hal
tersebut. Jawab mereka, "Kami akan
memikirkannya dulu, kemudian
akan datang kepada anda." Kata
salah seorang yang berpikiran sehat
di antara mereka, "Tuan-tuan telah
mengetahui kenabiannya, dan tidak
suatu pun kaum yang mengadakan
mubahalah dengan seorang nabi
kecuali mereka akan celaka."
Ditinggalkannyalah orang tadi, lalu
mereka berpaling. Mereka datang
lagi menemui Nabi saw. yang ketika
itu sudah keluar siap bermubahalah
bersama Hasan, Husein, Fatimah
dan Ali. Nabi saw. berkata kepada
orang-orang Nasrani Najran, "Jika
saya berdoa, aminkanlah." Tetapi
ternyata pihak lawan tidak bersedia
berkutuk-kutukan itu hanya minta
berdamai dengan membayar upeti.
[Duladi: Kenapa berdamai? Karena
situasinya panas, Muhammad
sedang murka!!!! ]
Riwayat Abu Na`im dan diterima
dari Ibnu Abbas, katanya,
"Seandainya orang-orang Nasrani
Najran itu bersedia meneruskan
mubahalah niscaya mereka akan
kembali ke negerinya sedangkan
harta dan keluarganya tiada lagi."
Diriwayatkan pula bahwa sekiranya
mereka bermubahalah niscaya akan
terbakar. Shocked
Kamu lihat, pencatat kisah tersebut
sudah tahu hal apa yang bakal akan
menimpa orang-orang Nasrani itu
seandainya mereka bersedia
mengikuti LOMBA GENDENG itu.
HARTA & KELUARGANYA BAKAL
DIOBOK-OBOK oleh MOMED. Tidak
ada yang lebih baik dalam pikiran
Muslim selain masalah HARTA &
PEMERKOSAAN (perampasan
anggota keluarga).
Sebab-sebab Turun (Tafsir Jalalain):
Baihaqi mengetengahkan dalam
Dalail dari jalur Salamah bin Abdu
Yasyu' dari bapaknya seterusnya
dari kakeknya bahwa Rasulullah
saw. menulis surat kepada warga
Najran, yakni sebelum diturunkan
kepadanya surat Thasin, "Atas
nama Tuhan dari Ibrahim, Ishak dan
Yakub, dari Muhammad yang
nabi..." (intinya mengajak warga
Najran mengakui Muhammad Rasul
dengan cara masuk Islam)
Di dalamnya disebutkan, "Maka
orang-orang Najran itu mengutus
Syurahbil bin Wadaah Al-Hamdani,
Abdullah bin Syurahbil Al-Ashbahi
dan Jabbar Al-Hartsi kepada Nabi
saw. Perutusan ini berangkat
mendatangi Nabi saw. sehingga
mereka pun saling bertanya jawab.
Demikianlah tanya jawab ini terus
berlangsung sampai mereka
menanyakan, 'Bagaimana pendapat
Anda tentang Isa?' Jawab Nabi saw.,
'Sampai hari ini tak ada suatu pun
pendapat saya mengenai dirinya.
Tinggallah tuan-tuan di sini dulu
sampai saya dapat
menerangkannya!'
Ternyata esok paginya Allah telah
menurunkan ayat ini,
'Sesungguhnya perumpamaan Isa di
sisi Allah...,' sampai dengan firman-
Nya, '...seraya kita memohon agar
laknat Allah itu ditimpakan-Nya
kepada orang-orang yang
dusta.'" (Q.S. Ali Imran 59-61)
Ibnu Saad mengetengahkan dalam
kitab Thabaqat dari Azraq bin Qais,
katanya, "Telah datang kepada Nabi
saw. uskup negeri Najran bersama
bawahannya, kepada mereka
ditawarkannya agama Islam,
Mereka menjawab, 'Sebelum Anda,
kami telah Islam.' Jawab Nabi saw.,
'Bohong! Ada tiga perkara yang
menghalangi tuan-tuan masuk
Islam, yakni ucapan tuan-tuan
bahwa Allah mempunyai anak,
memakan daging babi dan sujud
kepada patung.' Tanya mereka,
'Siapakah bapak dari Isa?' Rasulullah
tidak dapat menjawab sampai Allah
menurunkan, 'Sesungguhnya
perumpamaan Isa di sisi Allah...,'
sampai dengan firman-Nya, '...dan
sesungguhnya Allah, Dialah Yang
Maha Tangguh lagi Maha
Bijaksana.' (Q.S. Ali Imran 59-62)
Nabi mengajak mereka untuk saling
kutuk-mengutuk, tetapi mereka
menolak dan setuju akan
membayar upeti lalu mereka pun
kembali."
Orang yang mengutuk sesama
karena egonya tidak kesampaian,
menunjukkan hatinya jahat. Tuhan
lebih suka dengan orang yang
hatinya baik. Terbukti, orang-orang
berhati baik selalu dipilih Tuhan
menjadi nabi-Nya. Tidak ada orang
suka mengutuk dan melaknat
lantaran egonya, dikasihi oleh Sang
Pencipta.
Muhammad menantang mubahalah
lantaran dirinya kalah debat dengan
para pendeta Najran.
Begitu pula Muslim. Muslim
menantang kita untuk mubahalah,
karena dia sudah kepepet dan tidak
tahu bagaimana caranya membela
nabi Arab itu. Kutuk-mengutuk
adalah bentuk pelampiasan
kekesalan hati. Seandainya kita
tidak di dunia maya, tentu Muslim
sudah bawa parang untuk bacok
kita.
Maka dari itu, MUBAHALAH adalah
CERMINAN DARI SIFAT JAHAT.
Muslim tidak merasa kalau dengan
Mubahalah, justru membuktikan
Muhammad bukan utusan Tuhan.
Terbukti para pendeta Najran tidak
mau masuk Islam, mereka lebih
memilih membayar upeti kepada
Muhammad.
Para pendeta Najran itu tidak
beralih masuk Islam, karena
mereka tahu Muhammad seorang
pembohong. Begitu pula penduduk
kota Najran.
Di kemudian hari penduduk Najran
diperangi oleh Muhammad.
Pemaksaan Agama di Najran,
Yemen Utara oleh Khalid b. Walid—
February, 632M
Penyerangan ini terjadi di hari2
terakhir hidup Muhammad, saat
berlangsungnya masa “damai
Islami” di Medina. Muhammad
mengirim Khalid ke Najran, di
daerah Utara Yemen untuk
menyerang B. al-Harith b. Ka’b
untuk mengajak masyarakat Najran
(yang beragama Kristen dan pagan
dan tidak punya perjanjian damai
dengan Muhammad) memeluk
Islam atau harus berperang
melawan Muslim. Najran terkenal
akan komunitas Kristennya yang
besar dan makmur. Terdapat
banyak orang pagan tinggal
bersama orang2 Kristen dengan
damai. Semua masyarakat Najran
berasal dari suku B. al-Harith.
Setibanya di Najran, Khalid
mengumumkan ancaman, memberi
masyarakat Najran waktu 3 hari
untuk memilih masuk Islam atau
mati.
Dia mengumumkan, “Wahai
orang2, terimalah Islam, dan kau
akan selamat.”[Tabari, vol.ix, p.82 ]
Masyarakat Najran tak punya
banyak pilihan selain masuk Islam.
Khalid tinggal bersama mereka
untuk beberapa lama dan mengajar
Qur’an dan Sunnah dari
Muhammad. Lalu Khalid menulis
surat kepada Muhammad bahwa
masyarakat Najran masuk Islam di
bawah ancaman pedang. Muhamad
senang mendengar masyarakat B.
al-Harith masuk Islam dengan
hanya diancam dan tidak usah
diperangi segala. Dia membalas
menulis surat kepada Khalid untuk
memerintahkannya kembali ke
Medina dan membawa rombongan
utsan B. al-Harith. Ketika Khalid
datang bersama rombongan utusan,
Muhammad bertanya kepada Khalid
siapakah orang2 ini sebab muka
mereka lebih mirip orang India.
Ketika Khalid mengatakan kepada
Muhammad bahwa mereka adalah
orang2 Arab Yemen, Muhammad
mengomeli mereka berulang-kali
karena mereka dulu melawan
Muhammad. Dia berkata, “Jika
Khalid b. al-Walid tidak menulis
surat padaku bahwa kalian telah
menyerah dan tidak melawan,
sudah kubanting kepala2 kalian ke
bawah kakiku.” [Tabari, vol.ix, p.84 ]
Masyarakat B. al-Harith adalah
keturunan budak2 dan mereka tidak
pernah melakukan penyerangan
atau perampokan. Tapi Muhammad
bersikeras menuduh mereka
dahulu melawannya sebelum dia
menjadi kuat. Akan tuduhan ini
mereka menjawab, “Wahai Rasul
Allah, kami dahulu biasa
mengalahkan mereka yang
menyerang kami karena kami
adalah keturunan para budak dan
kami bersatu, tidak terpecah-belah,
dan tidak pernah melakukan hal
yang jahat kepada siapapun.”
Muhammad akhirnya setuju dengan
yang mereka katakan dan dia
menunjuk Qays b. al-Husayn
sebagai pemimpin baru B. al-
Harith.
Muhammad menunjuk Amr b.
Hazm al-Ansari untuk mengajar B.
al-Harith tentang Islam dan untuk
mengumpulkan Zakat dari mereka.
Dia menulis beberapa perintah
kepada Amr sebelum Amr
berangkat ke Najran: untuk
memenuhi kontrak (Q 5:1), takut
akan Allah (Q 16:128), hanya yang
bersih yang boleh menyentuh
Qur’an (Q 56:79), bersikap tegas
pada mereka yang tidak adil dan
memberitahu orang2 akan kabar
baik tentang surga (Q 11:18) dan
memperingatkan mereka akan
neraka, melarang orang2 untuk
sembahyang dengan mengenakan
satu pakaian kecuali jika pakaian itu
ujungnya dapat dilipat sampai ke
bahu, tidak boleh meminta kepada
suku2 musuh tapi minta hanya
kepada Allah saja, siapa yang minta
tolong kepada suku2 musuh harus
dibunuh pakai pedang, melakukan
wudhu dengan menggunakan
banyak air, sembahyang tepat
waktu, melakukan Ghusl sebagai
kewajiban untuk boleh sembahyang
bersama, penagih pajak berhak 1/5
dari barang jarahan dan Zakat dari
hasil ladang – 1/10 dari hasil ladang
yang diairi oleh sungai dan hujan,
1/20 dari ladang yang diairi dengan
kantung kulit, 2 domba bagi tiap 10
unta, 1 sapi dari setiap 40 sapi dan
1 sapi jantan dari setiap 30 sapi, 1
domba dari setiap 40 domba yang
digembalakan.
Versi lain dari penaklukkan ini
mengatakan bahwa al-Harith adalah
seorang pendeta Kristen yang tidak
mau masuk Islam. Lalu utusan
mereka datang ke Medina untuk
mendiskusikan tentang masalah
ketuhanan. Dikatakan bahwa para
Muslim kaget dan bingung melihat
kemewahan pendeta B. al-Harith
ketika dia datang ke Medina. Allah
menurunkan Q 3:61 untuk menegur
mereka yang bertengkar dengan
RasulNya. [Rodwell p.438, note 19]
Akhirnya, al-Harith dan orang2nya
setuju untuk bayar pajak Jizya agar
tidak dibunuh. Muhammad
menerima keputusan mereka dan
utusan Kristen kembali ke Najran.
[Mubarakpuri, p.527]
Pajak Jizya ditentukan sebesar 1
dinar (atau boleh diganti dengan
pakaian2) untuk setiap orang
dewasa, laki atau perempuan,
merdeka atau budak. Jika orang
Yahudi atau Kristen tidak mau bayar
Jizya maka mereka menjadi musuh
Allah (dan tentunya boleh dibunuh).

Back to posts