Lamborghini Huracán LP 610-4 t

Hari Idul Fitri Hari Kemenangan?.

Melihat orang-orang bergembira
merayakan hari idul fitri saya
sebenarnya ikut gembira. Tetapi
mendengarkan kotbah ustad-ustad
bahwa hari 1 syawal adalah hari
kemenangan terhadap hawa nafsu,
hari manusia menjadi suci kembali,
saya jadi kasihan terhadap
kedangkalan cara berpikir orang
islam.
Setahu saya semua ritual ibadah
islam bersifat lipstik. Betapapun
mereka mencoba untuk sungguh-
sungguh beribadah tetap saja
hasilnya seperti lipstik di bibir,
sebentar saja akan hilang. Lipstik
itu juga hanya sekedar hiasan tidak
mencerminkan kecantikan
sebenarnya dari pemakainya. Jadi
ritual islam hanya hiasan-hiasan
saja, ritual ibadah yang tak
memberikan dampak mendalam
dan hasil yang mengubah
spiritualitas seseorang.
Seperti contohnya sholat. Orang
sholat seperti sebuah mesin. 5 kali
sehari membaca mantra2 itu-itu
juga malah sering dan banyak yang
tidak mengerti arti bacaannya. Yang
bersungguh-sungguh sholat
jungkat-jungkit mengkhayalkan
menyembah allah. Mereka
berkhayal Tuhan melihat mereka
sholat dan memperhatikan mereka.
Setelah bertahun-tahun jungkat-
jungkit dan berkhayal seperti itu,
dari kecil sampai jadi tua, tetap
saja Tuhan tidak pernah dekat
dengan mereka. Mereka hanya
perduli pada khayalan mereka
sendiri bahwa mereka merasa
dekat dengan Tuhan. Tetapi apakah
Tuhan dekat dengan mereka tidak
mereka tanyakan pada diri mereka.
Kemudian ritual puasa. Dari pagi
jam 4 sampai sore jam 6 tidak
makan minum katanya menahan
hawa nafsu. Tetapi ritual ini juga
lipstik sifatnya, sebab nafsu makan
dan birahi yang ditahan itu adalah
suatu dorongan biologis normal
manusia. Menahan dari nafsu-nafsu
ini tidak akan membuat manusia
secara spiritual meningkat karena
hanya menahan kecenderungan
normalnya. Nafsu-nafsu itu dan
nafsu-nafsu lain misalnya
kesombongan biasanya kemudian
cenderung meningkat setelah
puasa karena merasa telah menjadi
suci lagi. Hasil dari puasa bagi
semua orang adalah kelaparan di
siang hari dan berat badan yang
turun. Sekian milyar orang islam di
dunia berpuasa selama bertahun-
tahun tidak ada seorangpun yang
membuat mereka diberkati oleh
Tuhan atau bahkan menjadi lebih
bijaksana dan suci. Menjadi suci
hanya khayalan mereka sendiri.
Mereka tetap saja manusia yang
penuh nafsu, baik sebelum puasa,
pada waktu puasa maupun sesudah
puasa.
Contoh terbaru hasil dari ritual
islam adalah perilaku Yusril Ihza
Mahendra. Bekas istrinya sendiri
mengakui bahwa agamanya kuat
dan tekun, hafal quran di luar
kepala dan semua aktifitasnya
untuk menjunjung ajaran islam.
Apakah hasil ritual ibadah islam
yang dilakukan orang ini selama
bertahun-tahun dari kecil hingga
berumur 50 tahun? Apakah
spiritualnya meningkat? Apakah dia
menjadi lebih penyayang, welas
asih dan bijaksana? Apakah dia bisa
mengatasi nafsu-nafsunya?Wah
rasanya tidak. Dia malah menjadi
manusia yang penuh nafsu
sehingga tega menceraikan istri
tuanya dan meninggalkan keempat
orang anaknya demi barang baru
yang muda, mulus dan legit.
Yah, itulah ritual ibadah yang sia-
sia. Tidak menambah apapun yang
baik dalam karakter, kehidupan dan
spiritualitas seseorang.

Back to posts