XtGem Forum catalog

Yesus Kristus Menurut Matius.

Konsep dan pemahaman orang
Yahudi tentang Allah berbeda sekali
dengan apa yang dituliskan Matius
di dalam Injilnya. Bagi orang
Yahudi, Allah adalah maha kuasa.
Allah adalah Allah yang maha tinggi,
sehingga segala pemikiran dan
pengetahuan mereka tidak sanggup
untuk mencapainya. Orang Yahudi
percaya bahwa Allah tidak terbatas
oleh tempat, ruang, dan waktu.
Selain itu menyatakan bahwa Allah
berinkarnasi menjadi manusia,
merupakan penghinaan dan
penurunan derajat Allah.
Namun, pemahaman ini berbeda
dengan apa yang dituliskan Matius.
Kalimat pertama Injil Matius
berbunyi "inilah silsilah Yesus
Kristus." Kata "silsilah" menunjuk
pada sejarah kehidupan dan latar
belakang seseorang. Suatu bentuk
kehidupan yang bisa ditelusuri
asalnya dan dapat dimengerti dari
sisi kemanusiaan. Ketika Matius
sebagai penulis Injil
mencantumkan kata ini,
menunjukkan bahwa Kristus yang
dijanjikan Allah melalui
peranta¬raan para nabi telah
memasuki sejarah kehidupan
manusia. Allah yang sebelumnya
dikenal para nabi sebagai Allah
yang Mahakuasa yang tidak dapat
dibatasi tempat, ruang dan waktu,
telah menyatakan diri, menjadi
manusia, dibatasi tempat, ruang,
dan waktu. Matius ingin
me¬nyatakan bahwa Kristus ialah
Allah Imanuel, Allah yang hadir
menyertai umat-Nya.
Tujuan penulisan kalimat "inilah
silsilah Yesus Kristus," menyatakan
bahwa kelahiran Yesus ialah
"kulminasi" (puncak) sejarah
pe¬nyelamatan Allah yang harus
digenapi. Allah merencanakan
keselamatan sejak manusia jatuh
dalam dosa dan ini digenapi saat
Yesus lahir ke dalam dunia, dalam
sejarah waktu.
Kelahiran Kristus menunjukkan
bahwa Allah ingin mendekati
manusia dengan cara menjadi
manusia. Allah yang sebelumnya
dipahami sebagai Allah yang jauh,
tidak terbatas tempat, ruang dan
waktu (transenden), telah menjadi
manusia yang terbatas tempat,
ruang dan waktu (imanen).
Keselamatan menjadi sesuatu yang
real dan bukan sebuah teori/konsep
belaka.
Salah satu keunikan Injil Matius
adalah bahwa ia tidak mencan-
tumkan nama penulis kitab di awal
penulisan, sebagaimana juga injil
Markus. Hal ini sangat berbeda
dengan Lukas, yang menulis
dengan mencantumkan nama.
Papias menyimpulkan bahwa Injil
Matius ditulis sesuai dengan nama
dari penulis kitab ini, yaitu Matius,
salah satu murid Kristus yang
sebelumnya berprofesi sebagai
pemungut cukai (bnd. Mat. 10:3).
Matius memulai suratnya dengan
silsilah Yesus Kristus. Nama Kristus
yang disinggung dalam Injil Matius
adalah salah satu tema utama kitab
ini, yang ingin menunjukkan bahwa
Kristus adalah penggenapan dari
karya keselamatan Allah bagi orang
berdosa. Ini terlihat di dalam Mat.
1:21, saat malaikat Tuhan
menampakkan diri kepada Yusuf
berkaitan dengan kehamilan dan
kelahiran bayi Yesus oleh Maria.
Nama Yesus Kristus berarti "Dialah
yang akan menyelamatkan umat-
Nya dari dosa mereka."
Hai ini penting untuk dituliskan,
karena berkaitan dengan maksud
dan tujuan penulisan injil ini. Selain
itu, pengutipan nama Yesus Kristus
diawal surat memberikan
penegasan penting berkaitan
dengan berita kelahiran-Nya. Para
nabi dalam PL telah menubuatkan
tentang kelahiran Mesias ini sekitar
400 tahun sebelumnya, dan hal ini
digenapi di dalam Yesus Kristus.
Pelajaran rohani apa yang bisa
dipelajari melalui hal ini?
Sedikitnya ada dua pelajaran rohani,
yaitu: (1) melalui Injilnya, Matius
ingin memperkenalkan Kristus
sebagai penggenapan karya Allah
untuk menyelamatkan orang
berdosa; (2) melalui Injilnya, kita
tahu bahwa Allah setia dengan
janji-Nya; firman-Nya telah digenapi
dalam diri Kristus. Dalam
memperingati kelahiran Kristus
penting untuk diingat bahwa
"Christmas" bukan sekadar sukacita
karena hadiah, namun adalah
penggenapan rencana Allah untuk
menebus manu¬sia berdosa. Allah
setia dengan janji-Nya. Allah ingin
orang yang berdosa dapat
diselamatkan melalui kelahiran
Yesus Kristus di dalam dunia.
Matius tak hanya memperkenalkan
Yesus Kristus dalam konteks
keselamatan, namun juga
menyinggung nama Daud dan nama
Abraham di awal suratnya.
Mengapa? Karena kedua nama ini
sangat mempengaruhi seluruh
tradisi Yudaisme, baik dari segi
politik mau¬pun keagamaan. Dari
segi politik, orang Yahudi
memandang bahwa Daud adalah
raja yang hebat dan berkenan di
hati Allah. Dari segi keagamaan,
Abraham menjadi kunci perjanjian
antara Allah dan manusia,
khususnya melalui keturunannya.
Karenanya, orang Yahudi
menghormati keduanya.
Pengutipan Daud dan Abraham
memberikan signifikansi besar bagi
tercapainya tujuan penulisan yang
ingin disampaikan Matius. Bagi
orang Yahudi istilah "Anak Daud"
menunjuk kepada lambang
kekuasaan. mengi¬ngat Daud
adalah raja orang Israel. Tidak ada
raja Israel ataupun Yehuda seperti
Daud. Maka itu, gelar Anak Daud
adalah gelar terhormat dan gelar ini
menunjukkan keturunan raja besar
Daud. Melalui gelar ini. Matius
ingin menyatakan bahwa Yesus
Kristus, Anak Daud, adalah Raja.
Dugaan ini semakin kuat setelah
Matius mencantumkan silsilah raja-
raja Yehuda (Mat.1:1-16).
Demikian juga dengan pengutipan
nama Abraham. Selain karena telah
membuat per¬janjian dengan Allah,
Abraham telah menjadi bangsa
yang besar, dan melaluinya semua
bangsa di muka bumi mendapat
berkat (bnd. Kej. 12:1-3). Matius
ingin menunjukkan bah¬wa
kelahiran Yesus Kristus ke dalam
dunia ini adalah untuk menggenapi
janji yang pernah diucapkan Allah
kepada Abraham, bahwa melalui
keturunannya (yaitu: Yesus Kristus),
semua bangsa akan mendapatkan
berkat Tuhan.
Kelahiran Kristus ke dalam dunia ini
adalah untuk memerintah orang
percaya. Kelahiran-Nya
mendatangkan berkat besar, yakni
keselamatan bagi seluruh bangsa di
muka bumi ini. Apa yang pernah
difirmankan Allah melalui nabi-
nabi-Nya, telah digenapi di dalam
Kristus.

Back to posts