80s toys - Atari. I still have

Yesus "Anak Allah": Sebuah Perdebatan.

BINCANG-BINCANG SOAL ISU :
"YESUS ITU ANAK ALLAH"
* Qs 4:171
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu
melampaui batas dalam agamamu,
dan janganlah kamu mengatakan
terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, Isa putra
Maryam itu, adalah utusan Allah
dan (yang diciptakan dengan)
kalimat-Nya yang disampaikan-Nya
kepada Maryam, dan (dengan
tiupan) roh dari-Nya. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu
mengatakan: "(Tuhan itu) tiga",
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu)
lebih baik bagimu. Sesungguhnya
Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Suci Allah dari mempunyai anak,
segala yang di langit dan di bumi
adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah
Allah sebagai Pemelihara.
http://quran.al-islam.com/Targama/
DispTargam.asp?
nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=4&
nAya=171&t=ind
* Qs 9:30
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair
itu putra Allah" dan orang Nasrani
berkata: "Al Masih itu putra Allah".
Demikian itulah ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka
meniru perkataan orang-orang kafir
yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah
mereka ; bagaimana mereka
sampai berpaling?
http://quran.al-islam.com/Targama/
DispTargam.asp?
nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=9&
nAya=30&t=ind
Sebagai pengikut Kristus, Anda
sampai kapanpun akan berkata
"Yesus Kristus itu Anak Allah", dan
teman Muslim Anda sampai
kapanpun akan selalu menyanggah
Anda : "Yesus itu bukan Anak
Allah" .
Masih mending Anda belum
dimasukkannya dalam laknat
Tuhan-nya seperti pada ayat di atas.
Bintang-bincang Anda dengan
teman Muslim ini tidak akan
selesai, karena Anda dan teman
Muslim tsb masing-masing
meyakini 2 hal yang berseberangan
secara diametral dan tidak
terjembatani.
Alkitab menyebut bahwa Yesus
Kristus itu Anak Allah – ada 59x
disebutkan – namun minimal ada
17 kali Qur'an membantah tegas
bahwa Allah itu tidak beranak.
Makin Anda memaksakan betulnya
Anda dalam isu ini, makin yakinlah
teman Muslim tetap akan merasa
bahwa merekalah yang lebih betul!
Tarik-menarik begini sungguh
melelahkan dan sia-sia. Maka
carilah titik temu oemahaman Anda
bersama dan hanya setelah itu
barulah Anda bisa beranjak lebih
lanjut dalam diskusi yang
menghasilkan (produktif).
Dan titik temu pemahaman
bersama sesungguhnya dapat
dimunculkan ketika kita secara
kreatif mengajukan pertanyaan-
balik, dengan pertanyaan kunci
kepada dasar referensi mereka,
bukannya referensi kita, sebagai
berikut :
"Ya kami umat Kristiani memang
mengimani secara tegas bahwa
"Yesus Kristus itu Anak Allah", dan
kami tahu bahwa hal ini disanggah
oleh Muslim. Namun kami tidak
tahu apa dugaan kalian ketika
mendengar kami berkata "Yesus
Kristus itu Anak Allah"?. Menurut
Anda "Anak Allah" yang macam
apakah yang kami percayai itu?
Percayalah, teman Muslim tsb akan
terdiam sejenak! Tidak akan mudah
baginya untuk menjawab
pertanyaan-kunci Anda yang satu
ini. Ia akan sedikit menghindar dan
menjawabnya dengan mengaburkan
substansinya. "Ya, kalian percaya
ada Allah yang dipanggil Bapa, ada
Allah yang dipanggil Anak atau
Yesus itu?"
Hal ini tentu tidak menjawab
pertanyaan-kunci Anda. Tegaskan
sekali lagi maksud Anda,
menanyakan tentang pengertian
Qur'an anak "Anak Allah" yang
mereka tuduh sesat itu!
Anda jangan menjawab apa-apa
sebelum pertanyaan-kunci Anda
dijawab! Tidak bisa lain, ia (bersama
Anda) harus menjawab dengan
merujukkan ayat-ayat Qur'an
tentang "anak Allah" atau "Allah
yang beranak".
* Qs 19:35
Tidak layak bagi Allah mempunyai
anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia
telah menetapkan sesuatu, maka
Dia hanya berkata kepadanya:
"Jadilah", maka jadilah ia.
http://quran.al-islam.com/Targama/
DispTargam.asp?
nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=19
&nAya=35&t=ind
* Qs 4:171
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu
melampaui batas dalam agamamu,
dan janganlah kamu mengatakan
terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, Isa putra
Maryam itu, adalah utusan Allah
dan (yang diciptakan dengan)
kalimat-Nya yang disampaikan-Nya
kepada Maryam, dan (dengan
tiupan) roh dari-Nya. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu
mengatakan: "(Tuhan itu) tiga",
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu)
lebih baik bagimu. Sesungguhnya
Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Suci Allah dari mempunyai anak,
segala yang di langit dan di bumi
adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah
Allah sebagai Pemelihara.
http://quran.al-islam.com/Targama/
DispTargam.asp?
nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=4&
nAya=171&t=ind
* Qs 72:3
dan bahwasanya Maha Tinggi
kebesaran Tuhan kami, Dia tidak
beristri dan tidak (pula) beranak.
http://quran.al-islam.com/Targama/
DispTargam.asp?
nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=72
&nAya=3&t=ind
* Qs 6:101
Dia Pencipta langit dan bumi.
Bagaimana Dia mempunyai anak
padahal Dia tidak mempunyai istri.
Dia menciptakan segala sesuatu;
dan Dia mengetahui segala
sesuatu.
http://quran.al-islam.com/Targama/
DispTargam.asp?
nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=6&
nAya=101&t=ind
Perhatikan, semua ayat diatas ini
merujuk kepada pemahaman
Muslim bahwa maksud orang-orang
Kristiani ini ketika menyebut
"Yesus itu Anak Allah" adalah
bahwa Allah mendapat Sang Anak
dari hubungan badan (biologis)
dengan seorang istri.
Kini Anda dapat berkata : "Ya, Maha
Suci Allah dari yang mempunyai
anak secara biologis.
Bilamana Yesus adalah Anak Allah
dalam pengertian demikian, tentu
hal itu merupakan penghujatan
manusia kepada Allah. Kita pun
sebagai umat Kristiani juga akan
menolak keras pemahaman 'Allah
beranak yang menghasilkan Anak
Allah dari hasil hubungan seksual'
macam ini!"
Ada celah baru yang mulai
menguak... Keingin-tahuan teman
Muslim menjadikan suasana
hatinya untuk menerima informasi
Anda yang jujur, dan tidak apriori
ataupun balik menghujat/menuduh,
dan menajiskannya. Merekapun
akan mencoba bertanya :
"Jadi, bagaimanakah pengertian
"Anak Allah" menurut versi
keimanan Kristiani?"
Kini, anda mendapat peluang indah
untuk menjernihkan salah-paham
ini dalam suasana yang jujur dan
bersahabat.
Penjelasan tentang "Anak Allah" :
Anda yakinkan kepada mereka
"Tidak ada orang Kristiani manapun
yang percaya bahwa Allah beranak
dan diperanakkan" sebagaimana
juga tertulis dalam Qur'an (Qs
112:3). Entah kepada lapisan
masyarakat manakah ayat ini
diberikan? Karena konsek "Anak
Allah" dalam Kristianitas tidak
pernah merujuk kepada sesuatu
yang ragawi yaitu hasil dari
hubungan seksual 'Allah dengan
istinya'.
Maha Suci Allah dari yang
mempunai anak hubungan biologis!
Itu sebabnya pengertian Anak
dalam keimanan kristiani adalah
total non-duniawiah, supra-natural/
adi kodrati, yaitu KELAHIRAN-
INKARNATIF, dari Kalimat Allah
yang disampaikanNya kepada
Maryam :
* Qs 4:171
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu
melampaui batas dalam agamamu,
dan janganlah kamu mengatakan
terhadap Allah kecuali yang benar.
Sesungguhnya Al Masih, Isa putra
Maryam itu, adalah utusan Allah
dan (yang diciptakan dengan)
kalimat-Nya yang disampaikan-Nya
kepada Maryam, dan (dengan
tiupan) roh dari-Nya. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu
mengatakan: "(Tuhan itu) tiga",
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu)
lebih baik bagimu. Sesungguhnya
Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha
Suci Allah dari mempunyai anak,
segala yang di langit dan di bumi
adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah
Allah sebagai Pemelihara.
http://quran.al-islam.com/Targama/
DispTargam.asp?
nType=1&nSeg=0&l=eng&nSora=4&
nAya=171&t=ind
Isa Al-Masih adalah The-Word
incanated, yaitu Firman/Kalimat
Allah
yang Ilahi turun (nuzul) masuk
kedunia (melalui Maria). "lahir"
menjadi anak manusia!
Karena disini ada unsur kelahiran,
maka istilah "Anak" menjadi
sebutan yang tepat sebagaimana
yang diwahyukan Allah sendiri
pada :
* Yohanes 1:1, 14
1:1 Pada mulanya adalah Firman;
Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah.
KJV, In the beginning was the Word,
and the Word was with God, and
the Word was God
TR, εν αρχη ην ο λογος και ο λογος
ην προς τον θεον και θεος ην ο
λογος
Translit Interlinear, en {pada} archê
{permulaan} ên {ada} ho logos
{Firman,} kai {dan} ho {itu} logos
{Firman} ên pros ton {bersama}
theon {Allah,} kai {dan} theos
{Allah} ên {(Dia) adalah} ho {itu}
logos {Firman.}
1:14 Firman itu telah menjadi
manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-
Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia
dan kebenaran.
KJV, And the Word was made flesh,
and dwelt among us, (and we
beheld his glory, the glory as of the
only begotten of the Father,) full of
grace and truth.
TR, και ο λογος σαρξ εγενετο και
εσκηνωσεν εν ημιν και εθεασαμεθα
την δοξαν αυτου δοξαν ως
μονογενους παρα πατρος πληρης
χαριτος και αληθειας
Translit Interlinear, kai {adapun} ho
{itu} logos {Firman} sarx {daging}
egeneto {telah menjadi,} kai {dan}
eskênôsen {berdiam} en {diantara}
êmin {kita,} kai {(bahkan)}
etheasametha tên {kita telah
melihat} doxan autou
{kemuliaanNya,} doxan {kemuliaan}
ôs {sebagai} monogenous {Yang
Tunggal/ Yang Unik} para {dari}
patros {Bapa,} plêrês {penuh}
charitos {dengan anugerah} kai
{dan} alêtheias {kebenaran.}
Sebutan Isa sebagai Kalimatullah
(Sang Firman) tidaklah sia-sia sebab
maknanya ditampakkan dalam
setiap kalimat yang keluar dari
mulut Isa yang selalu adalah
Wahyu. Untuk selalu berwahyu, Ia
tidak pernah menunggu wahyu dari
Jibril atau perantara lainnya, sebab
Ia adalah Sang Firman itu sendiri.
Demi kebenaran yang kasat-mata,
teman-teman Muslim perlu
membuang jauh sangkaan-
sangkaannya yang total-keliru
tentang pengertian sebutan "Anak
Allah", seolah-olah itu bikin-bikinan
manusia, atau yang sering mereka
tuduhkan bahwa pengertian ini
asalnya dari ajaran Paulus.
Gelar "Anak Allah" sama sekali
bukan bikin-bikinan manusia. Tidak
samasekali! Istilah tersebut justru
diumumkan langsung dari mulut
Allah sendiri :
* Matius 3:17
lalu terdengarlah suara dari sorga
yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku
yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan."
KJV, And lo a voice from heaven,
saying, This is my beloved Son, in
whom I am well pleased.
TR Translit, kai idou phônê ek tôn
ouranôn legousa outos estin ho
huios mou ho agapêtos en hô
eudokêsa.
Istilah yang sama ini juga
dinyatakan dari mulut Gabriel
kepada Maria 2 kali :
* Lukas 1:32-35
1:32 Ia akan menjadi besar dan
akan disebut Anak Allah Yang
Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan
mengaruniakan kepada-Nya takhta
Daud, bapa leluhur-Nya,
KJV, He shall be great, and shall be
called the Son of the Highest: and
the Lord God shall give unto him
the throne of his father David:
TR, outos estai megas kai huios
upsistou klêthêsetai kai dôsei autô
kurios o theos ton thronon dabid
tou patros autou
1:33 dan Ia akan menjadi raja atas
kaum keturunan Yakub sampai
selama-lamanya dan Kerajaan-Nya
tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat
itu: "Bagaimana hal itu mungkin
terjadi, karena aku belum
bersuami?"
1:35 Jawab malaikat itu kepadanya:
"Roh Kudus akan turun atasmu dan
kuasa Allah Yang Mahatinggi akan
menaungi engkau; sebab itu anak
yang akan kaulahirkan itu akan
disebut kudus, Anak Allah
KJV, And the angel answered and
said unto her, The Holy Ghost shall
come upon thee, and the power of
the Highest shall overshadow thee:
therefore also that holy thing which
shall be born of thee shall be called
the Son of God.
TR Translit, kai apokritheis ho
aggelos eipen autê pneuma agion
epeleusetai epi se kai dunamis
upsistou episkiasei soi dio kai to
gennômenon agion klêthêsetai
huios theou
Pernyataan Gabriel yang lebih dari
satu kali menyatakan status "Anak"
sekaligus memperluhatkan betapa
Gabriel justru menampik (baca :
mengkoreksi) kaitan "Anak Allah"
itu dengan konsep-kedagingan/
biologis (hasil hubungan suami dan
istri) seperti yang ada dalam benak
Maria tadinya, dan kini malahan
terulang dalam benak penuduh dari
kalangam Muslim pada umumnya.
Catatan :
Mungkinkah gabriel berdusta?
Perlukah?
Karena ada kesenjangan wahyu
Gabriel terhadap wahyu yang
dibawa Jibril bagi Muhammad!
Lukas 135 jelas menyatakan bahwa
Gabriel telah mengkoreksi apa yang
terlanjur salah dalam benak Maria
tentang "ke-anak-an" (sonship) yang
dimaksudkan Injil. Sementara Jibril
dalam Qur'an justru berbalik dan
terus bekutat dalam pemahaman
"ke-anak-an" insani!
Bandingkan keduanya :
(1) "Bagaimana hal (melahirkan
anak) itu mungkin terjadi, karena
aku (Maria) belum bersuami
?" (Lukas 1:34)
(2) "Bagaimana Dia (Allah)
mempunyai anak padaham Ia tidak
beristri" ( Qs 6:101)
Gabriel berkata bahwa Anak Allah
itu KUDUS, dan Jibril menyangkal/
menafikan kedua-duanya :
(1) "Anak yang kau lahirkan itu akan
disebut kudus, Anak Allah" (Lukas
1:35)
(2) "Maha Suci Allah dari yang
mempunyai anak..." ; "Tidak layak
Allah mempunyai Anak" ( Qs
4:171 ; Qs 19:35 )
-----
Sebutan "Anak Allah" yang
disampaikan lewat para nabi tidak
terkira banyaknya, termasuk
kesaksian yang bersifat nubuat,
yang tadinya bahkan tidak disadari
oleh nabi yang menubuatkannya
sendiri.
Lihatlah akan 2 nubuat nabi Yesaya
yang "mustahil" tentang kelahiran
satu "Anak Ajaib", dan ternyata
nubuat kelahirannya ini benar-
benar setelah 7 abad sejak hal itu
dinubuatkan!
Dasyatnya terbukti kebenaran yang
mustahil, telah menempatkan ayat-
ayat tersebut tak mungkin bisa
dipalsukan manusia. Namun entah
mengapa kebenaran yang begitu
fantastis itu bisa absen dari
pewahyuan Qur'an.
Nubuat pertama :
* Yesaya 7:14
LAI TL, Maka sebab itu diberikan
Tuhan sendiri suatu tanda alamat
kepadamu kelak: Bahwasanya anak
dara itu akan mengandung dan
beranakkan laki-laki seorang dan
dinamainya akan dia Imanuel.
LAI TB, Sebab itu Tuhan sendirilah
yang akan memberikan kepadamu
suatu pertanda: Sesungguhnya,
seorang perempuan muda
mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan ia akan
menamakan Dia Imanuel.
KJV, Therefore the Lord himself
shall give you a sign; Behold, a
virgin shall conceive, and bear a
son, and shall call his name
Immanuel.
Hebrew translit, LAKHEN YITEN
ADONAI HU LAKHEM OT HINE
HA'ALMAH HARA VEYOLEDET BEN
VEKARAT SHEMO IMANUEL
Kelahiran seajaib itu dimaksudkan
sebagai satu pertanda besar untuk
mengantar kita kepada maknanya
yang sejati dan lurus, yaitu bahwa
Sang Anak Ajaib itulah Imanuel
(artinya : Allah menyertai kita) yang
berarti Dia-lah Allah yang dapat dan
mau menyertai kita selalu!
Nubuat kedua :
* Yesaya 9:5
LAI TB, Sebab seorang anak telah
lahir untuk kita, seorang putera
telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya,
dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa,
Bapa yang Kekal, Raja Damai.
KJV, For unto us a child is born,
unto us a son is given: and the
government shall be upon his
shoulder: and his name shall be
called Wonderful, Counsellor, The
mighty God, The everlasting Father,
The Prince of Peace.
Hebrew translit, KI-YELED YULAD-
LANU BEN NITAN-LANU VATEHI
HAMISRA AL-SHIKHMO VAYIKRA
SHEMO PELE YO'ETS EL GIBOR AVI-
AD SARO-SHALOM
Adalah kemustahilan bahwa
seorang Anak dapat disebut sebagai
"Allah Yang Perkasa". Namun hal itu
sungguh terjadi pada diri Yesus 700
tahun kemudian!
Perhatikan bahwa Yesaya bernubuat
tanpa tahu dan tanpa melihat
tanda-tanda, dan tanpa dapat
menunjukkan Anak Ajaib tersebut.
Sebagai anti-klimaksnya datang
nubuat dari Nabi Yahya/Yohanes
Pembabtis.
Berlainan dengan Yesaya, nabi
Yahya bukan mengklaim saja tanpa
apa-apa yang menyokongnya,
melainkan justru melihat sebuah
tanda, yaitu Roh Kudus yang turun
dari langit seperti merpati, dan
tinggal diatas Yesus!
Tanda Surgawi yang tiada duanya
inilah yang menjadikan dasar nabi
Yahya harus bersaksi dengan cara
menunjuk-hidung langsung ke
sosok Yesus Kristus yang ada
dihadapanNya. Perhatikan
perkataan langsung kepada Yesus
"Sang Anak". Right now and here
"inilah" dan "lihatlah" :
"Aku telah melihat Roh turun dari
langit seperti merpati, dan Ia
tinggal di atas-Nya (Yesus). ….aku
telah melihat-Nya dan memberi
kesaksian: Ia inilah Anak Allah".
(Yohanes 1:32-34)
Dan... Yesus Kristus bersaksi
tentang diriNya :
... Aku telah berkata: "Aku Anak
Allah" (Yohanes 10:36)
Dan mereka (setan-setan) itupun
berteriak :
* Matius 8:29
Dan mereka itu pun berteriak,
katanya: "Apa urusan-Mu dengan
kami, hai Anak Allah? Adakah
Engkau ke mari untuk menyiksa
kami sebelum waktunya?"
* Markus 3:11
Bilamana roh-roh jahat melihat Dia,
mereka jatuh tersungkur di
hadapan-Nya dan berteriak:
"Engkaulah Anak Allah."
Bila iblis/setan yang menjadi
musuh Allah yang terbesar sampai
mengakui Anak ini, maka musuh
manakah lagi yang dapat
menolaknya dengan lebih shahih?
Jadi, jikalau ada teman Muslim yang
masih besikukuh menolak gelar
"Anak Allah" ini, mereka kini
sedikitnya akan mulai mengetahui
bahwa diantara Allah dan segala
makhlukNya -- dari yang kudus
hungga yang ter-iblis -- sejak
manusia awal diciptakan hingga
abad ke 7 M, hanya Muhammad
seoranglah yang tercatat melaknati
sebutan otentik yang berasal dari
mulut Allah sendiri.
Dalam pandangan Muslim, ketika
Kalimat Allah di-nuzul-kan ke dunia
lewat agen pewahyu (Jibril), itu
menjadi sebuah Al~Qur'an yang
diberitakan oleh nabi-Nya. Namun
dalam pandangan Kristiani, ketika
Firman Allah di-nuzul-kan ke dunia,
Ia adalah The Word incarnated (
Sang Firman yang inkarnasi)
menjadi "Anak Allah" dalam sosok
Yesus Kristus yang Ilahi, yang
langsung berfirman tanpa agen
perantara. Ia datang bukan saja
untuk berfirman, tetapi sekaligus
untuk menyelamatkan umat
manusia. Maka, inilah Kabar Baik,
Injil, untuk umat yang
menerimaNya, demi keselamatan
umat yangyang pasti ada didalam
Dia.
Anak Allah itu tidaklah terjadi
karena "Allah itu beranak". Ia
adalah inkarnasi FirmanNya
menjadi Anak Manusia, yaitu
masuknya keilahian dalam ujud
kehidupan kemanusiaan. Sehingga
Allah yang tadinya tidak dapat
dipahami dan didekati, kini dapat
mulai dipahami, diteladani dan "di-
akrab-i" dalam relasi yang
diperbaharui!
Melalui "Sang Anak" ini -- yang
gelarNya keluar dari mulut Allah
sendiri -- manusia diwanti-wanti
untuk sungguh melihat dan
mendengar akan Dia. Sebab ada
tertulis :
* Yohanes 12:45
dan barangsiapa melihat Aku (Anak)
, ia melihat Dia (Bapa), yang telah
mengutus Aku.
* Matius 17:5
Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata
turunlah awan yang terang
menaungi mereka dan dari dalam
awan itu terdengar suara yang
berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan,
dengarkanlah Dia."

Back to posts