"Lalu datanglah seorang ahli Taurat
dan berkata kepada-Nya: "Guru, aku
akan mengikut Engkau, ke mana
saja Engkau pergi." Yesus berkata
kepadanya: "Serigala mempunyai
liang dan burung mempunyai
sarang,
tetapi Anak Manusia tidak
mempunyai tempat untuk
meletakkan
kepala-Nya." Seorang lain, yaitu
salah seorang murid-Nya, berkata
kepada-Nya: "Tuhan, izinkanlah aku
pergi dahulu menguburkan ayahku."
Tetapi Yesus berkata kepadanya:
"Ikutlah Aku dan biarlah orang-
orang
mati menguburkan orang-orang
mati mereka." (Matius 8:19-22)
Di dalam Alkitab Tuhan berkata-
kata dengan menggunakan
perumpamaan-perumpamaan,
menggunakan lambang-lambang
atau
kiasan-kiasan (Matius 13:34,
Markus 4:11-12). Dan dalam ayat
ini kita
membaca tentang seseorang yang
memiliki kerinduan untuk mengikut
Yesus, dan Tuhan menyatakan kira-
kira demikian, "Baiklah, jika engkau
mau mengikut Aku, engkau akan
menjadi seorang asing dan musafir
di
sini. Bahkan serigala pun
mempunyai liang di mana mereka
tinggal, dan
burung-burung di udara mempunyai
sarang di mana mereka
membesarkan
anak-anak mereka, tetapi mereka
yang mengikut Aku akan menjadi
orang-orang asing dan pendatang-
pendatang di dunia ini."
Kalimat ini tidak bermakna secara
harafiah seperti misalnya kita tidak
boleh memiliki rumah di sini,
bukan itu yang sedang Kristus
maksudkan.
Disisi Tuhan sedang berkata bahwa
bumi ini bukanlah tempat yang
akan
menjadi pusat perhatian kita.
Berapa banyak uang yang kita dapat
peroleh, berapa banyak harta benda
yang bisa kita dapatkan dalam
kehidupan ini, berapa banyak yang
bisa kita miliki dari dunia ini,
hal-hal itu tidak akan pernah lagi
menjadi titik pusat dari pikiran kita.
Titik pusat dari pikiran kita adalah
bahwa kita harus melihat ke arah
Surga. Kita menyadari bahwa kita
memiliki sebuah rumah di Surga,
warga
negara kita adalah kerajaan Allah.
Dan kita memiliki suatu tugas
untuk
dilaksanakan di sini, yaitu untuk
melayani Kristus sebagai
utusan-utusan-Nya dan
memberitakan Injil, tapi kita jangan
menjadikan
bumi ini sebagai tempat di mana
kita mencurahkan segenap usaha
dan
perhatian kita. Kita mau agar segala
sesuatu difokuskan kepada Surga,
kepada Tuhan Yesus Kristus.
Kemudian di ayat 21 dan 22, ada
orang yang berkata:
"Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu
menguburkan ayahku."
Dan Yesus berkata:
"Ikutlah Aku dan biarlah orang-
orang mati menguburkan orang-
orang mati
mereka."
Nah, kalimat ini sama sekali tidak
berarti bahwa Yesus sedang berkata
pada seseorang yang ayahnya baru
saja meninggal dunia dan dia
sedang
mempersiapkan penguburannya,
lalu Yesus berkata, jangan, jangan
pikirkan mayat ayahmu, biar orang
lain saja yang menguburnya, dan
engkau ikuti saja Aku. Bukan itu
yang dimaksudkan. Maksudnya
adalah
selalu saja ada orang yang berkata,
"Aku mau mengikut Tuhan Yesus
kalau ini sudah selesai atau kalau
itu sudah terjadi".
Dan di sini Tuhan menggunakan
sebuah ilustrasi tentang seseorang
yang
mempunyai ayah yang sudah tua,
dan dia harus merawat ayahnya itu
selama beberapa tahun lagi, hingga
ayahnya meninggal dunia. Oleh
karena itu dia berkata, "Tuhan, aku
mau mengikut Engkau segera
setelah
ayahku meninggal dunia dan aku
telah menguburkan dia, barulah
kemudian
aku akan mengikut Engkau." Dan
Yesus berkata, "Tidak, tidak, Injil itu
bukan demikian. Injil itu sekarang.
Biarkan saja orang-orang yang
tidak diselamatkan di dunia ini
mengkhawatirkan urusan-urusan
dunia
ini, tetapi engkau ikuti Aku saja."
Tuhan tidak sedang berkata bahwa
sebagai seorang anak Allah, dia
tidak
boleh merawat ayahnya, yang
nantinya akan meninggal dunia.
Tuhan
sedang berkata bahwa dia jangan
menunggu hingga ayahnya
meninggal
dunia. Kita tidak boleh, sama sekali
tidak boleh ragu-ragu untuk
berseru kepada Allah untuk mohon
belas kasihan-Nya dan memiliki
suatu
kerinduan yang jujur dan sungguh-
sungguh untuk diselamatkan, dan
waktunya adalah sekarang, pada
saat ini, meskipun kita mengetahui
bahwa kita harus menanti Tuhan
untuk kegenapan dari keselamatan
itu.
"I wait for the LORD, my soul doth
wait, and in His word do I hope"
(Psalm 130:5)