"haruslah engkau mengajarkannya
berulang-ulang kepada anak-
anakmu dan
membicarakannya apabila engkau
duduk di rumahmu, apabila engkau
sedang
dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau
bangun."
(Ulangan 6:7)
Sebagai orang tua kita memiliki
tugas ilahi yang sangat penting
untuk
mengajarkan anak-anak kita tentang
Injil Yesus Kristus. Firman Tuhan
tentang mendidik anak-anak di
dalam Kitab Suci bukanlah sekedar
"saran" tetapi itu adalah "perintah-
perintah" yang harus kita ikuti.
Dan Tuhan telah menentukan tugas
yang sangat penting ini untuk
dijalankan oleh para ayah, seperti
yang dinyatakan dalam ayat-ayat
berikut ini:
Kitab Amsal 4:1 menyatakan
demikian:
"Dengarkanlah, hai anak-anak,
didikan seorang ayah, dan
perhatikanlah
supaya engkau beroleh pengertian"
Kitab Yesaya 38:19 mengajarkan
demikian:
"Tetapi hanyalah orang yang hidup
[rohani], dialah yang mengucap
syukur kepada-Mu, seperti aku
pada hari ini; seorang bapa
memberitahukan kesetiaan-Mu
kepada anak-anaknya."
Kitab Efesus 6:4 memerintahkan
demikian:
"Dan kamu, bapa-bapa, janganlah
bangkitkan amarah di dalam hati
anak-anakmu, tetapi didiklah
mereka di dalam ajaran dan nasihat
Tuhan."
Kitab Kolose 3:21 memberitahukan
demikian:
"Hai bapa-bapa, janganlah sakiti
hati anakmu, supaya jangan tawar
hatinya."
Secara alami, kalau tidak ada
seorang ayah, maka tanggung-jawab
ini
jatuh kepada para ibu. Biarlah
Tuhan memberikan kasih karunia-
Nya
kepada kita untuk melaksanakan
tugas penting yang alkitabiah ini
dengan kebaikan, kesetiaan dan
kesabaran sebagaimana Tuhan-lah
yang
bekerja di dalam kita "baik untuk
kemauan maupun pekerjaan
menurut
kerelaan-Nya" seperti yang kita
baca dalam kitab Filipi 2:13.
Dan bila Tuhan menghendaki, maka
kita akan menghasilkan buah-buah
seperti yang dinyatakan dalam kitab
2 Timotius 3:15 demikian:
"Ingatlah juga bahwa dari kecil
engkau sudah mengenal Kitab Suci
yang
dapat memberi hikmat kepadamu
dan menuntun engkau kepada
keselamatan
oleh iman kepada Kristus Yesus."
Dan dalam kitab Mazmur 78:4-8
kita membaca demikian:
"kami tidak hendak sembunyikan
kepada anak-anak mereka, tetapi
kami
akan ceritakan kepada angkatan
yang kemudian puji-pujian kepada
TUHAN
dan kekuatan-Nya dan perbuatan-
perbuatan ajaib yang telah
dilakukan-Nya. Telah ditetapkan-
Nya peringatan di Yakub dan hukum
Taurat diberi-Nya di Israel; nenek
moyang kita diperintahkan-Nya
untuk
memperkenalkannya kepada anak-
anak mereka, supaya dikenal oleh
angkatan yang kemudian, supaya
anak-anak, yang akan lahir kelak,
bangun dan menceritakannya
kepada anak-anak mereka, supaya
mereka
menaruh kepercayaan kepada Allah
dan tidak melupakan
perbuatan-perbuatan Allah, tetapi
memegang perintah-perintah-Nya;
dan
jangan seperti nenek moyang
mereka, angkatan pendurhaka dan
pemberontak, angkatan yang tidak
tetap hatinya dan tidak setia
jiwanya
kepada Allah."
Pada mulanya Tuhan menciptakan
manusia untuk memiliki hubungan
dengan
Dia untuk mengambil keuntungan
yang dapat dihasilkan dalam
hubungan
tersebut. Sejak dari mulanya Tuhan
telah menetapkan hukum-hukum
atau
peraturan-peraturan yang harus
dipatuhi oleh Adam.
Dan Tuhan juga memberitahukan
kepada Adam bahwa ketidak-
patuhan akan
mengakibatkan
"kematian" (Kejadian 2:15-17),
pertama kematian rohani
(seperti yang terjadi pada Adam
dan keturunannya), kedua kematian
fisik yang merupakan gambaran dari
"kematian kedua" di dalam kutukan
yang kekal selama-lamanya.
Pernahkah anda heran mengapa
kita tidak mengajarkan anak-anak
kita
untuk menjadi orang yang egois,
kejam, atau menjadi pemberontak?
Bukankah itu adalah bagian dari
sifat alami manusia dan ada di
dalam
diri kita semua. Dan hal itulah
tepatnya yang diajarkan dalam kitab
Efesus 2:1-3 yang kita baca
demikian:
"Kamu dahulu sudah mati karena
pelanggaran-pelanggaran dan
dosa-dosamu. Kamu hidup di
dalamnya, karena kamu mengikuti
jalan dunia
ini, karena kamu mentaati
penguasa kerajaan angkasa [yaitu
Iblis],
yaitu roh yang sekarang sedang
bekerja di antara orang-orang
durhaka.
Sebenarnya dahulu kami semua
juga terhitung di antara mereka,
ketika
kami hidup di dalam hawa nafsu
daging dan menuruti kehendak
daging dan
pikiran kami yang jahat. Pada
dasarnya kami adalah orang-orang
yang
harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain."
Sebagai orang tua kita perlu untuk
diingatkan tentang tanggung-jawab
kita yang sangat penting
mengoreksi dan mendisiplinkan
anak-anak kita
di dalam "kasih", seperti yang
dengan jelas dinyatakan ayat-ayat
berikut ini:
Kitab Amsal 22:15 menyatakan
demikian:
"Kebodohan melekat pada hati
orang muda, tetapi tongkat didikan
akan
mengusir itu dari padanya."
Dan kitab Amsal 23:13
memerintahkan demikian:
"Jangan menolak didikan dari
anakmu ia tidak akan mati kalau
engkau
memukulnya dengan rotan [yaitu
tongkat]."
Ayat-ayat ini berbicara tentang
"tongkat" didikan. Sekarang adalah
benar bahwa pukulan-pukulan kecil
dapat dilakukan terutama pada
anak-anak yang masih sangat kecil
yang belum mengerti alasan-
alasan,
akan tetapi setidaknya ada dua hal
yang harus kita perhatikan:
Pertama, orang tua tidak boleh
memukul anak-anak (yaitu
memukul pada
bagian yang dipergunakan untuk
duduk) ketika kita ada dalam
keadaan
marah.
Kedua, harus selalu ada saat untuk
berbaik kembali dan memaafkan
ketika kita menjelaskan kepada
anak-anak mengapa kita harus
memukul
mereka dan menjelaskan kasih kita
kepada mereka.
Kuncinya adalah konsistensi. Kita
harus konsisten dalam menetapkan
peraturan-peraturan dan akibat-
akibatnya dengan jelas dan
kemudian
konsisten dalam melaksanakan
peraturan-peraturan dan
hukuman-hukumannya di dalam
"kasih".
Dengan mengikuti peraturan-
peraturan ini dalam kehidupan
sehari-hari,
anak-anak akan belajar mengenai
peraturan-peraturan dan akibat dari
pelanggaran peraturan-peraturan
tersebut, dan mereka akan belajar
tentang "pengampunan".
Ketika anak-anak beranjak dewasa,
cara-cara pen-disiplinan lainnya
dapat diterapkan, seperti misalnya
pengambilan kebebasan-kebebasan
atau hak-hak tertentu. Akan tetapi,
kita ingin anak-anak untuk
mengenal "tongkat didikan" rohani,
yaitu seluruh Alkitab (Mazmur
45:6). Yesus Kristus adalah satu-
satunya Kebenaran yang sejati
(Yohanes 14:6) yang dalam sifat
alaminya tidak disukai oleh
manusia.
Oleh sebab itu tujuan utama dari
pendidikan untuk anak-anak ini
adalah
untuk membiasakan dan menarik
mereka ke dalam Firman Tuhan.
Yaitu
untuk merubah kebiasaan-
kebiasaan buruk mereka yang
berguna untuk
menghasilkan stabilitas dan
ketenangan di dalam rumah kita,
akan
tetapi hal itu "tidak" dapat
menghasilkan keselamatan yang
sejati.
Inilah sebabnya sangat penting
untuk memberikan alasan-alasan
kepada
anak-anak kita dari Alkitab sesegera
mungkin ketika mereka mulai dapat
mengerti prinsip-prinsip dasarnya.
Alasan lainnya mengapa hal ini
sangat penting adalah, sebagai
orang tua kita juga menjadi subjek
dari
otoritas yang sama seperti anak-
anak kita dan kita perlu untuk
menjelaskan fakta ini kepada anak-
anak kita.
Dengan demikian orang tua dan
anak-anak akan berjalan dengan
rendah
hati dengan penuh kepatuhan
terhadap Firman Tuhan. Secara
alami, hal
ini akan menjadi cara pen-
disiplinan yang baik bagi para orang
tua.
Tidak diragukan lagi, satu hal yang
paling sulit adalah untuk menjadi
saksi kepada anggota keluarga kita
sendiri. Itu adalah tempat
pembuktian yang pararel, dan kita
akan menghadapi berbagai macam
pengujian setiap harinya.
Bagaimana kita akan berlaku?
Apakah kita
akan memperlihatkan "buah-buah
dari Roh" atau "pekerjaan-pekerjaan
daging" ?
Bagaimanapun juga kehidupan
berkeluarga akan menjadi tempat,
palu, dan
martil yang akan membentuk
kehidupan dan pertumbuhan iman
kita dalam
kasih karunia Tuhan.
"With good will doing service, as to
the Lord, and not to men"
(Ephesians 6:7)