The Soda Pop

Lemak Dan Darah.

"Inilah suatu ketetapan untuk
selamanya bagi kamu [yaitu bangsa
Israel] turun-temurun di segala
tempat kediamanmu: janganlah
sekali-kali kamu makan lemak dan
darah." (Imamat 3:17)
Alkitab dengan tegas menyatakan
baik dalam Perjanjian Lama
maupun
Perjanjian Baru bahwa orang-orang
yang percaya (yang juga disebut
sebagai "Israel rohani") tidak boleh
memakan darah. Dalam kitab
Ulangan 12:23-25 Tuhan juga
berpesan demikian:
"Tetapi jagalah baik-baik, supaya
jangan engkau memakan darahnya,
sebab darah ialah nyawa, maka
janganlah engkau memakan nyawa
bersama-sama dengan daging.
Janganlah engkau memakannya;
engkau harus
mencurahkannya ke bumi seperti
air. Janganlah engkau memakannya,
supaya baik keadaanmu dan
keadaan anak-anakmu yang
kemudian, apabila
engkau melakukan apa yang benar
di mata TUHAN."
Dan dalam kitab Imamat 17:10-14
kita membaca demikian:
"Setiap orang dari bangsa Israel dan
dari orang asing yang tinggal di
tengah-tengah mereka, yang makan
darah apapun juga Aku sendiri akan
menentang dia dan melenyapkan
dia dari tengah-tengah bangsanya.
Karena
nyawa makhluk ada di dalam
darahnya dan Aku telah
memberikan darah itu
kepadamu di atas mezbah untuk
mengadakan pendamaian bagi
nyawamu,
karena darah mengadakan
pendamaian dengan perantaraan
nyawa. Itulah
sebabnya Aku berfirman kepada
orang Israel: Seorangpun di
antaramu
janganlah makan darah. Demikian
juga orang asing yang tinggal di
tengah-tengahmu tidak boleh
makan darah. Setiap orang dari
orang
Israel dan dari orang asing yang
tinggal di tengah-tengahmu, yang
menangkap dalam perburuan
seekor binatang atau burung yang
boleh
dimakan, haruslah mencurahkan
darahnya, lalu menimbunnya
dengan tanah.
Karena darah itulah nyawa segala
makhluk. Sebab itu Aku telah
berfirman kepada orang Israel:
Darah makhluk apapun janganlah
kamu
makan, karena darah itulah nyawa
segala makhluk: setiap orang yang
memakannya haruslah
dilenyapkan."
Disini Tuhan mengajarkan bahwa
"nyawa setiap mahluk ada di dalam
darahnya" (darah ialah nyawa) dan
"darah mengadakan pendamaian
dengan
perantaraan nyawa". Adalah Tuhan
Yesus Kristus yang mengadakan
"pendamaian" melalui darah-Nya
pada peristiwa kayu salib dan Allah
begitu cemburu dengan karya-Nya
tersebut sehingga orang-orang yang
percaya dilarang untuk memakan
darah.
Dalam Perjanjian Baru Tuhan
memperingatkan kembali tentang
hal ini, di
kitab Kisah Para Rasul 15:19-20 kita
membaca demikian:
"Sebab itu aku berpendapat, bahwa
kita tidak boleh menimbulkan
kesulitan bagi mereka dari bangsa-
bangsa lain yang berbalik kepada
Allah, tetapi kita harus menulis
surat kepada mereka, supaya
mereka
menjauhkan diri dari makanan yang
telah dicemarkan berhala-berhala,
dari percabulan, dari daging
binatang yang mati dicekik dan dari
darah."
Hal ini diulang kembali dalam kitab
Kisah Para Rasul 15:28-29 yang
berkata sebagai berikut:
"Sebab adalah keputusan Roh
Kudus dan keputusan kami [para
rasul],
supaya kepada kamu jangan
ditanggungkan lebih banyak beban
dari pada
yang perlu ini: kamu harus
menjauhkan diri dari makanan yang
dipersembahkan kepada berhala,
dari darah, dari daging binatang
yang
mati dicekik dan dari percabulan.
Jikalau kamu memelihara diri dari
hal-hal ini, kamu berbuat baik.
Sekianlah, selamat."
Pada waktu itu para rasul dibawah
inspirasi dari Allah Roh Kudus
menulis pesan-pesan ini "setelah"
Yesus menerangkan hukum-hukum
mengenai makanan dan minuman
(Markus 7:18-19). Dan Tuhan telah
menyatakan bahwa darah dan
nyawa adalah sama (Imamat 17:11).
Hal ini
bisa cepat dimengerti bila kita
menyadari bahwa setiap manusia
atau
hewan yang darahnya diambil pasti
akan mati. Penting sekali adanya
darah di dalam tubuh kita supaya
kita bisa "hidup".
Sekarang kita bisa mengerti ketika
Alkitab berbicara tentang darah
Kristus, ini sedang berbicara
tentang nyawa Kristus. Seperti
contohnya, ketika Kristus berada di
taman Getsemani pada hari Kamis
malam dimana "keringat-Nya
menjadi seperti titik-titik darah
yang
bertetesan ke tanah" (Lukas 22:44),
ini sedang berbicara tentang
Kristus yang nyawa-Nya sudah
mulai mengalami kutukan di dalam
Neraka
sebagaimana Allah menghukum Dia
karena dosa orang-orang yang Ia
tebus.
Jadi cukup jelas bahwa Alkitab
melarang kita untuk memakan
"lemak dan
darah" akan tetapi masalahnya kita
tidak bisa bebas sama sekali dari
makanan jasmani yang
mengandung lemak dan darah.
Kalau kita memakan
daging pasti ada lemak dan darah
yang tersisa yang ikut tercampur
dalam masakan. Oleh karena itu
ketika Tuhan menyatakan ketika
kita
memotong binatang darahnya harus
dicurahkan ke tanah, itu berarti kita
tidak boleh makan makanan
jasmani yang "dengan sengaja"
dicampur
dengan darah.
Pada akhirnya hal ini juga
membuktikan tidak terjadinya
perubahan dari
anggur menjadi darah dalam
upacara komuni karena Alkitab
melarang
orang-orang percaya yang sejati
untuk memakan darah secara fisik.
"For the earth shall be filled with
the knowledge of the glory of the
LORD, as the waters cover the
sea" (Habakkuk 2:14)

Back to posts