XtGem Forum catalog

Makanan Haram.

"Maka jawab-Nya [yaitu jawab
Yesus]: "Apakah kamu juga tidak
dapat memahaminya? Tidak
tahukah kamu bahwa segala
sesuatu dari luar yang masuk ke
dalam seseorang [yaitu makanan
fisik] tidak dapat menajiskannya,
karena bukan masuk ke dalam HATI
tetapi ke dalam perutnya, lalu
dibuang di jamban?" Dengan
demikian Ia menyatakan semua
makanan halal." (Markus 7:18-19)
Di dalam Perjanjian Baru Yesus
sudah menyatakan bahwa kecuali
darah (Kis. 15:28-29, Imamat
17:10, Ulangan 12:23-25) semua
makanan yang lain adalah halal.
Oleh sebab itu makanan yang
haram atau tidak bersih menurut
hukum Taurat seperti daging babi,
anjing, kelinci, bekicot, kelelawar,
ular, katak, landak, burung-burung
najis (burung hantu, burung unta,
burung gagak, dll.), ikan yang tidak
bersisik dan tidak bersirip (lele,
patin, hiu, sardin, tuna), binatang
yang berkaki banyak (udang,
kepiting), dst-nya. kalau kita tidak
mau memakannya untuk alasan
kesehatan itu adalah sangat baik,
tetapi kalau kita tidak mau
memakannya untuk alasan rohani
itu adalah salah, karena dengan
begitu kita sedang mencoba untuk
menjadi lebih suci daripada Tuhan
sendiri.
Di dalam Perjanjian Lama Tuhan
memberikan banyak larangan
mengenai makanan dan minuman
kepada orang-orang yang percaya
(Imamat 11, Ulangan 14) sebagai
hukum-hukum upacara yang
menunjuk pada pemisahan antara
orang-orang yang percaya dan dosa.
Dan ketika waktunya telah genap
Tuhan memberikan perintah
berikutnya seperti yang kita baca
dalam ayat-ayat berikut ini:
Dalam kitab Kolose 2:16-17 kita
membaca demikian:
"Karena itu janganlah kamu biarkan
orang menghukum kamu mengenai
makanan dan minuman atau
mengenai hari raya, bulan baru
ataupun hari Sabat [semua ini
adalah hukum-hukum upacara
Perjanjian Lama]; semuanya ini
hanyalah BAYANGAN dari apa yang
harus datang, sedang wujudnya
ialah Kristus!"
Dan kitab 1 Timotius 4:1-4
memperingatkan demikian:
"Tetapi Roh dengan tegas
mengatakan bahwa di waktu-waktu
kemudian, ada orang yang akan
murtad lalu mengikuti roh-roh
penyesat dan ajaran setan-setan
oleh tipu daya pendusta-pendusta
yang hati nuraninya memakai cap
mereka. Mereka itu melarang orang
kawin [?], melarang orang makan
makanan yang diciptakan Allah [?]
supaya dengan pengucapan syukur
dimakan oleh orang yang percaya
dan yang telah mengenal
kebenaran. Karena semua yang
diciptakan Allah itu baik dan
suatupun tidak ada yang haram, jika
diterima dengan ucapan syukur,
sebab semuanya itu dikuduskan
oleh firman Allah dan oleh doa."
Dan kitab Kisah Para Rasul 11:7-10
bersaksi demikian:
"Lalu aku mendengar suara berkata
kepadaku: Bangunlah, hai Petrus,
sembelihlah dan makanlah! Tetapi
aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak,
sebab belum pernah sesuatu yang
haram dan yang tidak tahir masuk
ke dalam mulutku. Akan tetapi
untuk kedua kalinya suara dari
sorga berkata kepadaku: Apa yang
dinyatakan halal oleh Allah, tidak
boleh engkau nyatakan haram! Hal
itu terjadi sampai tiga kali, lalu
semuanya ditarik kembali ke
langit."
Itulah sebabnya kitab Roma 14:17
menyatakan demikian:
"Sebab Kerajaan Allah bukanlah
soal makanan dan minuman, tetapi
soal kebenaran, damai sejahtera
dan sukacita oleh Roh Kudus."
Tidak ada keraguan sama sekali
bahwa sekarang kita sudah tidak
perlu menjalankan hukum-hukum
upacara tersebut, dalam Perjanjian
Baru kita hanya harus mencari "arti
rohani" dari tata cara ibadah atau
hukum-hukum upacara dalam
Perjanjian Lama sehingga kita bisa
mendapatkan kesesuaian yang
sempurna di dalam seluruh Alkitab
karena Alkitab tidak akan
bertentangan dengan dirinya
sendiri.
Setelah kita menemukan arti
rohaninya, ayat dalam Perjanjian
Lama yang melarang makanan
tertentu dapat dipersatukan dengan
ayat-ayat dalam Perjanjian Baru
yang menyatakan bahwa semua
makanan adalah halal.
Ketika kita mempelajari Alkitab
dengan seksama kita menemukan
bahwa binatang-binatang yang
haram tersebut secara rohani
menunjuk kepada --orang-orang
yang belum diselamatkan-- atau
orang-orang yang masih najis
secara rohani. Oleh karena itu
orang-orang yang percaya tidak
boleh mendapatkan "makanan
rohani" dari nabi-nabi palsu
tersebut yang seringkali disebut
sebagai binatang yang buas.
Seperti misalnya dalam kitab Titus
1:12 kita membaca demikian:
"Seorang dari kalangan mereka,
nabi mereka sendiri, pernah
berkata: "Dasar orang Kreta
pembohong, binatang buas,
pelahap yang malas."
Dan dalam kitab Ulangan 32:24
Tuhan memperingatkan mereka-
mereka yang tidak mau
mendengarkan Firman-Nya dan
berpaling kepada ilah-ilah asing
demikian:
"Apabila mereka sudah lemas
karena lapar dan merana oleh
demam yang membara, dan oleh
penyakit sampar [yaitu penyakit
rohani yang menular], maka Aku
akan melepaskan taring binatang
buas kepada mereka, dengan racun
binatang yang menjalar di dalam
debu."
Kita harus membaca ayat-ayat di
dalam Perjanjian Lama maupun
ayat-ayat lainnya di dalam Alkitab
dalam terang seluruh Alkitab. Kalau
kita memisahkan ayat-ayat tertentu
dari ayat-ayat yang lainnya di dalam
Alkitab maka kita akan tiba pada
kesimpulan yang keliru dan pada
akhirnya kepercayaan kita akan
sangat berbeda dengan Injil Kristus
yang sejati.
Sudah ada banyak contoh dari
orang-orang yang mengambil ayat-
ayat Kitab Suci secara sepotong-
sepotong dengan sembarangan dan
mereka tersesat dalam kegelapan
rohani yang sangat mengerikan.
Mereka berpikir bahwa mereka
sedang menyembah Tuhan dengan
menyiksa diri mereka sendiri akan
tetapi pada kenyataannya mereka
sama sekali tidak memiliki "kasih"
yang merupakan salah satu hukum
yang utama di dalam Alkitab.
Tetapi sekarang kita dapat mengerti
ketika Alkitab berkata bahwa kita
harus menjauhkan diri dari kuah
babi, dari makanan yang
dipersembahkan kepada berhala,
dari daging yang dimangsa binatang
buas, dari binatang yang mati
dicekik, dll. kita harus mencari arti
rohaninya. Dan pada kenyataannya
semua hal-hal ini menunjuk kepada
"makanan rohani" yang bukan
berasal dari Firman Tuhan di dalam
Alkitab (band. Wahyu 22:18-19).
Salah satu ayat kunci dari hal ini
ada di dalam kitab Yohanes 6:53-56
yang kita baca demikian:
"Maka kata Yesus kepada mereka:
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jikalau kamu tidak
makan daging Anak Manusia dan
minum darah-Nya, kamu tidak
mempunyai hidup di dalam dirimu.
Barangsiapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, ia mempunyai
hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan dia pada akhir
zaman. Sebab daging-Ku adalah
benar-benar makanan dan darah-Ku
adalah benar-benar minuman.
Barangsiapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, ia tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia."
Ingatlah bahwa Alkitab menyebut
Tuhan Yesus sebagai binatang yang
tidak haram menurut hukum Taurat
yaitu "Anak Domba". Dalam kitab
Yohanes 1:29 kita membaca
demikian:
"Pada keesokan harinya Yohanes
melihat Yesus datang kepadanya
dan ia berkata: "Lihatlah Anak
domba Allah, yang menghapus
dosa dunia."
Dalam kata lain Yesus Kristus
adalah "makanan rohani" yang
harus kita makan untuk
mendapatkan hidup yang kekal. Kita
harus minum darah-Nya dan makan
daging-Nya secara rohani supaya
kita bisa dibebaskan dari dosa-dosa
kita. Ini adalah gaya bahasa yang
menunjukkan bahwa orang-orang
yang percaya mendapat sumber
makanan rohani mereka dari
Kristus, dan Firman Kristus adalah
seluruh Alkitab (2 Petrus 1:21).
Adalah sangat menarik bahwa
Tuhan menggunakan ungkapan
"lapar" dan "haus" seperti halnya
untuk makanan, tetapi hal ini
menunjuk kepada Kebenaran.
Dalam kitab Matius 5:6 Yesus
berkata demikian:
"Berbahagialah orang yang lapar
dan haus akan Kebenaran, karena
mereka akan dipuaskan."
Dan kitab Wahyu 21:6 menyatakan
demikian:
"Firman-Nya lagi kepadaku:
"Semuanya telah terjadi. Aku
adalah Alfa dan Omega, Yang Awal
dan Yang Akhir. Orang yang haus
akan Kuberi minum dengan cuma-
cuma dari mata air kehidupan."
Dan dalam kitab Yohanes 6:35 kita
membaca demikian:
"Akulah roti hidup; barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan
lapar lagi, dan barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi."
Secara rohani orang-orang yang
percaya harus memakan daging
Anak Domba, yaitu Firman Kristus,
dan menolak makanan rohani yang
lain yang berasal dari binatang-
binatang yang haram menurut
hukum Taurat (seperti babi yang
kotor, anjing yang melolong, kelinci
yang cepat beranak, ular yang
berbisa, bekicot yang berlendir,
binatang buas yang liar, ikan yang
tidak bersisik dan tidak bersirip -
yaitu tidak memiliki jubah Kristus,
binatang yang berkaki banyak -
yaitu memiliki keinginan yang
banyak, dll).
Disisi yang lain, kecuali darah, kita
diperbolehkan untuk makan
makanan jasmani apa saja asalkan
itu tidak menganggu kesehatan
kita. Kitab 1 Korintus 6:12-13
mengajarkan kepada kita demikian:
"Segala sesuatu halal bagiku, tetapi
bukan semuanya berguna. Segala
sesuatu halal bagiku, tetapi aku
tidak membiarkan diriku
diperhamba oleh suatu apapun.
Makanan adalah untuk perut dan
perut untuk makanan: tetapi kedua-
duanya akan dibinasakan Allah.
Tetapi tubuh bukanlah untuk
percabulan, melainkan untuk
Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh."
"Now we have received, not the
spirit of the world, but the spirit
which is of God; that we might
know the things that are freely
given to us of God. Which things
also we speak, not in the words
which man's wisdom teacheth, but
which the Holy Spirit teacheth;
comparing spiritual things with
spiritual" (1 Corinthians 2:12-13)

Back to posts