Disneyland 1972 Love the old s

Hari-hari Terakhir.

"Kemudian dari pada itu akan
terjadi, bahwa Aku akan
mencurahkan Roh-Ku ke atas
semua manusia, maka anak-
anakmu laki-laki dan perempuan
akan bernubuat; orang-orangmu
yang tua akan mendapat mimpi,
teruna-terunamu akan mendapat
penglihatan-penglihatan. Juga ke
atas hamba-hambamu laki-laki dan
perempuan akan Kucurahkan Roh-
Ku [yaitu Roh Kudus] pada hari-hari
itu." (Yoel 2:28-29)
Salah satu alasan mengapa banyak
sekali ajaran-ajaran yang keliru
dewasa ini adalah karena banyak
mahasiswa teologi, pengkhotbah
dan pengajar-pengajar yang
membaca Alkitab dengan
sembarangan. Mereka tidak
membandingkan ayat Kitab Suci
dengan ayat Kitab Suci. Prinsip yang
sangat penting yang harus kita ingat
ialah Alkitab adalah kamus bagi
dirinya sendiri. Kita tidak boleh
mencoba untuk mengerti
ungkapan-ungkapan Alkitab
berdasarkan ide-ide yang berasal
dari hasil pikiran kita sendiri tetapi
kita harus membandingkan ayat
yang satu dengan ayat yang lain di
dalam seluruh Alkitab untuk
mendapatkan Kebenaran.
Kitab 2 Petrus 1:20-21 mengajarkan
kepada kita demikian:
"Yang terutama harus kamu
ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat
dalam Kitab Suci tidak boleh
ditafsirkan menurut kehendak
sendiri, sebab tidak pernah nubuat
[Kitab Suci] dihasilkan oleh
kehendak manusia, tetapi oleh
dorongan [ilham] Roh Kudus orang-
orang berbicara atas nama Allah."
Dan kitab 2 Timotius 3:16
menambahkan demikian:
"Segala [semua] tulisan yang
diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran."
Sekarang mari kita bandingkan ayat
dari kitab Yoel yang kita baca di
atas dengan kitab Kisah Para Rasul
2:17 dimana Tuhan menyatakan
demikian:
"Akan terjadi pada hari-hari terakhir
--demikianlah firman Allah-- bahwa
Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke
atas semua manusia; maka anak-
anakmu laki-laki dan perempuan
akan bernubuat, dan teruna-
terunamu akan mendapat
penglihatan-penglihatan, dan orang-
orangmu yang tua akan mendapat
mimpi."
Ada banyak orang yang membaca
ayat ini dan berkata "Kita sekarang
berada pada hari-hari yang terakhir.
Ada banyak bukti yang
menunjukkan bahwa kita sekarang
sudah berada di akhir zaman", dan
demikianlah yang terjadi pada hari
sekarang ini. Akan tetapi, kita harus
membiarkan Alkitab sendiri yang
menerangkan arti dari ungkapan
"hari-hari terakhir".
Fenomena "bahasa asing", yaitu
bahasa yang dapat dimengerti oleh
orang-orang yang mendengarnya
(bukan bahasa lidah yang tidak
dapat dimengerti), terjadi di
Yerusalem pada siang hari
Pentakosta, ketika Petrus
berdasarkan ilham dari Roh Kudus
berkata dalam Kisah Para Rasul
2:15 demikian:
"Orang-orang ini tidak mabuk
seperti yang kamu sangka, karena
hari baru pukul sembilan."
Jadi pada waktu itu baru pukul
sembilan pagi, dan biasanya orang
telah minum-minum selama
beberapa jam sebelum mereka
menjadi mabuk. Dengan demikian
apa yang mereka lihat terjadi tidak
ada hubungannya dengan mabuk
karena minuman keras. Hal ini
adalah sangat penting, kemudian
untuk melihat konteksnya mari kita
membaca kitab Kisah Para Rasul
2:16-18 yang menyatakan
demikian:
"tetapi itulah yang difirmankan
Allah dengan perantaraan nabi Yoel:
Akan terjadi pada hari-hari terakhir
--demikianlah firman Allah-- bahwa
Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke
atas semua manusia; maka anak-
anakmu laki-laki dan perempuan
akan bernubuat, dan teruna-
terunamu akan mendapat
penglihatan-penglihatan, dan orang-
orangmu yang tua akan mendapat
mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-
Ku laki-laki dan perempuan akan
Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari
itu dan mereka akan bernubuat."
Dengan kata lain disini Tuhan
menyatakan bahwa "hari-hari
terakhir" dimulai pada siang hari
saat Pentakosta di tahun 33 M. Dan
perubahan besar yang terjadi di
masa Perjanjian Baru adalah setiap
orang yang percaya adalah seorang
nabi, yaitu orang yang bernubuat.
Setiap nabi menubuatkan Firman
Tuhan. Dalam Perjanjian Baru,
rencana Tuhan adalah untuk secara
resmi menyebarkan Injil ke seluruh
dunia (yang ditandai dengan para
rasul yang berbicara dalam
"bahasa-bahasa asing"), dan Tuhan
akan menggunakan orang-orang
yang percaya baik laki-laki,
perempuan, orang tua maupun
anak-anak, mempersiapkan mereka
dan memberikan mereka kuasa
untuk memberitakan Injil.
Jadi kita mengerti bahwa istilah
"hari-hari terakhir" tidak berbicara
khusus tentang akhir zaman, istilah
ini menunjuk kepada seluruh masa
Perjanjian Baru yang dimulai pada
peristiwa pencurahan Roh Kudus
secara besar-besaran pada hari
Pentakosta kira-kira 2000 tahun
yang lalu.
Sekarang jikalau seseorang
mengajarkan bahwa setiap orang
yang percaya harus berbahasa
lidah, maka dia tidak membaca
Alkitab dengan benar. Ada banyak
orang percaya yang diselamatkan
selama masa Perjanjian Lama
maupun Perjanjian Baru, dan
mereka sama sekali tidak pernah
berbicara dalam bahasa lidah.
Dalam kitab Kisah Para Rasul kita
membaca tentang Lidia (Kis. 16:14),
kepala penjara di Filipi (Kis.
16:27-34), Krispus seorang kepala
rumah ibadat (Kis. 18:8), Dionisius
anggota majelis Areopagus (Kis.
17:34), dan beberapa orang lainnya
yang diselamatkan, kita mendapati
bahwa tidak satupun dari mereka
yang berbicara dalam bahasa lidah.
Lagipula hanya ada tiga kejadian
dimana para murid berbicara dalam
bahasa asing pada saat terjadinya
keselamatan. Yang pertama adalah
ketika para Rasul menerima Roh
Kudus di Kisah Para Rasul pasal 2,
dan itu ditujukan untuk
menekankan bahwa Injil harus
dikabarkan ke seluruh dunia. Hal itu
menjadi tanda bahwa Injil harus
dikabarkan dalam berbagai bahasa.
Ini sangat berhubungan dengan
kitab Kisah Para Rasul 1:8 dimana
Tuhan berfirman demikian:
"Tetapi kamu akan menerima
kuasa, kalau Roh Kudus turun ke
atas kamu, dan kamu akan menjadi
saksi-Ku di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi."
Perintah ini sangat sulit untuk
diterima oleh para murid. Orang
Samaria tergolong kafir oleh orang
Israel, dan orang Israel tidak
mengerti bahasa Samaria. Dan
"ujung bumi" dihuni oleh orang-
orang non-Yahudi yang menyembah
berhala. Jadi sangatlah sulit bagi
mereka untuk memulai perubahan
ini dan memberitakan Injil ke
seluruh dunia.
Oleh karena itu, untuk membantu
para murid di Yerusalem, Tuhan
memberikan karunia berbicara
dalam bahasa asing. Lalu ungkapan
"di seluruh Yudea" menunjuk
kepada apa yang terjadi pada
keluarga Kornelius. Dalam Kisah
Para Rasul pasal 10, kita membaca
tentang keluarga dan teman-teman
Kornelius, seorang perwira Romawi
yang tinggal di Kaisarea, yang
menjadi bagian dari Yudea pada
masa itu. Ketika Kornelius
diselamatkan, dia dan semua
orang-orang yang bersamanya
berbicara dalam bahasa asing. Ini
sesuai dengan firman Tuhan bahwa
"kamu akan menjadi saksiku di
Yerusalem, dan seluruh Yudea"
Di Samaria, ketika orang-orang
Samaria diselamatkan, ada
semacam tanda lahiriah, tetapi kita
tidak tahu persis apa bentuknya.
Mereka mungkin berbicara dalam
bahasa asing, tetapi hal ini
hanyalah spekulasi belaka. Ada
tanda ajaib yang nampak untuk
menunjukkan bahwa orang-orang
Samaria, yaitu orang-orang yang
termasuk bangsa kafir, telah masuk
ke dalam kumpulan orang-orang
yang percaya.
Lalu Tuhan berfirman "sampai ke
ujung bumi". Dalam kitab Kisah
Para Rasul 19:1-7 kita membaca
bahwa ada 12 orang Efesus yang
tinggal di daerah yang sekarang
disebut Turki (Asia Kecil), dan
mereka sama sekali berada di luar
tanah Israel. Mereka
melambangkan orang-orang yang
berada "di ujung bumi", dimanapun
mereka berada. Ketika mereka
diselamatkan, mereka berbicara
dalam bahasa asing untuk
menunjukkan bahwa "kamu harus
menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan
seluruh Yudea, dan Samaria, dan
sampai ke ujung bumi"
Setelah itu, fenomena ini tidak
pernah kita baca lagi. Dan ingatlah
bahwa fenomena ini sama sekali
tidak ada hubungannya dengan
fenomena bahasa lidah yang terjadi
di gereja Korintus (1 Korintus 14).
Disini Tuhan telah menunjukkan
maksudnya, yaitu bahwa orang-
orang yang diselamatkan pada
waktu itu berada dalam ke-4
kelompok ini saja: Yerusalem,
Yudea, Samaria dan seluruh dunia.
Kemudian dalam kitab 1 Korintus
pasal 14 kita membaca hal yang
berbeda, disitu kita melihat bahwa
Tuhan memberikan karunia kepada
beberapa orang saja di gereja
Korintus (bukan kepada semua
orang) untuk menerima pesan-
pesan yang disampaikan dalam
suatu macam bahasa lidah --yang
tidak dapat dimengerti artinya--.
Bahasa lidah membutuhkan
interpretasi untuk dapat dimengerti
artinya. Dan hal ini sama sekali
tidak ada hubungannya dengan
keselamatan. Ini hanyalah sebuah
fenomena yang sementara, dan hal
itu berakhir ketika Alkitab sudah
lengkap ditulis dimana Tuhan
berkata bahwa kita tidak boleh lagi
menambahkan kata-kata nubuat
pada Firman Tuhan di dalam
Alkitab. Ketika Alkitab selesai
ditulis kira-kira pada tahun 95
Masehi tidak ada lagi-lagi pesan-
pesan tambahan dari Tuhan dalam
bentuk apapun (Wahyu 22:18-19).
Akan tetapi dewasa ini, ada banyak
sekali gereja-gereja yang berusaha
untuk mendapatkan kembali
fenomena semacam ini. Mereka
menginginkan suatu manifestasi
ajaib dan banyak sekali yang
mereka tambahkan, seperti secara
misterius mereka jatuh ke belakang
(jatuh ke tanah), tanda-tanda dan
mujizat-mujizat yang
mengherankan, dll. Pada dasarnya
mereka tidak menginginkan Injil
yang sesuai dengan Alkitab secara
keseluruhan. Mereka menginginkan
injil yang lebih manis,
menyenangkan dan menarik bagi
mereka sendiri.

Back to posts