Ring ring

Huruf Mati VS Persona Kristus.

Disini kita melihat bahwa Anak
Allah adalah Firman itu. Kristus
adalah Firman Allah. Firman di
dalam Alkitab bukanlah sekedar
kalimat; Firman ini adalah sebuah
persona. Firman ini adalah diri
Kristus sendiri.
Alkitab bukanlah sekedar buku;
sekedar halaman-halaman tulisan
dimana orang dapat memperoleh
doktrin dan pengajaran. Jika Alkitab
dipisahkan dari persona Kristus,
maka buku ini menjadi sebuah
buku yang mati. Ia tidak akan
mendapatkan apa-apa. Dalam satu
ruang lingkup Alkitab adalah sebuah
buku; di dalam ruang lingkup yang
lain itu adalah diri Kristus sendiri.
Jika seseorang hanya bisa tinggal di
dalam ruang lingkup yang pertama,
apa yang dia miliki hanyalah sebuah
buku tidak dapat lebih maju lagi,
tetapi jika ia ada didalam ruang
lingkup yang lain maka ia akan
menjamah Kristus
Belajar Alkitab memang perlu
membuang harga. Saya mendengar
Ada juga yang berani bayar 10 juta
untuk memperlihatan bahwa ia bisa
menguasai fakta-fakta dalam
Alkitab. Saya merasa uang itu
baiknya disimpan dulu saja karena
itu tidak membuktikan apapun.
Yang Alkitab minta pertama-tama
adalah diri Anda-orang yang
membaca Alkitab itu sendiri. Jika
orangnya dan motivasinya tidak
tepat akan sangat sulit membaca
Alkitab. Jika sembari membaca
Alkitab anda menyingkiran persona
di dalamnya Anda tidak akan
mendapat apa-apa. Anda tidak
perlu untuk menjadi pengecut. Jika
Anda ingin mengenal Allah dan apa
yang menjadi hasrat hatinya, Anda
mau tidak mau harus menerima
persona yang ada di dalam Alkitab.
Maka Alkitab akan menjadi terbuka
bagi Anda
Perkataan Paulus sangat jelas. Dia
berkata, “Sebab itu kami tidak lagi
menilai seorang juga pun menurut
ukuran manusia. Dan jika kami
pernah menilai Kristus menurut
ukuran manusia, sekarang kami
tidak lagi menilai-Nya demikian”(2
Kor. 5: 16). Hari ini kita tidak
mengenal Kristus menurut daging;
sebaliknya, kita harus mengenal
Dia menurut Roh. Dengan kata lain,
kita tidak mengenal Dia sebagai
Yesus dari Nazaret yang berjalan di
atas bumi secara sejarah. Hari ini,
kita mengenal Dia sebagai Kristus
di dalam Roh. Kita harus ingat
bahwa mereka yang hanya
mengenal Dia sebagai salah satu
tokoh sejarah tidak perlu mengenal
Dia sama sekali. Banyak orang-
orang Yahudi berpikir bahwa
mereka mengenal Tuhan. Mereka
berkata, “Bukankah Ia ini anak
tukang kayu? Bukankah ibu-Nya
bernama Maria dan saudara-
saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon
dan Yudas? Dan bukankah saudara-
saudara-Nya perempuan semuanya
ada bersama kita? Jadi dari mana
diperoleh-Nya semuanya itu?” (Mat.
13:55-56). Mereka berpikir bahwa
mereka mengenal Dia karena
mereka mengetahui hal-hal ini.
Tetapi kita tahu bahwa mereka
tidak mengenal Dia.
Yohanes pembaptis adalah seorang
manusia dari Allah. Tetapi dia
mengakui dan berkata, “Inilah yang
diberitakannya: "Sesudah aku akan
datang Ia yang lebih berkuasa dari
padaku; membungkuk dan
membuka tali kasut-Nya pun aku
tidak layak. Aku membaptis kamu
dengan air, tetapi Ia akan
membaptis kamu dengan Roh
Kudus" (Mrk. 1:7-8). Membungkuk
dan membuka tali kasut merupakan
pekerjaan seorang budak pada
masa kerajaan Romawi. Ketika tuan
datang di depan pintu, budak itu
membungkuk dan membuka tali
kasutnya. Pekerjaan ini sangat
memalukan. Yohanes tahu bahwa
Dia yang datang kemudian lebih
besar dari dirinya. Apakah dia
mengerti hal itu? Jawabannya
adalah ya. Tetapi dia tidak tahu
bahwa Tuhan Yesus adalah Seorang
yang datang setelah dirinya. Dia
tidak jelas akan hal itu. Sejauh
hubungan daging, Yohanes adalah
sepupu Yesus. Mereka saling
mengenal sejak kecil. Tetapi dia
tidak mengenal bahwa Tuhan Yesus
adalah Seorang yang datang setelah
dirinya. Dia berkata, “Maka
berkerumunlah seluruh penduduk
kota itu di depan pintu. Ia
menyembuhkan banyak orang yang
menderita bermacam-macam
penyakit dan mengusir banyak
setan; Ia tidak memperbolehkan
setan-setan itu berbicara, sebab
mereka mengenal Dia” (Yoh.
1:33-34). Pada hari Tuhan Yesus
dibaptis, Roh Kudus turun ke atas
diri-Nya, dan Yohanes mengakui
Yesus, seorang yang telah dikenal
sebagai sepupunya selama tiga
puluh tahun, adalah Anak Allah.
Sebelum kejadian hari itu, dia dekat
dengan Tuhan dan akrab dengan-
Nya. Tetapi dia tidak mengenal Dia.
Rohlah yang membuka matanya
mengakui Dia sebagai Seorang itu.
Seorang boleh saja bersama dengan
Tuhan Yesus selama tiga puluh
tahun di bumi dan tetap gagal
untuk mengenal Dia. Selama tiga
puluh tahun itu, Yohanes
Pembaptis mengenal Tuhan. Tetapi
Yohanes hanya mengenal Dia
sebagai sepupunya. Dia tahu
sejarah Yesus, Yesus dari Nazaret,
tetapi dia tidak menyadari bahwa
Yesus ini adalah Allah.
Tuhan Yesus adalah Allah. Ketika
Dia hidup di bumi dalam
persembunyian di antara manusia,
manusia tidak mengenal Dia. Allah
bersembunyi di antara manusia dan
manusia tidak mengenali Dia
sebagai Allah. Perlu Roh Allah
membuka mata manusia sebelum
mereka bisa menyadari Yesus
sebagai Anak Allah dan Kristus.
Alkitab pun sama halnya seperti
Yesus dari Nazaret ini. Sejujurnya
Alkitab adalah sebuah buku.
Mungkin sedikit spesial
dibandingkan dengan buku-buku
yang lain. Tetapi ketika Roh Allah
membuka mata manusia, dia akan
melihat bahwa buku ini bukan buku
biasa; melainkan wahyu Allah.
Mewahyukan Anak Allah. Sama
seperti Yesus dari Nazaret adalah
Anak Allah yang hidup. Apabila kita
hanya melihat ini sebagai sebuah
buku, kita tidak mengenal Alkitab
Allah. Mereka yang mengenal
Yesus, mengenal Anak Allah.
Demikian juga, mereka yang
mengenal Alkitab harus tahu bahwa
Tuhan Yesus adalah Anak Allah.
Mereka harus mengenal Anak Allah
yang disebutkan di dalam Alkitab.
Buku ini—mewahyukan Anak Allah;
mewahyukan Kristus. Buku ini
bukan buku biasa.
Ketika Tuhan Yesus hidup di bumi,
orang-orang yang mengenal masa
lalu-Nya memiliki banyak perkataan
mengenai Dia. Mereka mengkritik
Dia dari berbagai sisi. Beberapa
orang berkata bahwa Dia adalah
Yeremia; yang lain mengatakan Dia
adalah salah satu nabi. Yang lainnya
mengatakan ini dan itu. Tetapi
Tuhan Yesus bertanya kepada
murid-murid, "Tetapi apa katamu,
siapakah Aku ini?" Petrus
menjawab, "Engkau adalah Mesias,
Anak Allah yang hidup!" Kemudian
apakah yang Tuhan katakan? Dia
berkata, “Bukan darah dan daging
yang menyatakan hal ini kepadamu,
tetapi Bapa-Ku yang di surga.”
Pengetahuan Tuhan Yesus tidak
berasal dari daging dan darah,
tetapi dari wahyu surgawi.
Selanjutnya, Tuhan berkata, “dan di
atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-
Ku” (Mat.16:15-18). Tanpa wahyu
sedemikian tidak akan ada gereja.
Inilah dasar gereja. Seluruh gereja
dibangun di atas dasar ini. Ketika
seorang mengenali sejarah Yesus
adalah Kristus Allah dan Anak,
penglihatan ini menjadi dasar yang
di atasnya gereja dibangun.
Beberapa orang meratap
mengatakan, “Aku terlahir
terlambat dua ribu tahun.
Seandainya aku dilahirkan lebih
awal dua ribu tahun yang lalu, aku
bisa pergi ke Yerusalem dan bisa
melihat Tuhan Yesus secara
langsung. Orang-orang Yahudi tidak
percaya Yesus adalah Anak Allah,
tetapi aku pasti akan percaya.”
Tetapi jika orang ini pun hidup,
berjalan, dan bekerja bersama
Tuhan Yesus setiap hari, mereka
tetap tidak mengenal Dia. Mereka
hanya mengenal manusia Yesus,
mereka tidak akan mengenal siapa
Dia sebenarnya. Ketika tuhan Yesus
di bumi, banyak orang menerka
siapa Dia. Mereka menyadari diri
Tuhan sangat spesial dan Dia
berbeda dari orang lain. Tetapi
mereka tidak mengenal Dia.
Namun, Petrus adalah orang yang
tidak perlu menebak siapa Dia. Dia
melihat Dia dan mengenal Dia.
Bagaimana Petrus mengenal Dia?
Pertama, Allah menerangi Dia dan
menunjukkan kepadanya bahwa
Yesus dari Nazaret adalah Kristus,
Anak Allah. Tanpa wahyu Allah,
seorang bisa saja mengikuti Tuhan
dan tetap tidak melihat. Bahkan jika
seorang mengikuti Tuhan ke
Kaisarea Filipi, dia tetap tidak akan
mengenal Dia. Seorang bisa
bersama Tuhan setiap hari dan
tetap tidak mengenal siapa Dia. Dia
tidak dikenal lewat pengenalan
luaran tetapi melalui wahyu.
Pengetahuan Tuhan Yesus datang
dari wahyu, bukan dari pengenalan.
Jika Anda tidak mempunyai wahyu,
Anda akan hidup dengan Dia
selama sepuluh tahun tanpa
mengenal siapa Dia yang
sebenarnya. Anda hanya akan
mengetahui Dia adalah Kristus dan
Anak Allah ketika Anda memiliki
wahyu Allah, ketika Dia berbicara
kepada Anda, dan ketika Dia
membuka mata batiniah Anda.
Pengenalan luaran bukan
pengenalan yang sejati tentang Dia.
Sama halnya dengan Alkitab.
Firman Allah adalah seorang
persona, dan firman Allah pun
sebuah buku. Firman Allah adalah
Yesus dari Nazaret, dan firman-Nya
adalah Alkitab. Kita perlu Allah
membuka mata kita sebelum kita
bisa mengenali Yesus dari Nazaret
adalah Firman Allah dan Anak Allah.
Demikian juga halnya, Allah harus
membuka mata kita sebelum kita
mengenali Alkitab sebagai firman
Allah dan wahyu Anak-Nya. Mereka
yang mengenal dan telah membaca
dan mempelajarinya selama
bertahun-tahun tidak perlu
mengenal Alkitab. Perlu wahyu
Allah. Allah hanya memberikan
wahyu yang hidup.
Kisah penyembuhan perempuan
yang sakit pendarahan dalam
Markus 5 menunjukkan kepada kita
bahwa banyak orang mendesak
Tuhan Yesus, tetapi tidak ada
seorang pun yang menjamah Dia.
Di antara mereka, hanya
perempuan yang sakit pendarahan
yang menjamah jubah Tuhan.
Perempuan itu berpikir jika dia bisa
menjamah jubah Tuhan, dia akan
sembuh. Dia mempunyai iman, dan
dia sangat peka. Dia datang untuk
menjamah Tuhan. Segera setelah
dia menjamahnya, dia pun sembuh.
Tuhan segera bertanya, “Siapa yang
menjamah jubah-Ku?” Ketika
murid-murid mendengar hal ini,
mereka menjawab, "Engkau melihat
bagaimana orang-orang ini
berdesak-desakan dekat-Mu, dan
Engkau bertanya: Siapa yang
menjamah Aku?” (ay.30-31). Murid-
murid mengeluh mengenai
kerumunan orang yang mendesak
Dia dari segala penjuru dan heran
bagaimana Tuhan bisa bertanya
siapa yang menjamah diri-Nya.
Setelah ada yang menjamah diri-
Nya, Tuhan dengan segera bisa
mengetahuinya dan bisa
merasakannya. Banyak orang
mendesak Dia, tetapi tidak terjadi
apa pun pada mereka. Tetapi
seorang yang menjamah Dia
mengalami perubahan yang cepat.
Hari ini, bahkan jika Tuhan berdiri
tepat di sebelah Anda, Dia pun
tidak akan melakukan apapun jika
Anda hanya berdesakan. Hanya
mereka yang memiliki iman dan
daya pembeda yang menjamah
jubah-Nya dan mengenal siapa Dia.
Manusia ini adalah Yesus dari
Nazaret, tetapi Dia juga Anak Allah.
Yesus dari Nazaret adalah Anak
Allah. Banyak orang mendesak
Yesus dari Nazaret, tetapi mereka
tidak menjamah Anak Allah. Banyak
orang menjamah aspek luaran
Yesus, tetapi mereka tidak
menjamah Anak Allah.
Prinsip yang sama bisa diterapkan
pada pembacaan Alkitab kita.
Banyak orang “mendesak” Alkitab,
tetapi hanya sedikit yang
menjamah Anak Allah. Anda bisa
menjamah Anak Allah melalui
Yesus dari Nazaret. Anda juga bisa
menjamah Anak Allah melalui
Alkitab. Masalah pada kebanyakan
orang adalah mereka hanya melihat
Alkitab, mereka tidak menjamah
Anak Allah. Ketika Tuhan Yesus di
bumi, orang-orang hanya mengenal
Dia menurut dua alam yang
berbeda. Di alam yang satu orang-
orang mendengar suara-Nya dan
menyelidiki gerak-gerik-Nya tetapi
sama sekali tidak mengenal Dia. Di
alam yang satunya, ada seorang
perempuan yang menjamah jubah-
Nya dan disembuhkan. Banyak
orang melihat Dia, tetapi hanya
satu orang yang mengetahui bahwa
Allah ada bersama dengan Yesus
dari Nazaret ini. Saya kuatir ketika
kita memperkenalkan Yesus dari
Nazaret kepada orang lain, kita
hanya memperkenalkan Yesus dari
Nazaret secara daging. Saya juga
takut, saat kita memperkenalkan
Alkitab kepada orang lain, kita
hanya mempresentasikan sebuah
buku kepada mereka. Kita harus
ingat bahwa mereka yang
mendesak Yesus dari Nazaret tidak
menerima keuntungan apa pun
untuk diri-Nya sendiri. Banyak
orang sakit tidak disembuhkan
meskipun mereka mendesak Dia.
Sama halnya, mereka yang
mendesak Alkitab tidak menerima
apa pun dari buku ini. Mereka tidak
menerima apa-apa, sama seperti
kerumunan orang yang tidak
menerima apa pun dari buku ini.
Mereka tidak menerima apa-apa,
sama seperti kerumunan orang
yang tidak menerima apa pun dari
Yesus orang Nazaret. Tetapi
beberapa orang menerima terang
yang di dalam, dan mereka
menjamah Anak Allah di dalam
buku ini. Perkataan yang Tuhan
katakan kepada kita adalah roh dan
hayat. Setelah kita menjamah hal
ini, kita menjamah ministri firman.
Apa yang kita tampilkan kepada
orang lain seharusnya bukan hanya
buku yang sederhana. Saat
mempresentasikan buku, kita juga
harus mempresentasikan Anak
Allah kepada mereka. Seorang
minister firman adalah seorang
yang melayani orang lain dengan
firman Allah, juga melayani mereka
dengan Anak Allah. Kita melayani
manusia dengan Kristus. Hanya
saat kita mempresentasikan
manusia dengan Kristus, kita bisa
melayani sebagai seorang minister
firman.
Beberapa orang hanya mengenal
sejarah Yesus. Mereka tidak
mengenal Anak Allah sama sekali.
Ketika banyak orang membaca
Alkitab, mereka hanya mengenal
sejarah Yesus, mereka tidak pernah
menjamah Anak Allah di dalam
Alkitab. Alkitab bukan hanya
sebuah buku, sama seperti Yesus
bukan hanya seorang manusia. Di
dalam Alkitab kita bisa menemukan
Kristus. Jika kita hanya menjamah
buku tanpa menjamah Anak Allah,
kita tidak akan memiliki ministri
firman.
Dalam Lukas 24:13-31, Tuhan
Yesus bertemu dengan dua orang
murid yang sedang menuju Emaus,
dan Dia berjalan dengan mereka.
Sementara mereka berjalan, Tuhan
mengajukan pertanyaan kepada
mereka dan mereka menjawabnya,
atau mereka yang bertanya dan
Tuhan yang menjawab.
Pembicaraannya tidak singkat, dan
Tuhan membukakan Alkitab kepada
mereka. Ketika mereka mendekati
Emaus, mereka mendesak Dia dan
berkata, "Tinggallah bersama-sama
dengan kami, sebab hari telah
menjelang malam dan matahari
hampir terbenam”(ay.29). tuhan
masuk dan tinggal dengan mereka.
Mereka bahkan mengundang Tuhan
untuk makan dengan mereka.
Selama perbincangan yang panjang,
mereka tidak mengenal Tuhan
Yesus. Hanya saat Tuhan
mengambil roti, memberkati, dan
memecahkannya, dan
membagikannya kepada mereka,
barulah mata mereka terbuka.
Mereka mengenali Tuhan. Hal ini
menunjukkan bahwa meskipun
ketika orang itu berjalan bersama
dengan Tuhan, dia tetap tidak
mengenalTuhan. Bahkan ketika dia
berbicara dengan Tuhan, dia masih
juga tidak menyadari siapa Tuhan.
Saudara saudari, bahkan jika Tuhan
berbicara kepada kita, kita masih
tidak akan mengenal siapa Dia.
Bahkan jika Dia tinggal dengan kita,
kita mungkin masih tidak mengenal
Dia. Kita harus mengenal Tuhan
lebih dalam daripada pengetahuan
yang bisa kita dapatkan dari tinggal
bersama-Nya, berjalan dengan Dia,
atau berbicara kepada-Nya. Kita
hanya akan mengenal Dia ketika
Dia membuka mata kita. Berjalan
dengan Dia, berbicara dengan Dia,
dan membiarkan Dia
menyingkapkan Alkitab untuk kita
tidak menjamin bahwa kita akan
mengenal Dia. Kita harus
menyadari bahwa pengetahuan
yang sejati akan Tuhan lebih dalam
daripada hal-hal ini. Kita mungkin
meratap di dalam hati kita karena
kita tidak bersama dengan-Nya
ketika Dia hidup di bumi, tetapi kita
harus menyadari bahwa meskipun
kita bersama dengan-Nya, kita tidak
akan mengenal Dia seperti hari ini.
Hari ini, saudara yang paling rendah
atau paling lemah lebih mengenal
Tuhan Yesus dibandingkan Petrus.
Ketika Tuhan Yesus hidup di bumi,
dua belas orang murid mengenal
Dia tetapi tidak lebih unggul
dibandingkan pengenalan saudara
yang paling lemah di antara kita
hari ini. Kita tidak seharusnya
berpikir bahwa kita akan mengenal
Dia hanya dengan cara tinggal
bersama dengan-Nya beberapa
tahun. Kita harus menyadari bahwa
Tuhan yang dikenal oleh murid-
murid di dalam roh mereka tidak
ada bedanya dengan Tuhan yang
kita kenal di dalam roh kita hari ini.
Pertanyaannya adalah apa yang
menyusun pengetahaun yang sejati
akan Tuhan. Pengetahuan yang
sejati akan Tuhan tidak datang
secara luaran. Kita perlu wahyu
Allah sebelum kita bisa mengenal
Tuhan. Tuhan harus membuka mata
kita dan menunjukkan kepada kita
sesuatu sebelum kita bisa
mengenal Dia. Tuhan harus
membuka mata kita. Inilah artinya
menjadi seorang minister firman.
Seseorang mungkin menghabiskan
banyak waktu belajar. Dia mungkin
menghafal semua ayat di dalam
Alkitab dan jelas mengenai semua
doktrin di dalam Alkitab. Mungkin
dia menjawab semua pertanyaan
dengan cepat, tetapi sangat
mungkin dia tidak mengenal Anak
Allah sama sekali. Suatu hari ketika
Tuhan membuka mata kita, kita
akan melihat Anak Allah. Ketika
Tuhan membuka mata kita, kita
akan melihat Yesus dari Nazaret
dan kita melihat Kristus. Sama
halnya, ketika Allah membuka mata
kita, kita akan melihat Alkitab dan
Anak Allah terwahyu di dalam
Alkitab.
Ini tidak berarti bahwa pekerjaan
Tuhan Yesus di bumi tidak penting.
Kita mengatakan bahwa seseorang
harus percaya bahwa Yesus adalah
Kristus sebelum dia dilahirkan dari
Allah. Apabila seorang percaya
bahwa Dia adalah Anak Allah, dia
dilahirkan dari Allah. Kita tidak
hanya perlu melihat bahwa Yesus
adalah Kristus, Anak Allah, tetapi
kita juga harus melihat Alkitab.
Tidak ada yang bisa menyingkirkan
Yesus dari Nazaret kemudian tetap
memiliki Anak Allah, yaitu Kristus.
Yesus dari Nazaret adalah Anak
Allah; Dia adalah Kristus. Dengan
kata lain, seorang tidak bisa
meniadakan Perjanjian Lama atau
Perjanjian Baru lalu berkata bahwa
dia mengenal Kristus. Dia tidak bisa
menyingkirkan Alkitab dan berkata
bahwa dia mengenal Anak Allah.
Melalui Alkitab, Allah memberikan
pengetahuan mengenai Anak Allah.
Jika kita tidak memiliki wahyu, kita
mungkin membaca Alkitab namun
hanya mempunyai pengetahun
doktrinal; kita tidak akan mengenal
Kristus yang ada di dalam Alkitab.
Ini hasil yang sangat mendasar. Kita
bisa mengerti segala sesuatu
mengenai buku ini dan tetap tidak
melihat Kristus sama sekali. Sangat
mungkin bagi kita menjamah buku
tanpa menjamah Kristus.
Apa yang menjadikan kekristenan
begitu rumit karena ada ada dua
alam yang berbeda. Jika hal-hal
yang luaran dibuang dan hanya ada
hal yang batiniah, situasinya akan
lebih sederhana: mereka yang
mempunyai akan dengan jelas
memilikinya, dan mereka yang
tidak mempunyai tidak akan
memilikinya. Tetapi masalahnya
adalah ada alam yang “mendesak”
dan ada juga alam yang
“menjamah”. Beberapa mendesak
sedangkan yang lainnya menjamah.
Keduanya benar-benar berbeda.
Mendesak Yesus benar-benar
berbeda dari menjamah Dia.
Dapatkah kita melihat perbedaan
antara keduanya? Yang mendesak
ada di satu alam, dan yang
menjamah di alam yang lain.
Mereka yang di dalam mendesak
tidak mengalami apapun,
sedangkan yang berada dalam alam
yang menjamah disembuhkan dari
penyakit mereka dan sembuh dari
semua masalah mereka. Di alam
yang satu ada orang-orang
berpendidikan yang intelek yang
bisa memahami Alkitab, doktrin,
dan kebenaran. Tetapi di alam yang
satunya mendapatkan terang,
wahyu, dan pengurapan Roh Kudus.
Saudara, apakah kita melihat hal
ini? Ada dua alam yang berbeda. Di
alam yang satu ada pengajar secara
literal, tulisan. Di alam yang satu
ada minister firman Allah. Kita
hanya dapat memberitakan apa
yang kita ketahui. Allah harus
membawa kita pada titik dimana
kita menjamah alam yang batini.
Kita tidak bisa mengenal Tuhan
Yesus dalam alam “mendesak”, kita
tidak bisa mengenal Alkitab dalam
alam itu juga. Kita harus masuk ke
dalam alam yang “menjamah”
sebelum kita bisa menjadi orang
yang berguna. Hanya di dalam alam
itulah kita mendapatkan
pembicaraan Allah. Hanya alam itu
yang memberikan hasil, dan hanya
“menjamah” yang akan
menghasilkan. Hal yang luar biasa
adalah Tuhan tidak merasakan
orang-orang yang mendesak Dia,
tetapi Dia sangat memperhatikan
orang yang menjamah Dia.
Seorang saudara yang tidak
memiliki apa-apa dan tidak tahu
apa-apa mungkin datang pada
Alkitab dan mengontak firman
dalam takut dan gentar, dan di
hadapan Tuhan, dia melihat terang.
Seorang saudara yang lain mungkin
mengenal dengan bahasa Yunani
dan Ibrani. Dia mungkin mahir
dalam bahasa Mandarin dan Inggris
dan telah membaca Alkitab dari
sampul depan sampai sampul akhir
berulang kali. Dia bahkan mungkin
menghafal Alkitab. Akan tetapi jika
dia tidak pernah menerima terang
dari Allah, dia tidak bisa menjadi
minister firman Allah. Hal yang bisa
dia lakukan adalah memberikan
pengetahuan Alkitab kepada orang
lain. Dia tidak bisa meministrikan
Kristus kepada gereja. Alkitab itu
hidup, seorang persona. Pada
faktanya, adalah Anak Allah sendiri.
Jika kita tidak menjamah firman
yang hidup ini ketika kita membaca
Alkitab, apa pun yang kita ketahui
tidak akan menghasilkan buah apa
pun.

Back to posts