Air menjadi Anggur artinya Anda
perlu mendapat Hidup
Semua Keajaiban Dalam Injil Ini
Disebut Lambang.
Dalam kitab ini, semua keajaiban
yang dilakukan oleh Tuhan disebut
lambang (2:23, 3:2, 4:54, 6:2, 14,
26, 30, 7:31, 9:16, 10:41, 11:47,
12:18, 37, 20:30). Semua itu
keajaiban/tanda mukjizat yang
digunakan sebagai lambang untuk
menyatakan perihal hayat. Suatu
lambang menyatakan sesuatu.
Misalnya, lampu merah suatu tanda
yang memberitahu kita harus
berhenti. Semua tanda mukjizat
yang Tuhan Yesus lakukan yang
tercantum dalam injil Yohanes
tidak saja suatu keajaiban, juga
suatu lambang.
Prinsip Pengertian Awal
Pengertian awal setiap perkara yang
disebutkan dalam Alkitab
merupakan prinsip perkara itu. Jadi,
lambang awal di sini merupakan
prinsip semua lambang
selanjutnya, yaitu mengubah maut
menjadi hayat. Tuhan mengubah air
menjadi anggur, menegakkan
prinsip hayat, yakni mengubah
maut menjadi hayat. Oleh sebab ini
merupakan lambang yang pertama,
maka prinsip hayat yang ditegakkan
dalamnya dapat diterapkan pada
kasus lain. Seperti dalam kisah
Nikodemus, seorang yang penuh
maut, perlu dilahirkan kembali,
supaya ia dapat memiliki hidup
kekal yaitu Allah sendiri.
Kitapun dapat menerapkan prinsip
ini pada kasus perempuan Samaria
dalam pasal 4. Apakah Anda
mengira bahwa perempuan Samaria
ini hidup dengan penuh sukacita
dan kenikmatan? Tidak, melainkan
Tuhan masuk ke dalam
kehidupannya dan mengubah dia.
Perempuan itu hanyalah sebuah
bejana yang anggur kenikmatan
manusianya telah habis. Ia telah
mencoba dengan lima orang suami,
namun akhirnya kenikmatan
manusianya berakhir, tak bersisa
sedikit anggur pun. Ia telah
berusaha sebisanya untuk
menikmati anggur sukacita
manusia, tetapi akhirnya ia hanya
merasakan kekosongan dan maut.
Kemudian Tuhan mengubah maut
itu menjadi hayat dan
memenuhinya dengan anggur ilahi
hayat kekal-Nya.
Pasal 5 menampakkan kepada kita
seorang yang sakit selama 38
tahun. Sakitnya menyatakan
habisnya anggur, namun Tuhan
datang mengubah maut menjadi
hayat. Dalam pandangan Tuhan, ia
tidak saja sakit, bahkan mati; sebab
dalam ayat 25 Tuhan mengatakan
bahwa orang mati akan mendengar
suara-Nya dan hidup. Ia bukan saja
seorang sakit yang disembuhkan
oleh Tuhan, namun juga seorang
mati yang dibangkitkan oleh Tuhan.
Ia bahkan lemah dan mati dalam
agama. Boleh jadi agama itu sangat
baik, namun kekurangan energi.
Bagaimana mungkin seorang mati
mempunyai mempunyai kekuatan?
Kesimpulannya, bersandar pada
agama ia tak dapat berbuat apapun,
sebab anggurnya habis. Namun
Tuhan datang menegakkan prinsip
mengubah maut menjadi hayat,
seperti yang telah kita lihat pada
lambang mukjizat yang pertama.
Kitapun dapat menerapkan prinsip
ini pada kasus-kasus lain. Orang
banyak yang kelaparan dalam pasal
6 menunjukkan bahwa kenikmatan
manusia mereka telah habis, tapi
Tuhan datang kepada mereka
sebagai roti hayat. Perempuan yang
berdosa dalam pasal 8 juga seorang
yang anggur kenikmatannya telah
habis. Orang buta dalam pasal 9
tidak mempunyai kenikmatan
hidup manusia pula. Hal ini
terutama jelas pada kasus Lazarus
prinsipnya sama dengan kasus
Lazarus pasal 11. Poin-poin penting
kasus Lazarus prinsipnya sama
dengan kasus yang pertama, yaitu
perjamuan kawin di Kana. Pada
kasus yang pertama terdapat
kenikmatan perjamuan kawin.
Dalam hal Lazarus terdapat
sukacita kasih keluarga antara
Lazarus dan kedua saudara
perempuannya. Dalam perjamuan
kawin anggur habis. Pada kasus
Lazarus hayat manusia telah habis.
Lazarus mati, menunjukkan bahwa
anggur hayat manusia telah habis.
Prinsip hayat dalam kedua kasus ini
telah tepat sama, Tuhan datang ke
kedua situasi ini dan mengubah
maut menjadi hayat. Karenanya
prinsip hayat yang ditegakkan
dalam peristiwa pengubahan air
menjadi anggur dapat diterapkan
pada setiap kasus dalam injil
Yohanes.
Dalam Alkitab, dikatakan secara
kiasan, pohon alhayat itulah
sumber hayat, dan pohon
pengetahuan itulah sumber maut,
seperti yang diwahyukan dalam
Kejadian 2:9, 17. Semua kasus yang
tercatat dalam injil Yohanes, pada
prinsipnya maknanya selalu
bertalian dengan pohon alhayat
yang menghasilkan hayat dan
pohon pengetahuan yang
berakibatkan maut.
Anggur Telah Habis
Anggur yang merupakan pokok
kenikmatan perjamuan perkawinan
telah habis (2:3). Ini melambangkan
bahwa kenikmatan hidup manusia
akan tamat di saat hayat manusia
berakhir. Tatkala arak habis, suka-
ria perjamuan kawin pun lenyap. Ini
tidak saja menunjukkan bahwa
kenikmatan hidup telah berlalu,
bahkan hayat manusia pun
berakhir. Betapapun banyaknya
kenikmatan Anda dalam
kesenangan, ketika hayat manusia
Anda tamat, semua kenikmatan
manusia Anda pun lenyap.
Betapapun baiknya istri Anda,
suami Anda, orang tua dan anak-
anak Anda, atau pun pekerjaan
Anda, kesenangan Anda tetap akan
hilang di saat hayat Anda berakhir.
Ketika anggur habis, perjamuan pun
akan usai, karena perjamuan
tergantung pada anggur. Semua
kenikmatan Anda tergantung pada
hayat Anda. Bila hayat Anda tamat,
kenikmatan Anda pun berakhir. Tak
peduli Anda dalam perkawinan yang
manapun, apabila hayat Anda habis,
berakhirlah perkawinan Anda dan
kenikmatan Anda pun berlalu.
Itulah yang terjadi pada hari itu di
Kana, Galilea.
Percayakah Anda bahwa sebelum
Tuhan Yesus pergi ke Kana, Ia telah
menyadari terlebih dahulu bahwa
anggurnya akan habis? Pastilah Ia
telah mengetahui sebelumnya,
sebab justru untuk itulah Ia pergi
ke Kana. Anggur itu bukanlah habis
secara kebetulan. Karena Tuhan
Yesus tahu bahwa anggurnya akan
habis, maka Ia pergi ke Kana untuk
menegakkan prinsip hayat, yaitu
mengubah kematian menjadi hayat.
Dengan datang-Nya ke perjamuan,
Ia menanggulangi dan
menyingkirkan keadaan itu. Tuhan
Yesus menyingkirkan maut dari
situasi manusia dengan
mengubahnya menjadi hayat,
seperti Elisa mengubah air yang
asin menjadi segar (2 Raj. 2:19-22).
Ketika Tuhan Yesus datang ke
dunia, Ia menjumpai keadaan
manusia yang penuh kenikmatan,
namun tidak langgeng. Ia datang
dalam situasi pada saat kematian
hayat manusia mengakhiri semua
kenikmatan manusia. Pengubahan
air menjadi anggur adalah suatu
lambang yang harus dipahami
secara alegori. Misalnya, kalau usia
kita sudah 60 tahun lebih, berarti
kita telah mendekati waktu
habisnya anggur. Ketika anggur kita
hampir habis, kita sadar bahwa
perjamuan kawin kita akan segera
berlalu. Namun puji Tuhan, pada
saat itulah Tuhan datang ke dalam
situasi kita. Dalam perjamuan
kawin kita ada Tuhan! Kita tak perlu
khawatir, Ia dapat mengubah air
menjadi anggur.
Enam Tempayan
Sebelum melakukan mukjizat,
Tuhan menyuruh orang mengisi
tempayan dengan air (2:6-7).
Tempayan itu terbuat dari batu,
semuanya ada enam. Angka enam
mewakili manusia yang tercipta,
sebab pada hari keenamlah
manusia diciptakan (Kej. 1:27, 31).
Karenanya keenam tempayan itu
melambangkan orang alamiah yang
diciptakan pada hari keenam.
Dikatakan secara alamiah, kita tak
lain hanyalah "tempayan", bejana
untuk memuat sesuatu. Kita ini
"tempayan" yang terletak di Kana,
tanah buluh, penuh dengan orang-
orang yang lemah dan rapuh. Kita
adalah tempayan di Kana, lemah
dan rapuh.
"Pembasuhan Menurut Adat Orang
Yahudi" Dengan Air
Tempayan air digunakan dalam
pembasuhan menurut adat orang
Yahudi (2:6), ini suatu pelaksanaan
agama Yahudi. Pembasuhan dengan
air menurut adat orang Yahudi
melambangkan usaha agama
menguduskan orang dengan cara-
cara maut. Orang Yahudi kuno
memperhatikan pembasuhan dan
kekudusan diri mereka dalam
menyembah Allah. Sebaliknya
Tuhan mengubah maut menjadi
hayat. Tata-cara pengudusan
dengan air adalah secara lahiriah,
tiada hayat; namun Tuhan
mengubah maut menjadi hayat
adalah dari dalam dan penuh
dengan hayat.
4. Mengisi Tempayan Dengan Air
Tuhan menyuruh pelayan mengisi
tempayan-tempayan dengan air.
Dan mereka mengisinya sampai
penuh (2:7). Apa artinya ini? Kita
akan nampak, ini melambangkan
bahwa manusia penuh dengan
kematian. Tempayan yaitu manusia
yang diciptakan pada hari keenam,
penuh dengan air kematian.
Yesus Mengubah Kematian Mereka
Menjadi Hidup Kekal
Air Melambangkan Kematian
Ketika Tuhan menyuruh orang
mengisi enam tempayan dengan
air, menunjukkan bahwa orang
alamiah penuh dengan kematian.
Air mempunyai dua arti kiasan
dalam Alkitab. Ada yang mewakili
hayat (Yoh. 4:14, 7:38), adapula
yang mewakili maut (Kej. 1:2, 6,
Kel. 14:21, Mat. 3:16). Air dalam
Kejadian 1 dan air baptisan
melambangkan kematian. Air disini
juga melambangkan maut. Semua
bejana batu penuh dengan air,
berarti seluruh umat manusia
secara alamiah, penuhlah dengan
maut. Seperti tempayan diisi air
hingga penuh, kitapun dahulu
penuh dengan kematian.
Arak Anggur Ialah Sari Hayat Anggur
Yang Melambangkan Hayat
Tuhan Yesus dengan ajaib
mengubah air maut ini menjadi
anggur (2:8-9). Tanda mukjizat ini
tidak hanya menunjukkan bahwa
Tuhan Yesus dapat menjadikan apa
yang tidak ada menjadi ada (Rm.
4:17), bahkan Ia pun dapat
mengubah mati menjadi hidup.
Dengan sangat ajaibnya Tuhan
mengubah air menjadi anggur. Ini
melambangkan bahwa Ia mengubah
kematian kita menjadi hayat. Air
melambangkan maut, sedangkan
arak anggur melambangkan hayat.
Tatkala Tuhan mengubah air kita
menjadi anggur, maka anggur
dalam perjamuan kawin kita itu
takkan habis. Oleh sebab kita telah
dilahirkan kembali, hayat serta
kenikmatan rohani akan
berlangsung selamanya. Kita akan
mempunyai perjamuan kawin yang
kekal yang takkan tamat. Perjamuan
ini bukan dalam hayat asal kita,
melainkan dalam hayat baru yang
kita terima melalui kelahiran
kembali. Bahkan pemimpin pesta
merasakan bahwa arak yang baru
itu lebih daripada yang terdahulu
(2:9-10), demikian kitapun akan
merasakan bahwa hayat yang kita
terima melalui kelahiran kembali
jauh lebih baik daripada hayat
alamiah kita. Hayat kita yang dahulu
dilambangkan oleh anggur yang
jelek, sangat banyak kurangnya.
Tuhan tidak memberi kita yang baik
duluan, tetapi yang baik
belakangan. Hayat yang pertama,
hayat manusia yang tercipta adalah
hayat yang kurang baik, hayat
kedualah yang paling baik, kudus
dan kekal. Hayat ini yang paling
baik, sebab ini adalah hayat Allah
sendiri dalam Kristus. Dengan
demikian sukacita kita akan
bertahan sampai selama-lamanya.
Kita memiliki kenikmatan kekal,
sebab Kristus telah memindahkan
kita dari maut ke dalam hayat. Ia,
sebagai hayat kekal kita, dapat
mempertahankan kesenangan dan
kenikmatan kita selama-lamanya.
Suatu perjamuan kawin baru
dimulai ketika kita diselamatkan
dan yang takkan tamat. Selalu
terdapat sukacita dan perjamuan
kawin di dalam kita, sebab kita
mempunyai anggur kudus, yakni
hayat kudus --- Tuhan sendiri.
Kita semua memiliki pengalaman
semacam ini. Sebelum kita
diselamatkan, kita adalah tempayan
penuh dengan air maut. Pada suatu
hari kita mengatakan, "Tuhan
Yesus", Ia datang dan mengubah air
maut kita menjadi hayat. Tak peduli
kita dalam situasi maut apapun,
bila kita menyerahkan keadaan kita
kepada Tuhan Yesus, Ia akan
mengubah maut itu menjadi hayat.
Contohnya, bahkan suami istri
orang Kristen pun bisa mencapai
suatu titik kelayuan dalam hidup
perkawinan mereka. Seolah-olah
mereka tak dapat meneruskan
hidup perkawinan mereka. Tetapi,
kalau mereka terbuka terhadap
Tuhan Yesus, Ia akan mengubah
maut itu menjadi hayat. Dalam
banyak perkawinan, Tuhan telah
mengubah air maut menjadi anggur
kehidupan.