Lamborghini Huracán LP 610-4 t

Akuilah Dia.

Injil Yudas
Berikut adalah terjemahan bebas
dari artikel tentang Injil Yudas yang
ditulis oleh Patrick Zukeran,
seorang Research Associate dari
Probe Ministries (1990-present),
author, teacher, national and
international speaker on
apologetics, cults, world religions,
Bible, theology, and current issues.
Headline surat kabar di seluruh
dunia melaporkan Injil Yudas yang
hilang telah ditemukan dan
diterjemahkan. Injil ini melahirkan
pandangan baru tentang kehidupan
Kristus dan hubungan-Nya dengan
Yudas yang berbeda dengan apa
yang digambarkan dalam Perjanjian
Baru. Dia adalah seorang pahlawan!
Dan sebagai murid Yesus yang
paling dipercaya, Yesus
memerintahkan Yudas untuk
menyerahkan-Nya kepada prajurit
Romawi, dan bukan pengaruh
setan!. Akankah Injil Yudas
melahirkan kisah baru? Akankah
umat Kristiani menjadi bimbang
tentang sejarah baru ini?
Injil Yudas ditemukan pada tahun
1978 oleh seorang petani di sebuah
gua dekat El Minya Mesir Tengah.
Peneliti memperkirakan penulisan
teks Coptic ini antara 300 M dan
400 M. Mereka percaya teks ini
ditulis dalam bahasa Yunani dan
manuskrip aslinya ditulis di
pertengahan abad kedua.
Walaupun penulisnya tidak
diketahui, namun sepertinya bukan
Yudas atau pengikut Yesus yang
menulisnya. Ini mencerminkan
ajaran Gnostik yang mulai
berkembang pada zaman tersebut.
Irenaeus (Uskup Lyon)yang pertama
kali pada tahun 180 M menulis dan
menganggap ajaran ini adalah sesat
(bidah).
Injil Yudas sama dengan literatur
Gnostik yang ditemukan di
sepanjang Nil termasuk Nag
Hammadi yang mengandung 45
teks Gnostik yaitu Injil Maria, Injil
Petrus dan teks lain.
Apakah ajaran Gnostik ini?
Gnostik berkembang dari abad
kedua hingga abad keempat.
Gnostik berasal dari bahasa Yunani
yaitu gnosis yang berarti
pengetahuan dan merujuk kepada
pengetahuan mistis atau rahasia
dari Allah dan penyatuan diri
dengan Allah. Berikut ringkasan
filosofi Gnostik.
Pertama, Gnostik mengajar
pengetahuan rahasia tentang
dualisme yaitu dunia (baca:daging)
adalah jahat dan alam roh adalah
baik. Kedua, Allah tidak berbeda
dari manusia namun manusia
memiliki sifat ke-allah-an. Allah
adalah semangat dan cahaya dalam
setiap individu. Bila seseorang
mengerti dirinya, dia akan mengerti
semuanya. Ketiga, masalah
fundamental dalam Gnostik
bukanlah dosa tetapi
ketidakmengertian. Cara untuk
menyatukan diri dengan ke-allah-an
ialah mencapai pengetahuan
mistis. Keempat, keselamatan
dicapai dengan memperoleh
pengetahuan atau gnosis dari alam
semesta dan dari diri sendiri.
Kelima, tujuan Gnostik ialah unity
dengan Allah. Ini dicapai dengan
membebaskan diri dari tubuh yang
tidak suci ini supaya jiwa dapat
pergi melewati udara dan
menghindar dari yang jahat dan
menyatukan diri dengan Allah.
Gnostik mengajarkan Yesus tidak
berbeda dari para pengikut-Nya.
Mereka yang telah mencapai
Gnostik akan menjadi seorang
Kristus seperti Yesus. Profesor
agama dari Universitas Princeton,
Dr. Elaine Pagels menulis, ‘Siapa
yang mencapai gnosis bukan lagi
seorang Kristen tetapi Kristus”. Jadi
Yesus bukanlah Anak Allah dan
penyelamat yang mati untuk
menebus dosa dunia tetapi
hanyalah seorang guru yang
memberikan pengetahuan rahasia
kepada para pengikutnya.
Filosofi Gnostik bertentangan
dengan pengajaran Perjanjian Lama
dan Baru. Alkitab menentang ajaran
Gnostik tentang sifat Allah, Kristus,
materi dunia (kedagingan), dosa,
keselamatan dan kehidupan akhir.
Agama Yahudi dan Kristen
menentang ajaran Gnostik dan
menganggapnya ajaran sesat begitu
juga sebaliknya Gnostik yang
menentang ajaran Kristen. Filosofi
Gnostik yang dikisahkan pada
keseluruhan Injil Yudas, seperti
literatur Gnostik yang lain, hanya
terdapat sedikit sekali persamaan
dengan Perjanjian Baru. Injil Yudas
ini bahkan bertentangan sama
sekali dengan Perjanjian Baru.
Isi Injil Yudas
Filosofi Gnostik bertentangan
dengan Kristen yang alkitabiah dan
Injil Yudas menggambarkan Gnostik
dan bukan teologi alkitabiah.
Contohnya, filosofi Gnostik yang
menggambarkan misi Yesus
sebagaimana digambarkan dalam
Injil ini.
Dr. Marvin Meyer, seorang
professor Alkitab dari Chapman
College, merumuskan misi utama
Yesus berdasarkan injil ini.
“Kematian Yesus dalam Injil Yudas
bukanlah suatu tragedi atau pun
penebusan. Kematian adalah jalan
keluar dari wujud fisik yang absurd
dan tidak menakutkan. Jauh dari
kesedihan dan kematian Yesus
membebaskannya dari tubuh dan
kembali ke rumahnya di surga. Dan
dengan mengkhianati Yesus, Yudas
membantu kawannya tersebut
(Yesus) untuk melepaskan diri dari
tubuhnya.”
Misi Yesus dalam Perjanjian Baru
adalah sangat jelas. Dia datang
untuk mati bagi penebusan dosa
dunia dan mengalahkan kubur
dengan kebangkitan tubuh-Nya.
Sangat kontradiksi dengan Injil
Yudas yang mengajarkan Yesus
yang ingin mati untuk
membebaskan diri-Nya dari penjara
tubuh-Nya.
Selain itu, Gnostik mengajarkan
bahwa masalah manusia bukanlah
dosa tetapi ketidakmengertian.
Yesus bukanlah penyelamat tetapi
hanyalah seorang guru yang
memberikan pengetahuan rahasia
kepada orang yang layak
menerimanya. Yudaslah yang
dianggap layak menerima
pengetahuan tersebut. Dr Meyer
menulis, “Bagi Gnostik, masalah
fundamental bagi hidup manusia
bukanlah dosa tetapi
ketidakmengertian dan jalan yang
terbaik untuk mengatasi masalah
ini bukanlah melalui iman tetapi
melalui pengetahuan. Dalam Injil
Yudas, Yesus menyampaikan
kepada Yudas - dan kepada
pembaca injil ini - pengetahuan
yang dapat menghapuskan
ketidaktahuan dan membawa
kesadaran pada diri sendiri dan
Allah”
Gnostik juga mengajarkan bahwa
dunia nyata ini adalah jahat. Allah
tidak menciptakan dunia nyata ini,
tetapi Dia menciptakan ion-ion dan
malaikat yang kemudian akan
menciptakan, mengatur dan
menguasai dunia ini. Karena hal
tersebut tidak suci, maka Allah
tidak secara langsung
menciptakannya. Dalam Injil Yudas,
Yesus bertanya kepada
pengikutnya, “Bagaimanakah kalian
mengenal saya” Mereka tidak dapat
menjawabnya dengan benar.
Sebaliknya Yudas menjawab, “Aku
tahu siapa Engkau dan dari mana
Engkau datang. Engkau datang dari
alam kekal Barbelo”
Barbelo dalam ajaran Gnostik ialah
pencurahan Allah yang pertama,
sering digambarkan sebagai figur
ibu-ayah. Sebab Allah tidak
memasuki dunia yang tidak suci ini,
Barbelo adalah alam perantara dari
mana dunia ini diciptakan tanpa
mencemarkan Allah.
Jelasnya, Barbelo adalah istilah
Gnostik dan asing dalam ajaran
Kristen. Yesus menyatakan dalam
Yohanes 3:13 bahwa Dia datang dari
sorga. Ayat Yunaninya ialah
houranos. Penulis Perjanjian Baru
melihat Yesus duduk di sebelah
kanan Bapa. Yesus berasal dari
sorga dan akan tinggal selamanya
dengan Bapa-Nya.
Alasan Bahwa Injil Yudas Bukan
Bagian Dari Perjanjian Baru
Terdapat banyak bukti untuk tidak
memasukkan Injil Yudas dalam
kitab injil yang diwahyukan.
Pertama, ditulis terlalu terlambat
untuk memiliki hubungan
apostolik. Rasul Kristus diberi
kekuasaan untuk menulis injil. Satu
syarat untuk dapat masuk dalam
kanon Perjanjian Baru adalah bahwa
buku tersebut harus ditulis oleh
seorang rasul atau yang memiliki
hubungan dekat. Karena hubungan
kerasulan ini sangat penting,
haruslah ditulis pada abad pertama.
Injil Yudas ditulis pada pertengahan
abad kedua terlalu terlambat untuk
dihubungkan dengan para rasul.
Kedua, literatur yang diwahyukan
itu haruslah konsisten dengan
wahyu Allah yang terdahulu. Allah
bukanlah allah yang salah namun
yang adalah Allah yang benar, dan
firman-Nya tidak kontradiktif
dengan kebenaran. Filosofi Gnostik
dalam Yudas ini tidak konsisten
dengan ajaran Perjanjian Lama dan
Baru.
Perjanjian Lama mengajarkan Allah
menciptakan alam semesta dan
Adam Hawa (Kejadian 1-3). Kejadian
mengisahkan semua ciptaan Allah
adalah baik. Ini bertentangan
dengan ajaran Gnostik, Allah
menciptakan dunia ini dan
menyatakan semuanya baik.
Ajaran Gnostik mengajarkan Allah
tidak menciptakan dunia ini sebab
materi dunia ini tidak suci, maka
Tuhan menciptakan ion-ion dan
malaikat. Makhluk inilah yang
kemudian menciptakan alam
semesta. Dalam Injil Yudas, Yesus
menceritakan tentang penciptaan
dunia, manusia dan para ion dan
malaikat. Para malaikat ini yang
mengatur ketidakteraturan. Salah
satunya adalah malaikat Saklas yang
menciptakan Adam dan Hawa. Injil
ini menceritakan: “Biarlah 12
malaikat datang untuk mengatur
ketidakteraturan. Dan lihatlah, dari
awan datang malaikat yang
wajahnya bercahaya api dan
penampakannya dipenuhi dengan
darah. Namanya Nebro yang artinya
pemberontak atau sering disebut
dengan Yaldabaoth. Saklas, malaikat
yang lain itu juga datang dari awan.
Nebro menciptakan enam malaikat
- dan begitu juga dengan Saklas -
untuk membantunya, dan
terciptalah kedua belas malaikat
tersebut yang masing-masing
mempunyai bagian dalam sorga.
Ia juga mengatakan, “Saklas
memberitahu malaikat-
malaikatnya, ‘Marilah kita
menciptakan manusia yang
menyerupai kita’. Mereka
menciptakan Adam dan isterinya
Hawa, yang disebut, dalam awan,
Zoe”
Ini sangat bertentangan dengan
Perjanjian Lama di mana Allah-lah
yang menciptakan alam semesta.
Kemudian Allah menciptakan Adam
dari tanah, dan istrinya Hawa dari
Adam.
Injil Yudas juga bertentangan
dengan ajaran Perjanjian Baru. Injil
ini mengajarkan bahwa tubuh itu
jahat dan Yesus ingin
membebaskan diri-Nya dari tubuh
fisik-Nya. Yesus mengarahkan
Yudas, “Tetapi engkau (Yudas) akan
melebihi mereka semua. Karena
engkau akan mengorbankan orang
yang menjadi pakaian-ku”. Yesus
mati dengan bantuan Yudas dan
akan membebaskan roh-Nya untuk
bersatu dengan Allah.
Sebaliknya, Perjanjian Baru
mengajarkan bahwa Yesus tidak
pernah ingin membebaskan diri-
Nya dari tubuh-Nya. Faktanya,
Yesus mengajar bahwa
kebangkitanNya adalah kebangkitan
fisik (Yohanes 2:19-22). Dalam
Lukas 24:39, Yesus menjelaskan
kepada para pengikut-Nya bahwa
Dia mempunyai tubuh fisik-Nya.
“Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku:
Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan
lihatlah, karena hantu tidak ada
daging dan tulangnya, seperti yang
kamu lihat ada pada-Ku." Dalam
Yohanes 20 dan 21, Yesus
menyatakan bahwa tubuh-Nya yang
disalibkan itu yang dibangkit-kan.
Dia mengundang Thomas dalam
pasal 20 untuk menyentuh parut-
Nya. Jika Yesus bangkit sebagai roh,
Dia bersalah kerana menipu para
pengikut-Nya.
Paulus mengajar dalam 1 Korintus
15 tentang kebangkitan tubuh. Dia
menerangkan bahwa Yesus bangkit
dari maut dan lebih dari 500 orang
bersaksi terhadap fakta ini. Dia juga
menerangkan bahwa kebangkitan
tubuh itu ialah tubuh fisik tetapi
berlainan dengan tubuh kita di
dunia ini. Pada saat kebangkitan,
tubuh umat Kristiani akan
memperoleh tubuh kemuliaan. Ini
jelas bertentangan dengan ajaran
Gnostik yang berusaha
membebaskan diri dari tubuh yang
tidak suci. Paulus tidak mengajar
umat Kristiani untuk membebaskan
diri dari tubuh, namun menantikan
kebangkitan tubuh (1 Tesalonika
4:13-18).
Kesimpulan
Meskipun adanya sensasi media,
Injil Yudas sama sekali tidak
mempengaruhi kebenaran sejarah
atas Injil-Injil dan bukan ancaman
bagi ketuhanan Kristus. Injil ini
tidak dapat dianggap sebagai injil
yang diwahyukan seperti buku-buku
dalam Perjanjian Baru. Ia ditulis
pada akhir abad kedua dan apalagi,
tidak ditulis oleh Rasul Kristus atau
orang yang dekat dengan rasul.
Ajarannya bertentangan dengan
Perjanjian Lama dan Baru. Dan
menjelaskan informasi yang sangat
sedikit sehingga dapat dianggap
sebagai sejarah. Injil Yudas
memberikan kita gambaran yang
lebih kepada permulaan Gnostik.
Dan tentu saja injil ini tidak
menjelaskan fakta sejarah baru dari
Yesus yang akan mempengaruhi
Perjanjian Baru.

Back to posts