Insane

Kebenaran Sejati, Sebuah Penelaahan

Bagaimana cara mengenal
kebenaran yang benar dan mutlak
(absolute) ?
Prinsip dasar untuk mempelajari
kebenaran adalah kita harus sama-
sama menjadi murid kebenaran
yang mau belajar. Dengan demikian
ketika kita belajar maupun diskusi
tentang apapun, kita harus dengan
sadar mau berubah menuju kepada
kebenaran.
Bila ada perbedaan pendapat, maka
tidak mungkin dua-duanya benar.
Bisa salah satu pendapat salah,
atau dua-duanya salah. Oleh sebab
itu kita tidak dapat memutlakan diri
kita.
Ada 3 (tiga) dasar mengapa kita
tidak dapat menyatakan apa itu
benar mutlak dari kita sendiri :
1. Manusia bisa salah dan pernah
salah, sehingga kita tidak dapat
mengatakan diri kita adalah
kebenaran mutlak. Manusia bukan
kebenaran karena kebenaran tidak
pernah salah dan tidak mungkin
salah.
2. Manusia bersifat relative ( tidak
sama / berubah-ubah ). Manusia
tidak bisa sama semua, maka
manusia bukan penentu kebenaran.
Tidak ada manusia yang bersifat
mutlak, dan berhak memutlakkan
diri.
3. Manusia terbatas baik ratio,
maupun keberadaannya. Kita
berada di dalam ruang dan waktu,
dan tidak tahu apa yang akan terjadi
secara ”future time”.
Kebenaran sejati dan mutlak bukan
berada pada diri kita, tetapi diluar
diri kita. Bila kita menyerahkan diri
kepada filsafat manusia yang hanya
setara dengan manusia, kita tidak
akan menemukan kebenaran sejati.
Filsafat dan agama dunia
merupakan usaha manusia untuk
mengenal kebenaran mutlak.
Semuanya merupakan hasil
pergumulan manusia yang di
refleksikan kepada sesuatu yang
dijadikan kebenaran mutlak bagi
dirinya sendiri.
Pengetahuan harus tunduk dibawah
kebenaran mutlak. Kebenaran
mutlak harus menundukkan
pengetahuan. Semua kebenaran
yang dibangun pada diri sendiri
akan salah, yang terbukti secara
logis, factual dan sejarah.
Saat ini dunia kita dipengaruhi oleh
paham post–modern. Post-
modernisme adalah filsafat yang
berkembang sesudah Perang Dunia
II, yang muncul sebagai
kekecewaan terhadap asumsi dan
presuposisi ( paradigma/anggapan
dasar) modernisme yang
menganggap bahwa semua struktur
rasionalisme dapat menyelesaikan
seluruh masalah dunia. Semua
agama dunia juga terpengaruh oleh
paham ini.
Epistemologi ( how do I know that I
know ) modernisme berdasar
kepada rasionalisme dan
empirisme.
Rasionalisme berpandangan bahwa
kebenaran bergantung kepada
rasio, diluar rasio tidak ada yang
benar. Sedangkan empirisme
berpandangan bahwa benar atau
salah tergantung uji coba .
Meskipun modernisme
menyebabkan perkembangan
teknologi dengan pesat, namun dua
perang dunia meruntuhkan posisi
ini.
Espistemologi post-modernisme
berdasarkan pada subeyktivisme
dan otoritarianisme.
Subyektivisme berpandangan
bahwa kebenaran tergantung
kepada subyek, yaitu self = saya .
Sedangkan otoritarianisme
menekankan otoritas sebagai
penentu kebenaran.
Bagi mereka dalam subyektivisme
sebenarnya tidak tahu kebenaran
itu seperti apa, tetapi pada saat
yang sama mereka sedang
menyatakan suatu kebenaran
sendiri. Bagi mereka yang benar
adalah tidak benar, yang salah bisa
jadi benar. Kebenaran berada di
dalam diri sendiri. Namun mereka
tidak mau diuji.
Sedangkan otoritarianisme
menggunakan otoritas yang berada
padanya untuk menyatakan
kebenaran menurut dirinya sendiri.
Otoritas ini digunakan karena tidak
mau kebenaran sendiri itu diuji.
Sebaliknya, kebenaran yang sejati
berani dan siap diuji.
Pengungkapan kebenaran akan
menampakan kesalahan dan hal ini
sangat dibenci oleh dunia,
termasuk agama yang berpusat dan
berfaham kepada subyektivisme
dan otoritarianisme .
Catatan: kekristenan tidak menolak
epistemologi dari paham-paham
yang ada, namun tidak di
tempatkan pada posisi yang di
mutlakan.
Epistemolgi rasionalisme dan
empirisme dapat digunakan dalam
bidang fisika. Sedangkan
epsitemologi subyektivisme dan
otoritarianisme dapat digunakan
dalam bidang sosiologi.
Kebenaran dalam bahasa Inggris
mempunyai dua arti, yaitu TRUTH
( bahasa Yunaninya Aletheia ) dan
RIGHTEOUSNESS ( bahasa
Yunaninya dikaiosune ). Kedua kata
ini mempunyai arti yang berbeda.
TRUTH merupakan kebenaran sejati
yang tidak dapat diuji secara
eksternal, karena tidak ada yang di
atasnya yang dapat dipakai untuk
menguji. Kebenaran itu teruji
dengan pengujian yang terjadi
dengan mengeluarkan pembuktian
THE TRUTH sendiri. Pengujian
terjadi secara internal. Kebenaran
sejati di dalam dirinya sendiri harus
memiliki syarat-syarat untuk
membuktikan dirinya kebenaran.
1. Kebenaran sejati tidak boleh
terkunci oleh ruang dan waktu.
2. Kebenaran sejati kekal dan tidak
berubah. ( Ingat bukan dari tiada
menjadi ada, atau dari ada menjadi
tiada, tapi kebenaran itu ada dalam
kekekalannya, yang awal dan yang
akhir = alpha dan omega ).
3. Kebenaran sejati berada di atas
budaya. Bukan berarti kebenaran
melawan budaya. ( Tidak tergantung
situasi dan kondisi ).
4. Kebenaran sejati bersifat
integrative. Tidak ada perkecualian
di dalam kebenaran sejati. ( Tidak
ada dosa besar = mortal sins, dan
dosa kecil/remeh, berlaku universal
seluruh alam ciptaan ).
5. Kebenaran sejati tidak bisa
bernilai rendah ( Filipi 4:8 menulis
6 unsur kebenaran sejati : benar =
righteousness, suci, mulia, adil,
manis, sedap didengar. ( Tidak
berlaku amoral ).
6. Kebenaran itu harus dikerjakan,
dibuktikan secara hidup. Kebenaran
sejati bukanlah kebenaran yang
diteorikan, tapi kebenaran yang
hidup, yang dijalan kan oleh
kebenaran itu sendiri.
Bila dirangkum dan dipadatkan
menjadi UKIM = Universal, Kekal,
Integral, Moral. (Lihat artikel Katolik
& Protestan : 1. Axioma kebenaran
ultimat ).
Manusia tidak dapat masuk kepada
unsur-unsur tersebut. Manuia tidak
sah menjadi kebenaran. Manusia
harus tunduk kepada kebenaran.
Kebenaran harus ada diatas
manusia. Dengan demikian
manusia yang menyatakan dirinya
adalah kebenaran merupakan
pelecehan posisi manusia.
Manusia hidup adalah manusia
yang berpribadi. Kebenaran itu
hidup, yaitu berpribadi. Kebenaran
mutlak adalah pribadi yang hidup.
Perbuatan pribadi seperti
mengampuni dosa, menyatakan
kasih karunia, mengungkapkan,
berkata, berkehendak, melindungi,
mencukupkan, berjanji dan
meneguhkan perjanjian,
membuktikan bahwa Kebenaran
adalah satu pribadi. Satu-satunya
pribadi yang memenuhi kriteria THE
TRUTH adalah ALLAH.
Pribadi berada diatas manusia yang
harus memenuhi kriteria THE
TRUTH. Kebenaran dicari dunia dan
dibenci dunia, karena kebenaran
menuntut kepada kebenaran. Dosa
membenci kebenaran sehingga
manusia yang hidup di dalam dosa
membenci kebenaran itu. Oleh
karena kebenaran akan
menelanjangi dosanya.
Bagaimana kita dapat mendapat
kebenaran ?
Satu-satunya adalah melalui wahyu
Allah. Allah – Firman – manusia.
Agama wahyu adalah : Yahudi,
Kristen dan Islam.
Yahudi menerima wahyu tentang
Mesias = Juruslamet, tetapi mereka
menolaknya, bahkan
menyalibkannya.
Islam menerima wahyu Allah qq.
Injil, tetapi mereka lebih
mempercayai wahyu awloh dari gua
Hira.
The true word menjadi pribadi
( Firman ). Firman yang
berinkarnasi.
Firman yang tertulis – harus
berbalik kepada Firman ( Kristus )
yang berpribadi hidup, bila tidak
ada WORD akan mati.
Segala sesuatu harus dibuktikan
validitasnya. Harus ada parameter
yang kedudukannya lebih tinggi.
Kebenaran ( TRUTH) harus diuji.
Rightenous manusia harus
mengarah kepada TRUTH.
Kebenaran yang paling tinggipun
harus diuji.
Yang diuji = Kebenaran ( TRUTH )
Yang menguji = Kebenaran
( TRUTH )
Proses = Kebenaran ( TRUTH ).
Kebenaran sejati = menguji diri,
menetapkan diri, membuktikan
diri.
YOHANES 14 : 6 = AKULAH JALAN
DAN KEBENARAN DAN HIDUP.
Kristus adalah kriteria dan standar
dari etika segala zaman dan
kebenaran itu sendiri. Tidak ada
orang yang seperti Yesus Kristus,
yang pernah mengatakan kalimat :
DATANG DAN IKUTLAH AKU.
Socrates tidak pernah
mengucapkan kalimat itu. Kong Hu
Cu dan Budha , Muhammad dan
pendiri agama-agama serta
kepercayaan dunia juga tidak
mengatakan kalimat tersebut,
mereka hanya berani mengatakan,
mari kita mencari kebenaran.
Tetapi berbeda dengan Yesus
Kristus, Dia berkata bahwa "AKU
ADALAH KEBENARAN", " DATANG
DAN IKUTLAH AKU".
Dia menjadi teladan yang terutama,
yang tersempurna, yang tertinggi.
The supreme example of human
life and human good works is in the
live of Jesus Christ.
Yesus Kristus mengatakan, datang
dan ikutlah Aku. Maka pada waktu
kita merenungkan Kristus, kita
mengikut Yesus Kristus, kita
menemukan satu kekuatan untuk
merubah diri kita, karena Ia adalah
kebenaran sejati.
Tuhan memberkati.

Back to posts